Bareksa.com​ - Kinerja industri reksadana terbuka (open end) pada Maret 2023 kembali mencatatkan penurunan, akibat mayoritas manajer investasi juga dana kelolaannya tertekan. Namun 8 dari 20 manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Tanah Air, masih berhasil mencatatkan kenaikan dana kelolaan.

Menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2023, dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2023 tercatat Rp504,15 triliun, turun 1% baik secara bulanan (MOM) maupun sepanjang tahun berjalan (YTD) atau dalam waktu 3 bulan pertama di 2023. Bahkan secara tahunan, antara Maret 2023 dibandingkan Maret 2022, penurunannya mencapai 11%.

Penurunan dana kelolaan seiring dengan unit penyertaan yang juga turun 1% secara bulanan dan 9% secara tahunan jadi 379,08 miliar unit pada Maret 2023.

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2023

Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini​

Manajer Investasi Juara Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksadana Maret 2023

Meskipun secara industri, dana kelolaan reksadana pada Maret 2023 mencatatkan penurunan, namun kira-kira manajer investasi mana yang tetap mampu membukukan pertumbuhan tinggi? Berikut ulasannya :

1. PNM Investment Management​

PNM Investment Management atau PNM IM tercatat jadi manajer investasi yang dana kelolaan reksadananya tumbuh tertinggi baik secara bulanan, sepanjang tahun berjalan maupun secara tahunan masing-masing 17%, 31% dan 51% jadi Rp5,47 triliun pada Maret 2023. PNM berada di posisi 20 besar manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Tanah Air dengan pangsa pasar 1%.

2. Insight Investments Management

Selanjutnya ada Insight IM yang berhasil membukukan kenaikan dana kelolaan 6% secara bulanan, melonjak 29% sepanjang tahun berjalan, serta bertambah 4% secara tahunan jadi Rp12,73 triliun. Insight berada di posisi 15 besar dengan pangsa pasar 3%.

3. Syailendra Capital

Syailendra Capital juga berhasil membukukan kenaikan dana kelolaan sepanjang tahun berjalan dan tahunan masing-masing 15% dan 31% menjadi Rp32,33 triliun pada Maret 2023. Syailendra berhasil menempati 3 besa manajer investasi terbesar Tanah Air dengan pangsa pasar 6%.

4. Bahana TCW Investment Management

Bahana TCW IM juga tercatat sukses mencatatkan kenaikan dana kelolaan reksadana di tengah tekanan industri pada Maret 2023. Bahana membukukan kenaikan dana kelolaan reksadana 4% secara bulanan, 15% sepanjang 3 bulan pertama di 2023 dan 3% secara tahunan pada Maret 2023 jadi Rp41,58 triliun. Bahana masih bertahan jadi juara tiga MI terbesar Tanah Air dengan pangsa pasar 8%.

5. Sinarmas Asset Management

Kemudian Sinarmas AM juga tercatat masih berhasil mencatatkan dana kelolaan reksadananya secara tahunan mencapai 20% jadi Rp23,82 triliun pada Maret 2023. Meski begitu secara bulanan dan sepanjang tahun berjalanan, dana kelolaan Sinarmas minus pada Maret 2023. Manajer investasi ini berada di posisi 12 besar dengan pangsa pasar 5%.

​Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini​

Top 20 Manajer Investasi Dana Kelolaan Reksadana Terbesar Maret 2023

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2023

Perlu dicatat, laporan industri reksadana ini tidak memasukkan reksadana penyertaan terbatas, private equity fund, Kontrak Penyertaan Dana (KPD) atau Discretionary Fund, DIRE, dan KIK EBA.

Artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2023. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

​Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini​

(Reynaldi Gumay/Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.