Sentimen Ini Buat Pasar Saham Positif di Bulan Juli, 10 Reksadana Mana Paling Cuan?
Indeks reksadana saham menjadi juara pada bulan Juli 2022 dengan kenaikan 1,58%
Indeks reksadana saham menjadi juara pada bulan Juli 2022 dengan kenaikan 1,58%
Bareksa.com - Perdagangan pasar saham Indonesia untuk periode Juli 2022 telah resmi berakhir pada Jumat (29/7/2022). Hasilnya, bulan lalu tampaknya belum cukup memuaskan pelaku pasar mengingat bursa saham Tanah Air hanya mencatatkan kenaikan tipis.
Sepanjang Juli 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami kenaikan 0,57 persen dengan berakhir di level 6.951,12. Hasil tersebut sebenarnya cukup baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya di mana IHSG anjlok hingga -3,32 persen pada Juni 2022.
Salah satu sentimen yang menjadi perhatian pelaku pasar dari dalam negeri sepanjang Juli 2022 adalah rilis data inflasi bulanan 0,61% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 111,09 pada Juni 2022.
Promo Terbaru di Bareksa
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Tingkat inflasi secara tahun kalender mencapai 3,19% pada bulan lalu. Sedangkan, tingkat inflasi tahunan tercatat sebesar 4,35% pada Juni 2022.
Pasar dalam negeri juga mendapat sentimen positif dari lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) yang kembali mempertahankan sovereign credit rating Indonesia di level BBB+ (Investment Grade) dengan outlook stabil per 4 Juli 2022. Hal tersebut seiring terjaganya stabilitas eksternal Indonesia yang didukung oleh berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi dan perbaikan postur fiskal.
Tak hanya itu, pelaku pasar mencermati rilis posisi cadangan devisa Indonesia sebesar US$136,4 miliar pada akhir Juni 2022. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan pada akhir Mei 2022 yang sebesar US$135,6 miliar.
Data Bank Indonesia juga mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat pada Juni 2022. Ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sebesar 128,2 per Juni 2022, relatif stabil dibandingkan sebulan sebelumnya yang sebesar 128,9.
Di sisi lain, kinerja sektor industri pengolahan terindikasi meningkat dan berada di fase ekspansi pada kuartal II/2022. Itu terlihat dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 53,61%, lebih tinggi dari kuartal I/2022 yang sebesar 51,77%.
Neraca perdagangan Indonesia pun mengalami surplus US$5,09 miliar pada Juni 2022. Surplus itu terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$7,23 miliar. Sedangkan, neraca perdagangan migas masih defisit US$2,14 miliar.
Sentimen lainnya yang cukup mendapat perhatian pelaku pasar adalah keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5%.
BI juga memjaga suku bunga deposit facility sebesar 2,75% dan suku bunga lending facility senilai 4,25%. Sementara, The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mengangkat suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) 75 bps menjadi di kisaran 2,25% hingga 2,5%.
Kebijakan The Fed tersebut membuat kenaikan kumulatif 150 basis poin sepanjang Juni-Juli 2022. Pelaku pasar perlu mewaspadai kenaikan suku bunga AS karena menjadikan selisihnya dengan suku bunga BI semakin menyempit.
Hal itu dapat membuat investasi di pasar keuangan Indonesia menjadi relatif kurang menarik, khususnya di pasar obligasi negara. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) juga tercatat minus 0,9% pada kuartal II 2022. Ekonomi AS telah mengalami kontraksi pada dua kuartal berturut-turut.
Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat
Kinerja IHSG yang mengalami kenaikan tipis pada bulan Juli, secara umum ternyata mampu membuat kinerja seluruh jenis reksadana kompak mencatatkan penguatan, di mana indeks reksadana saham menjadi yang paling tinggi pada bulan lalu.
Sumber : Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi juara pada bulan lalu dengan kenaikan 1,58%, disusul indeks reksadana campuran yang juga memiliki penempatan pada saham mengalami penguatan 1,2%.
Sementara itu dua reksadana yang cenderung rendah risiko, yakni indeks reksadana pasar uang dan indeks reksadana pendapatan tetap juga kompak mencatatkan penguatan masing-masing 0,18% dan 0,14%.
Jika dilihat lebih rinci, berikut top 10 produk reksadana di Bareksa dengan imbal hasil (return) tertinggi pada bulan lalu :
Sumber : Bareksa
Berdasarkan tabel tersebut, reksadana saham dan reksadana campuran mendominasi daftar tersebut dengan masing-masing sebanyak 5 produk.
Reksadana dengan cuan tertinggi tersebut diantaranya Sucorinvest Citra Dana Berimbang dengan imbal hasil 7,2% sebulan. Kemudian disusul Sucorinvest Flexi Fund dengan cuan 6,97%, Sucorinvest Maxi Fund dengan imbalan 6,84 persen, Jarvis Balanced Fund dengan return 4,94% dan TRAM Infrastructure Plus dengan imbal hasil 4,49% sebulan. Daftar selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan in
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.