Bareksa Insight : Harga Minyak Rusia Dibatasi, Potensi Cuan Reksadana Ini
Batas harga itu bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia yang digunakan untuk invasi Ukraina
Batas harga itu bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia yang digunakan untuk invasi Ukraina
Bareksa.com - Harga minyak dunia meningkat, setelah akhir pekan lalu negara yang tergabung ke dalam G7 menyatakan akan membatasi harga jual minyak yang berasal dari Rusia di level US$60 per barel. Batas harga itu bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia yang digunakan untuk invasi Ukraina. Pembatasan ini akan berlaku mulai Senin, 5 Desember 2022.
Anggota negara G7 yakni Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat (AS). Menurut Tim Analis Bareksa, pembatasan harga minyak Rusia diproyeksikan bisa menstabilkan harga energi global. Hal ini akan jadi sentimen positif untuk sektor energi serta reksadana berbasis saham komoditas.
Pada Senin (5/12/2022) pukul 06.34 WIB harga minyak Brent naik 0,4% jadi US$85,95 per barel. Senada, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,4% jadi US$80,28 per barel.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight: Inflasi Indonesia Turun Jadi 5,42%, Ini Dampaknya ke Reksadana
Di sisi lain, akhir pekan lalu, terdapat rilis data jumlah tenaga kerja nonpertanian AS yang masih tinggi pada November 2022 dan rata-rata upah naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya. Hal ini sedikit mendorong kenaikan pada yield (imbal hasil) acuan obligasi AS.
Selain itu, menjelang rapat Bank Sentral AS, Federal Reserve pada Desember 2022, terkait keputusan kenaikan suku bunga acuan, maka pergerakan pasar obligasi dalam negeri juga akan cenderung mendatar.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (2/12/2022) turun tipis 0,02% ke level 7.019,64. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 02/12/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7%.
Lihat juga : Bareksa Insight: Berita Global Bayangi Indeks Saham, Ini Strategi Cuan Reksadana
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan pembatasan harga minyak Rusia dan jelang rapat The Fed Desember, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor mencermati 2 hal ini, agar kinerja investasinya maksimal :
1. Investor obligasi masih akan menunggu keputusan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan AS pada Desember ini. Sehingga Smart Investor dapat tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga adanya pelemahan pada Obligasi Negara (Surat Berharga Negara/SBN).
2. Tim Analis Bareksa memprediksi kinerja reksadana saham dan reksadana indeks masih akan mengalami pergerakan terbatas hari ini (5/12/2022), seiring masih tingginya aksi jual investor di saham GOTO yang diperkirakan belum akan berakhir dalam waktu dekat. Sehingga, Smart Investor disarankan dapat tetap selektif berinvestasi di reksadana berbasis saham sektor energi, keuangan, konsumer maupun ritel.
Simak juga : Bareksa Insight : Jelang Akhir Tahun, Ini Jurus Cuan Investasi Buat Investor Institusi
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, agresif dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 2 Desember 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
TRIM Dana Tetap 2 : 16,72%
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 19,66%
Reksadana Pasar Uang
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 16,42%
TRIM Kas 2 : 12,92%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 2 Desember 2022)
Reksadana Indeks
Danareksa Indeks Syariah : 9,04%
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 7,61%
Reksadana Saham
Mandiri Investa Atraktif Syariah: 9,42%
Avrist Ada Saham Blue Safir : 12,75%
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS di Kuartal III Membaik, Ini Dampak ke IHSG, SBN dan Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.