Bareksa.com - Bursa Saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu (2/6/2023), setelah rilis laporan pasar tenaga kerja pada Mei 2023 menunjukkan pertumbuhan. Ini mengindikasikan potensi jeda kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Negara Paman Sam Federal Reserve (The Fed) pada Juni 2023.
Angka nonfarm payrolls AS tumbuh 339.000 pada Mei 2023, lebih tinggi dari ekspektasi 190.000, tetapi tingkat pengangguran naik jadi 3,7% pada Mei, dari level terendah dalam 53 tahun yang sebesar 3,4% pada April. Sementara itu, kesepakatan untuk menaikkan batas utang negara AS menjadi US$31,4 triliun dan menangguhkan batas utang hingga 2025 memperbaiki sentimen pasar global.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 2,12% ke level 33.762,76, S&P 500 naik 1,45% jadi 4.282,37 dan Nasdaq Composite naik 1,07% ke level 13.240,77.
Sedangkan Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan pada Rabu (31/5/2023) ditutup melemah 0,05% jadi 6.633. Pada perdagangan Senin (5/6/2023), IHSG diprediksi mengawali bulan Juni dengan penguatan seiring hijaunya pasar saham global.
Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 10 bulan berturut-turut sejak tahun lalu. Terakhir, bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Mei 2023 jadi 5%-5,25%.
Meski sebagian pihak memprediksi positifnya data tenaga kerja akan jadi peluang bagi The Fed untuk mengerem kenaikan suku bunga acuannya, namun sebagian lainnya memprediksi kenaikan masih akan berlanjut. Langkah itu guna mengendalikan inflasi Negara Paman Sam yang membandel, hingga bisa menyentuh 2%. Bahkan analis memprediksikan The Fed berpeluang baru menurunkan suku bunga acuan pada 2024.
Meskipun prediksi para ahli terbelah soal kemungkinan The Fed melanjutkan atau mengerem kenaikan suku bunga acuannya, namun Kamu harus tetap melanjutkan investasi agar target keuangan di masa depan segera tercapai. Sebab baik suku bunga The Fed naik atau tetap, dua-duanya tetap akan jadi sentimen utama penggerak pasar jadi berfluktuasi.
Karena itu, untuk membantu memberikan panduan agar kinerja investasimu maksimal, berikut daftar produk reksadana unggulan Barometer Bareksa jelang akhir Mei dan awal Juni 2023 :
Reksadana Saham | Jenis | Dana Kelolaan (Rp miliar) | Barometer Point |
BNP Paribas Ekuitas | Konvensional | 1.106,7 | 4 |
BNP Paribas Pesona Syariah | Syariah | 659,2 | 4 |
TRIM Kapital | Konvensional | 253,3 | 4 |
BNP Paribas Pesona | Konvensional | 738,9 | 4 |
TRIM Kapital Plus | Konvensional | 170,3 | 4 |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Reksadana Pendapatan Tetap | Jenis | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point |
Allianz Fixed Income Fund 2 | Konvensional | 54,8 | 4 |
Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II | Konvensional | 536,2 | 4 |
BAHANA MES SYARIAH FUND Kelas G | Syariah | 566,9 | 4 |
Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A | Konvensional | 5.856,8 | 3,5 |
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | Konvensional | 695,1 | 3,5 |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Beli Allianz Fixed Income di Sini
Beli Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II di Sini
Beli Eastspring IDR Fixed Income Fund di Sini
Beli BNP Paribas Prima II kelas RK1 di Sini
Reksadana Campuran | Jenis | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point |
Schroder Dana Terpadu II | Konvensional | 576,6 | 4,5 |
Schroder Syariah Balanced Fund | Syariah | 102,9 | 4,5 |
Schroder Dynamic Balanced Fund | Konvensional | 70,8 | 4 |
Schroder Dana Kombinasi | Konvensional | 752,7 | 3,5 |
Sucorinvest Anak Pintar | Konvensional | 232,4 | 3 |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Beli Schroder Dana Terpadu II di Sini
Beli Schroder Syariah Balanced Fund di Sini
Beli Schroder Dynamic Balanced di Sini
Beli Schroder Dana Kombinasi di Sini
Reksadana Pasar Uang | Jenis | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point |
Capital Money Market Fund | Konvensional | 274,7 | 5.00077 |
Mega Dana Kas | Konvensional | 378,7 | 4.50076 |
STAR Money Market | Konvensional | 129,6 | 4.50075 |
Capital Sharia Money Market | Syariah | 42,7 | 4.00074 |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Konvensional | 575,3 | 4.00070 |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli STAR Money Market di Sini
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Reksadana Indeks | Jenis | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point |
BNP Paribas Sri Kehati | Konvensional | 1.055,9 | 5.00384 |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | Konvensional | 138,1 | 5.00383 |
Syailendra MSCI Value Index Fund Kelas A | Konvensional | 605,4 | 4.50382 |
Avrist Indeks LQ45 | Konvensional | 707,5 | 4.50377 |
Danareksa Indeks Syariah | Syariah | 41,3 | 3.50353 |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Beli Allianz SRI KEHATI di Sini
Beli Reksadana Indeks Syailendra MSCI di Sini
Apa inovasi terbaru yang diterapkan Barometer Bareksa dalam menilai produk reksadana? Berbeda dengan metode sebelumnya, kini Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Barometer Bareksa dari sisi momentum pergerakan pasar.
Model baru ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal. Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan secara optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Barometer Bareksa guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Barometer Bareksa.
(Romainah/Christian Halim/AM)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.