Studi Schroders : Hadapi Lonjakan Inflasi dan Suku Bunga, Investor Tanya ke Ahli dan Pilih Reksadana
Bahkan investor yang merasa sudah mahir berinvestasi pun meminta saran dari profesional atau penasihat investasi
Bahkan investor yang merasa sudah mahir berinvestasi pun meminta saran dari profesional atau penasihat investasi
Bareksa.com -Tren kenaikan suku bunga acuan negara-negara di dunia guna meredam lonjakan inflasi jadi perhatian utama para investor di seluruh dunia. Untuk menyikapinya, bahkan investor yang merasa sudah mahir berinvestasi pun meminta saran dari profesional atau penasihat investasi.
Hal ini terungkap dalam hasil studi Schroders Global Investor Study #GIS2022 : The Call for Expert Guidance ini Unsettling Times.
Temuan studi Schroders secara global
- Para responden memperkirakan tingkat pertumbuhan investasi mereka melambat, tetapi berharap investasinya meraih imbal hasil yang mampu mengalahkan kinerja tahun sebelumnya.
Promo Terbaru di Bareksa
- Responden memiliki pengetahuan investasi lebih memadai bertindak cepat untuk mengubah strategi investasi guna mengantisipasi lonjakan inflasi. Sementara itu, 55% responden telah mengubah strategi investasi mereka guna menghadapi inflasi. Sebanyak 80% responden menggambarkan diri mereka ahli dalam investasi.
Sumber : Schroders
- Para responden menghindari produk investasi yang memiliki resistensi rendah terhadap kenaikan suku bunga acuan, namun pendapat mereka beragam. Meskipun obligasi dan cash (uang tunai/simpanan bank) dinilai kurang menarik, namun para responden belum mencapai konsensus atas pandangan tersebut.
- Para responden, termasuk yang mengaku sudah ahli berinvestasi, beralih meminta saran dan panduan ke para profesional guna memandu investasi mereka melalui kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini.
- Sebanyak 39% responden memilih menghubungi penasihat keuangan. Produk investasi yang dikelola secara aktif jadi lebih populer, di mana 40% responden menyatakan tertarik untuk memilihnya. Responden yang ahli investasi yang paling tertarik dengan produk investasi ini.
Temuan studi Schroders spesifik untuk Indonesia
- Seiring lonjakan inflasi dan suku bunga, investor di Indonesia tidak yakin bagaimana harus menghadapinya. Sebanyak 78% responden di Indonesia mengubah strategi investasi guna menghadapi lonjakan inflasi.
- Kesejahteraan mental responden Indonesia sangat berisiko apabila kinerja investasinya tidak sesuai harapan. Hasil studi ini menemukan 72% responden yang merupakan investor di Indonesia percaya jika kinerja investasi berdampak langsung terhadap kesejahteraan mental mereka.
- Bahkan responden Indonesia yang menggambarkan dirinya ahli berinvestasi juga memilih untuk meminta bantuan dari penasihat keuangan guna membantu mereka menghadapi ketidakpastian.
- Sebanyak 55% responden yang ahli atau mahir investasi lebih cenderung berkonsultasi dengan penasihat keuangan, 51% responden dengan pengetahuan investasi menengah dan 39% responden pemula dalam investasi.
- Keahlian manajer investasi semakin banyak dicari oleh responden. Sebanyak 61% responden mengangap investasi di reksadana yang dikelola manajer investasi saat ini lebih menarik dibandingkan 6 bulan lalu. Kemudian 45% responden menganggap investasi reksadana yang dikelola secara pasif oleh manajer investasi lebih menarik daripada 6 bulan lalu.
Sumber : Schroders
- Di tengah kondisi yang tidak menentu saat ini, hasil studi ini menekankan perlunya masyarakat di Indonesia untuk mencari panduan para ahli guna memandu investasi mereka.
Dalam studi ini, Schroders menugaskan alan. agency dan iResearch untuk melakukan sebuah survei daring independen terhadap 23.950 responden (21.131 non-pensiunan dan 2.819 pensiunan) di 33 negara di seluruh dunia antara 18 Februari dan 7 April 2022.
Riset ini mendefinisikan “orang-orang” atau responden sebagai mereka yang akan berinvestasi paling sedikit 10.000 euro atau sekitar Rp165,69 juta (kurs Rp16.569 per euro) dalam 12 bulan mendatang, dan telah membuat perubahan investasinya dalam 10 tahun terakhir. Para responden mewakili pandangan masyarakat di masing-masing lokasi yang ikut dalam survei ini.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.