Ingin Investasi Reksadana Saham? Simak Dulu Ulasan Ini
Dengan nilai investasi terjangkau, investor bisa berinvestasi dan tidak perlu repot-repot menganalisa dan memonitor saham yang dibeli
Dengan nilai investasi terjangkau, investor bisa berinvestasi dan tidak perlu repot-repot menganalisa dan memonitor saham yang dibeli
Bareksa.com - Reksadana saham menjadi salah satu jenis reksadana yang paling banyak dikenal masyarakat. Sesuai dengan namanya, reksadana ini mayoritas berinvestasi di saham.
Seperti dilansir dari laman resmi Schroders Indonesia, reksadana saham wajib berinvestasi minimum 80 persen di saham. Reksadana saham termasuk dalam reksadana terbuka ini merupakan reksadana yang memberikan potensi hasil investasi lebih tinggi dibandingkan ketiga jenis reksadana lainnya.
Meski begitu, disertai dengan risiko yang lebih tinggi pula. Investor, reksadana saham sesuai untuk investor yang memiliki profil risiko agresif untuk tujuan jangka panjang, lebih dari 5 tahun.
Promo Terbaru di Bareksa
Reksadana saham merupakan cara lain untuk berinvestasi di saham secara tidak langsung. Jadi, dengan jumlah dana yang terjangkau investor bisa berinvestasi di saham dan tidak perlu repot-repot menganalisa dan memonitor saham yang dibeli.
Racikan portofolio saham di dalam reksadana saham bisa bermacam-macam. Misalnya, reksadana saham big cap maka berinvestasi mayoritas di saham berkapitalisasi besar di bursa atau, reksadana saham small-mid cap yakni berinvestasi mayoritas di saham-saham berkapitalisasi kecil-menengah di bursa.
Pengelolaan Reksadana Saham
Teknisnya, dana yang terkumpul dari investor reksadana saham oleh manajer investasi (MI) kemudian minimum 80 persennya diinvestasikan ke berbagai saham.Manajer investasi secara aktif mengelola reksadana dengan melalukan jual beli instrumen investasi. Dalam melakukan pemilihan saham atau stock picking, manajer investasi juga melakukan analisa dan riset.
Ada beberapa jenis yang diadopsi oleh manajer investasi antara lain riset bersifat top-down, riset yang bersifat bottom-up, analisa fundamental, dan analisa teknikal.
Riset top-down berarti dilakukan mulai dari level makroekonomi ke level sektor/industri kemudian ke level perusahaan/saham, sebaliknya bottom-up dilakukan mulai dari level perusahaan/saham ke level sektor kemudian ke level makroekonomi.
Analisa fundamental didasarkan pada data-data mendasar perusahaan seperti laporan keuangan atau kondisi ekonomi sementara analisa teknikal berdasarkan pergerakan harga saham di masa lalu atau statistik pasar.Lebih lanjut, dalam pengelolaan reksadana saham, manajer investasi akan berusaha untuk mengalahkan tolok ukur yang telah ditentukan.
Adapun tolok ukur yang biasa digunakan adalah indeks saham, yang paling umum di Indonesia adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Kemudian, kinerja reksadana dapat dimonitor secara bulanan dalam fund fact sheet atau laporan kinerja reksadana yang diterbitkan oleh manajer investasi setiap bulan.
Selain kinerja, fund fact sheet juga memuat informasi reksadana lainnya seperti biaya-biaya, pembelian, penjualan, manajer investasi, bank kustodian dan lain sebagainya.
Aset reksadana saham dititipkan dan diadministrasikan oleh bank kustodian. Dari pengelolaan reksadana ini, baik manajer investasi dan bank kustodian, keduanya akan memperoleh imbalan berupa biaya manajer investasi dan biaya bank kustodian.
Kedua biaya ini sudah diperhitungkan dalam nilai aktiva bersih yang dipublikasikan setiap hari bursa.
Manfaat dan Risiko Reksadana Saham
Berikut sejumlah manfaat berinvestasi di reksadana saham, yaitu:
1. Investasi yang terjangkau, bisa dimulai dengan Rp 100 ribu.
2. Fleksibilitas untuk mengoptimalkan hasil investasi sesuai kondisi pasar.
3. Potensi keuntungan seiring perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana.
4. Pengelolaan profesional oleh manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman.
5. Efisiensi waktu karena tidak perlu melakukan analisa investasi dan administrasi.
6. Diversifikasi, karena diinvestasikan ke berbagai saham.
7. Keuntungan perpajakan, pengembalian investasi reksa dana bukan merupakan objek pajak.
8. Likuid, dapat dicairkan sewaktu-waktu pada hari bursa.
9. Transparan, di mana perkembangan NAB dan data kepemilikan mudah dimonitor setiap saat. Sementara itu, seperti halnya instrumen investasi lainnya, investasi di reksadana saham juga memiliki risiko.
Risiko berinvestasi di reksadana saham, yaitu:
- Risiko penurunan nilai unit penyertaan antara lain karena turunnya harga efek portofolio.
- Risiko ekonomi dan politik.
- Risiko likuiditas.
- Risiko perubahan peraturan.
- Risiko pembubaran dan likuidasi.
Hal yang perlu diingat investor adalah reksadana saham merupakan produk pasar modal, bukan produk perbankan jadi tidak dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Meski begitu, pengelolaan reksadana saham di Indonesia diawasi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pastikan lebih dahulu Anda mengetahui profil risiko Anda ya sebelum mulai berinvestasi termasuk jika berencana investasi reksadana saham.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.