Bareksa.com - Memasuki bulan September, Bareksa kembali melakukan pembaruan (update) penilaian barometer kinerja reksa dana hingga akhir Agustus 2024. Terlihat ada perubahan penghuni Top 5 Barometer pada aplikasi pada masing-masing kelas aset termasuk reksa dana pendapatan tetap.

Sumber: Super App Bareksa

Dibandingkan bulan Agustus, untuk September terdapat 3 pendatang baru yang masuk ke Top 5 Barometer reksa dana pendapatan tetap, yakni STAR Stable Amanah Sukuk, Mandiri Investa Dana Obligasi Seri 2 Kelas A dan Syailendra Pendapatan Total Return Kelas A.

Ketiga produk tersebut unggul dalam kinerja jangka pendek dan memiliki karakter tersendiri seperti berikut:

​STAR Stable Amanah Sukuk, memiliki lebih dari 90% portofolio dialokasikan pada obligasi korporasi syariah dengan rata-rata peringkat utang A+. Lalu sejak awal tahun (YtD), produk ini mencetak imbal hasil 5,25%, tertinggi untuk kategori sukuk korporasi di Bareksa. Meski usianya belum genap setahun, produk ini diproyeksikan masih akan melanjutkan kinerja yang cukup stabil dalam jangka menengah.

Beli STAR Stable Amanah Sukuk

Selanjutnya, Mandiri Investa Dana Obligasi Seri 2 Kelas A memiliki mayoritas dana kelolaan sekitar 90% dialokasikan pada obligasi pemerintah (SBN) yang kinerjanya paling terdorong dari potensi pemangkasan suku bunga global mulai tahun ini. Sehingga produk ini masuk dalam Top 5 kinerja tertinggi untuk jenis pendapatan tetap dalam sebulan terakhir dengan return 1,69% MoM.

Beli Mandiri Investa Dana Obligasi Seri 2 Kelas A

Kemudian, Syailendra Pendapatan Total Return Kelas A merupakan produk yang membagikan dividen setiap 3 bulan sekali, sekitar 1%. Porsi obligasi korporasi sebagai penyeimbang kinerja portofolio sekitar 63% dan obligasi pemerintah sebagai booster jangka pendek dialokasikan sebesar 23%. Sehingga, produk ini memiliki kinerja yang cukup baik selama bulan Agustus yang mencapai 1,5%.

Beli Syailendra Pendapatan Total Return

Berikut pergerakan kinerja 3 produk tersebut sejak awal tahun (YtD).

Sesuai karakternya, kinerja Mandiri (MIDO 2) lebih unggul dalam 3 bulan terakhir karena penguatan pasar SBN yang lebih sensitif terhadap potensi pemangkasan suku bunga. Lalu secara YtD, STAR Stable Amanah Sukuk konsisten mencetak kinerja terbaik sejak awal tahun hingga 6 Sept 2024. Terakhir, karena SPTR konsisten membagikan dividen dalam 3 bulan sekali, maka kinerjanya terlihat lebih rendah namun produk ini cocok untuk investor yang mengharapkan cashflow yang stabil.

Selain itu, produk yang masih berada dalam daftar Top 5 Bareksa Barometer sejak Agustus 2024 adalah Trimegah Dana Tetap Syariah dan Allianz Fixed Income Fund 2. Tim Analis Bareksa menilai, kinerja keduanya masih konsisten dengan pergerakan benchmark yang digunakan dalam perhitungan barometer, yakni Indeks Pendapatan Tetap Bareksa dan Indeks Pendapatan Tetap Syariah Bareksa

Beli Trimegah Dana Tetap Syariah

Menempati posisi pertama dengan nilai 4,5 dari skala 5, Trimegah Dana Tetap Syariah (TDTS) mencatat return 6,19% dalam setahun terakhir. Reksa dana Trimegah ini memiliki alokasi terbesar di sukuk korporasi, yang nilainya cenderung minim fluktuasi.

Sementara itu, Allianz Fixed Income Fund 2 mencatat return 4,68% setahun tetapi dalam 1 bulan terakhir saja sudah naik 1,51%. Sebab, isi portofolionya mayoritas adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang mendapat sentimen positif dari potensi penurunan suku bunga acuan.

Beli Allianz Fixed Income Fund 2

Melihat karakter masing-masing produk tersebut, investor jadi memiliki lebih banyak pilihan untuk berinvestasi di Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan tentunya memiliki potensi kinerja yang unggul dalam jangka pendek hingga menengah.

Investasi Reksadana, Klik di Sini

(Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.