Stock Pick : IHSG Melemah Tunggu Risalah The Fed, Rekomendasi Saham Hari Ini MYOR, AMRT, BRIS dan MAPA
Risalah Bank Sentral Negara Paman Sam yang dirilis pada Kamis dinihari WIB tersebut dinilai memberikan kabar gembira
Risalah Bank Sentral Negara Paman Sam yang dirilis pada Kamis dinihari WIB tersebut dinilai memberikan kabar gembira
Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (3/1/2024) dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Kamis (4/1/2024):
IHSG : last price 7.279,09
Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari kinerja IHSG melemah 0,61% atau berkurang 44,5 poin menjadi 7.279,09 pada Rabu (3/1), dengan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,62% jadi 973,37. Pelemahan itu setelah sebelumnya IHSG berhasil mencetak rekor tertinggi di 7.323,58 mengawali 2024, merupakan level tertinggi sepanjang 2023 hingga awal 2024.
IHSG melemah akibat pelaku pasar menanti rilis rilasah rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu waktu AS atau Kamis dinihari WIB. Selain itu, pasar juga mencermati kenaikan imbal hasil Obligasi Pemerintah AS (US Treasury) 10 tahun di atas 4%, level tertinggi sejak pertengahan Desember 2023. Pelaku pasar cemas The Fed mungkin enggan untuk segera menurunkan suku bunga acuannya.
Promo Terbaru di Bareksa
Secara sektoral, tercatat 3 sektor saham meningkat dipimpin teknologi naik 0,35%, barang konsumen primer dan infrastruktur masing- masing naik 0,19% dan 0,09%. Namun 9 sektor saham melemah, dipimpin kesehatan minus 1,01%, barang konsumen non primer dan energi masing-masing turun 0,72% dan 0,36%. Saham-saham yang naik tertinggi yaitu NZIA, KJEN, KOBX, PSDN, dan WAPO. Sedangkan saham-saham yang turun terdalam yakni VTNY, MPXL, CASA, DOOH dan BULL.
Frekuensi perdagangan saham tercatat 1.255.792 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 17,82 miliar lembar saham senilai Rp6,81 triliun. Sebanyak 262 saham naik, 259 saham turun dan 249 stagnan. Bursa saham regional Asia kemarin bervariasi, indeks Hang Seng melemah 0,85% ke 16.646,41, indeks Shanghai naik 0,17% ke 2.967,25, dan indeks Strait Times melemah 0,94% jadi 3.199,44.
Meski begitu, risalah Bank Sentral Negara Paman Sam yang dirilis tersebut dinilai memberikan kabar gembira. Sebab risalah rapat yang dipimpin Jerome Powell itu menyebut para pejabat The Fed mulai nyaman dengan laju inflasi AS saat ini. Risalah itu juga menunjukkan adanya diskusi awal soal pemangkasan suku bunga acuan, karena laju inflasi sudah mengarah ke sasaran. Namun, belum ada penjelasan kapan pemangkasan mulai dilakukan.
Para pejabat The Fed memandang kebijakan suku bunga mungkin mendekati puncak siklus pengetatan seiring melambatnya inflasi, meskipun mencatat kebijakan akan tetap diambil sesuai kondisi perekonomian. Pejabat The Fed sepakat dibutuhkan data lain untuk kebijakan lebih lanjut dan mulai khawatir dampak suku bunga tinggi dan berlangsung lama terhadap ekonomi AS.
Untuk diketahui, sejak Maret 2022 hingga September 2023, suku bunga acuan Negara Paman Sam naik 5,25% dari sebelumnya 0-0,25% jadi 5,25-5,5%. Pada rapat Desember 2023, suku bunga dipertahankan di level 5,25-5,5%. Para pejabat The Fed memberi sinyal setidaknya 3 kali pemangkasan suku bunga di 2024, dengan asumsi setiap pemangkasan seperempat poin persentase atau 0,25% atau total 0,75%. Pelaku pasar berekspektasi suku bunga mulai dipangkas pada Maret 2024.
