Para Pejabat The Fed Semakin Tak Kompak Soal Arah Kebijakan Suku Bunga

Abdul Malik • 23 Aug 2023

an image
Ilustrasi logo Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang diakses melalui telepon seluler. (Shutterstock)

Ketidaksepakatan tersebut terutama terkait dengan perbedaan pandangan mengenai jalur inflasi di masa depan

Bareksa.com - Para pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) disebut tidak lagi kompak seperti dulu mengenai ke mana arah kebijakan suku bunga acuan ke depan. Analisis terhadap proyeksi ekonomi yang disampaikan para pembuat kebijakan setiap triwulan mengenai jalur suku bunga di masa depan, yang dikenal dot plot, menunjukkan ketidaksepakatan terjadi pada 2010-an.

"Kondisi itu hampir tidak ada di awal pandemi," menurut sebuah komentar ekonomi yang diterbitkan oleh The Fed San Francisco, dikutip dari The Business Times, Rabu (23/8/2023).

"Namun, angka tersebut telah meningkat sejak saat itu dan naik di atas level rata-rata dalam dua kuartal pertama 2023," tulis peneliti The Fed San Francisco Andrew Foerster dan Zinnia Martinez.

Beli Reksadana di Sini

Pergeseran ini dapat menyebabkan perdebatan yang lebih intens dan berpotensi meningkatkan perbedaan pendapat, ketika para pembuat kebijakan menentukan kapan akan mengakhiri kenaikan suku bunga, dan pada akhirnya kapan harus mulai memangkas biaya pinjaman.

Para pejabat sebagian besar memiliki pandangan yang sama selama satu setengah tahun terakhir, ketika mereka menaikkan suku bunga acuan dari mendekati nol ke kisaran target 5,25-5,5 persen, yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun.

Ketua The Fed Jerome Powell hanya melihat 13 perbedaan pendapat sejak masa jabatannya dimulai pada Februari 2018, termasuk dua perbedaan pendapat sejak para pejabat mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022.

Namun para pengambil kebijakan di bank sentral Nagara Paman Sam kini semakin tidak sepakat mengenai arah kebijakan suku bunga selanjutnya, menurut para peneliti, yang juga melihat ekspektasi para pejabat terhadap produk domestik bruto, tingkat pengangguran, dan inflasi.

Ketidaksepakatan tersebut terutama terkait dengan perbedaan pandangan mengenai jalur inflasi di masa depan. Perbedaan pandangan para pejabat terhadap pertumbuhan atau tingkat pengangguran secara statistik tidak berhubungan dengan ketidaksepakatan kebijakan.

Beli Reksadana di Sini

(IQPlus/23432759/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.