IHSG Rekor 3 Kali, Ini Top 10 Reksadana Cuan Tertinggi Pekan Kedua Februari
IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan secara mingguan 1,25 persen ke level 6.815,61
IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan secara mingguan 1,25 persen ke level 6.815,61
Bareksa.com - Pasar saham Indonesia berhasil mencatatkan penguatan pada pekan lalu, bahkan mampu memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa sebanyak 3 kali.
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 7 hingga 11 Februari 2022, sejatinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya menguat sebanyak 2 hari, dan 3 hari lainnya mengalami koreksi.
Namun karena penguatan yang cenderung lebih besar dibandingkan koreksi yang tergolong tipis, alhasil IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan secara mingguan 1,25 persen ke level 6.815,61.
Promo Terbaru di Bareksa
Bursa saham kebanggaan Tanah Air ini pertama kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 6.806,730 pada Senin (7/2), kemudian pecah lagi sehari setelahnya di 6.860,750. Kemudian pecah lagi pada Kamis lalu di 6.874,351 sebelum akhirnya terkoreksi.
Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing juga terpantau sangat agresif menambah kepemilikan saham mereka dengan catatan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp7,05 triliun di pasar reguler.
IHSG bahkan masih mampu menguat meski bank sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin bulan depan pasca rilis data inflasi yang melesat 7,5 persen year-on-year (yoy).
Dari dalam negeri, Bank Indonesia yang mengindikasikan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini memberikan dampak positif ke IHSG.
"Bank Indonesia tetap akan mempertahankan suku bunga 3,5 persen sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental, prediksi kami akan terjadi di tahun 2023, dan untuk itu kami akan me-review kembali stand dari kebijakan moneter khususnya suku bunga di kuartal III tahun ini," kata Perry.
Perry menambahkan kebijakan yang diambil BI nantinya akan tergantung dari data inflasi, pertumbuhan ekonomi dan berbagai indikator makro, moneter dan sistem keuangan lainnya.
Pernyataan tersebut menunjukkan BI lebih dovish ketimbang sebelumnya. Sebab, di bulan Januari lalu Perry menyatakan suku bunga bisa naik di kuartal IV-2022.
Selain itu BI juga melaporkan tingkat keyakinan konsumen yang semakin optimistis di awal tahun ini.
Survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis BI menunjukkan angka 119,6 di bulan Januari lebih tinggi dari bulan sebelumnya 118,3.
IKK menggunakan angka 100 sebagai total ukur. Di bawahnya berarti pesimistis, di atasnya optimistis.
Ketika konsumen semakin optimistis, maka belanja akan semakin meningkat dan pada akhirnya memacu pertumbuhan ekonomi.
"Meningkatnya keyakinan konsumen pada Januari 2022 didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, terutama persepsi terhadap penghasilan saat ini dan pembelian barang tahan lama (durable goods). Sejalan dengan membaiknya persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang juga tercatat membaik pada seluruh indeks pembentuknya, tertinggi pada indeks ekspektasi penghasilan," tulis BI dalam rilis resminya.
Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat
Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan cukup signifikan pada pada pekan lalu, secara umum membuat kinerja berbagai jenis reksadana ikut terdorong, di mana yang berbasis saham mencatatkan kinerja terbaik.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang paling tinggi pada pekan lalu dengan kenaikan 0,90 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang juga punya alokasi pada saham mampu menguat 0,70 persen.
Sementara itu dua reksadana yang cenderung konservatif yakni indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang juga berhasil menorehkan kinerja positif dengan kenaikan masing-masing 0,07 persen dan 0,04 persen.
Kemudian di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu ternyata memang didominasi oleh jenis reksadana yang high-risk, di mana reksadana saham mendominasi dengan 5 produk, disusul reksadana indeks & ETF sebanyak 3 produk, dan reksadana campuran sebanyak 2 produk.
Sumber: Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerjasama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.