Di tengah melandainya IHSG akibat sentimen risalah The Fed tersebut, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | MYOR | AMRT | BRIS | MAPA |
Last price | Rp2.420 | Rp2.820 | Rp1.800 | Rp830 |
Recommendation | Buy on Weakness | Trading buy | Trading buy | Speculative Buy |
Entry | Rp2.420 | Rp2.820 | Rp1.780 | Rp820 |
Rp2.350 | Rp2.770 | Rp1.740 | Rp795 | |
Target price (TP) 1 | Rp2.490 | Rp2.890 | Rp1.830 | Rp850 |
Target price (TP) 2 | Rp2.530 | Rp2.920 | Rp1.850 | Rp870 |
Stop loss | Rp2.330 | Rp2.750 | Rp1.700 | Rp785 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 3/1/2024
MYOR : last price Rp2.420
Harga saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) melemh 2,02% atau berkurang 50 poin menjadi Rp2.420 pada Rabu (3/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan beli saat melemah (BOW) sahaam MYOR di rentang harga Rp2.350 hingga Rp2.420, dengan target harga ambil untung di Rp2.490 dn Rp2.530, serta stop rugi di Rp2.330.
AMRT : last price Rp2.820
Harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 2,42% atau berkurang 70 poin menjadi Rp2.820 pada Rabu (3/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham AMRT di kisaran Rp2.770 hingga Rp2.820, dengan target harga ambil untung di Rp2.890 dan Rp2.920, serta stop rugi di Rp2.750.
BRIS : last price Rp1.800
Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melesat 3,45% atau bertambah 60 poin menjadi Rp1.800 pada Rabu (3/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BRIS di rentang harga Rp1.740 hingga Rp1.780, dengan target harga ambil untung di Rp1.830 dan Rp1.850, serta stop rugi di Rp1.700.
MAPA : last price Rp830
Harga saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) naik 3,11% atau bertambah 25 poin menjadi Rp830 pada Rabu (3/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan spekulasi beli saham MAPA di kisaran harga Rp795 hingga Rp820, dengan target harga ambil untung di Rp850 dan Rp870, serta stop rugi di Rp785.
Investasi Saham di SiniRingkasan Berita Pasar
Subsidi Energi
Pemerintah menganggarkan subsidi energi Rp189,1 triliun tahun 2024 ini. Angka itu turun dari 2023 yang mencapai Rp209,9 triliun, walaupun realisasi selama 2023 hanya 72,25% dari pagu anggaran akibat melemahnya harga minyak global. Pemerintah menerapkan acuan dasar harga minyak global di US$82 per barel.
AMRT
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menargetkan untuk menambah 800 gerai baru selama 2024. Selain itu perusahaan juga akan mengoptimalkan penjualan melalui omnichanel dengan aplikasi Alfagift. Untuk tahun ini perusahaan akan berfokus meningkatkan alokasi belanja modal untuk ekspansi.
SMDR
PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) berencana menambah enam kapal peti kemas baru tahun ini untuk mengikuti permintaan pasar. Perusahaan melihat tahun ini harga pengiriman barang (freight rate) akan mengalami tekanan seiring kembali meningkatnya jumlah armada global. Selain itu pada awal tahun ini SMDR akan mendatangkan dua set kapal tug dan barge untuk Madura dan Semarang, serta dua kapal gas tanker yang akan diserahterimakan awal tahun ini.
BREN
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menambah aset baru melalui anak usahan Barito Wind Energi berupa pembangkit listrik tenaga bayu di Sidrap, Sulawesi Selatan. Ketiga pembangkit ini memiliki potensi daya mencapai 320 MW. Barito Wind Energi akan mengakuisisi saham PT UPC Sukabumi Bayu Energi dan PT Lombok Timur Bayu Energi dengan nilai akuisisi masing-masing US$1,55 juta dan US$3,12 juta.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.