Dana Kelolaan Industri Reksadana 2022 Turun Jadi Rp508,2 Triliun, Namun Jenis Ini Tetap Melesat
Dana kelolaan reksadana indeks atau index fund berhasil melesat pada 2022 di tengah dana kelolaan industri reksadana yang anjlok
Dana kelolaan reksadana indeks atau index fund berhasil melesat pada 2022 di tengah dana kelolaan industri reksadana yang anjlok
Bareksa.com - Dana kelolaan indutri reksadana pada 2022 anjlok 12,38% atau bekurang hingga Rp71,8 triliun jadi Rp508,2 triliun dibandingkan 2021 yang senilai Rp580 triliun. Penurunan ini merupakan yang pertama kali dalam 9 tahun terakhir. Besaran dana kelolaan reksadana di 2022 juga merupakan yang terendah dalam 4 tahun terakhir, atau sejak 2018.
Menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report December 2022, tekanan dana kelolaan ini terjadi di hampir semua jenis reksadana. Dari 7 jenis reksadana terbuka (open end), 6 jenis di antaranya mencatatkan penurunan dana kelolaan. Hanya 1 jenis reksadana yang berhasil membukukan lonjakan dana kelolaan pada 2022.
Sumber : laporan Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report December 2022
Promo Terbaru di Bareksa
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Enam jenis reksadana yang mencatatkan penurunan dana kelolaan yakni reksadana pasar uang yang dana kelolaannya ambrol 19,28% pada 2022 jadi Rp89,9 triliun. Kemudian assets under management (AUM) reksadana saham juga anjlok 18,36% jadi Rp125,8 triliun, dana kelolaan reksadana campuran turun 15% jadi Rp22,4 triliun.
Selanjutnya dana kelolaan reksadana pendapatan tetap berkurang 9,34% jadi Rp144,9 triliun, exchange traded fund (ETF) minus 6,86% jadi Rp13,8 triliun, serta reksadana terproteksi negatif 5,88% jadi Rp98,5 triliun.
Tercatat hanya reksadana indeks atau index funds yang berhasil membukukan kenaikan dana kelolaan pada 2022, yakni melonjak 44,29% jadi Rp13,1 triliun. Namun karena kontribusi dana kelolaan index funds hanya 3% dari total industri, makanya kenaikan yang dicatatkan reksadana ini tidak berdampak signifikan ke industri.
Adapun kontributor utama dana kelolaan industri reksadana di 2022 yakni reksadana pendapatan tetap (28%), reksadana saham (25%) dan reksadana terproteksi (19%).
Sumber : laporan Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report December 2022
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik disini
Penurunan dana kelolaan industri reksadana, seiring jumlah unit penyertaan yang juga anjlok 10,11% jadi 379,5 miliar unit di 2022 dari 422,2 miliar unit. Artinya sepanjang tahun lalu ada penurunan 13,7 miliar unit penyertaan reksadana.
Padahal dari sisi jumlah produk membukukan kenaikan 0,78% jadi 2.327 produk, atau penambahan 18 produk reksadana baru sepanjang tahun lalu. Hal itu menandakan pelaku industri masih optimistis dengan prospek kinerja reksadana nasional, sehingga mereka terus meluncurkan produk-produk baru.
Sumber : laporan Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report December 2022
Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Faktor Penyebab Turunnya Dana Kelolaan
CEO Trimegah Asset Management, Antony Dirga mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan dana kelolaan industri reksadana pada tahun lalu menurun. Di antaranya, kondisi pasar yang tidak menentu akibat perang Ukraina - Russia, lonjakan inflasi yang kemudian disusul kebijakan moneter agresif bank sentral negara-negara di dunia, utamanya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) guna meredam inflasi.
Hal ini mengakibatkan pasar modal cenderung bergerak sideways (mendatar), yang juga berimbas ke reksadana. Menurut Antony, hal itu masih ditambah imbas kasus-kasus besar seperti Jiwasraya dan Asabri di tahun sebelumnya yang menyebabkan risk appetite (risiko yang bisa diterima) investor institusi besar di Indonesia cenderung rendah.
"Terakhir, aturan PAYDI (produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi), yang melarang investasi unit link di reksadana, kecuali reksadana berbasis Surat Utang Negara (SUN), yang dikeluarkan oleh regulator dan menyebabkan pergeseran dana cukup besar dari reksadana open end menjadi KPD (kontrak pengelola dana). Semua faktor itu menyebabkan dana kelolaan (asset under managemen/AUM) industri kita turun cukup signifikan di 2022," kata Antony kepada Bareksa, Kamis malam (5/1/2022).
Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimplementasi aturan SE OJK No.05/SEOJK.05/2022 tentang Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (SEOJK PAYDI) atau dikenal dengan unit link yang mulai berlaku sejak 14 Maret 2022. Beleid ini mengatur mengenai penyelenggaraan PAYDI oleh perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah. Namun dampak regulasi ini ke penurunan dana kelolaan reksadana diprediksi bersifat jangka pendek.
Raih financial freedom dengan Investasi Reksadana Klik di Sini
Prospek 2023
Antony berpendapat penurunan dana kelolaan industri reksadana nasional pada 2022 berpotensi tidak berlanjut di 2023. Sebab ada sejumlah faktor pendukung untuk meningkatnya dana kelolaan reksadana di 2023. "Menurut proyeksi kami, dana kelolaan industri bisa bertumbuh tahun ini, mungkin di kisaran 10%," ucap Antony.
Dia mengatakan faktor utama yang berpotensi mendorong kenaikan dana kelolaan industri reksadana tahun ini ialah kembalinya risk appetite investor institusi besar secara perlahan dan berakhirnya negative pressure (dampak negatif) dari aturan PAYDI.
"Selain itu, juga kondisi ekonomi Indonesia yang seharusnya masih positif karena posisi fiskal kita yang kuat dan imbas tahun politik 2024 yang secara historis dampaknya cukup positif bagi pasar modal," lanjutnya.
Artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report December 2022. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Reynaldi Gumay/Martina Priyanti/Abdul Malik)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.