Bareksa.com - Bursa saham Tanah Air berhasil melewati pekan lalu dengan kinerja cukup baik, di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat Jawa-Bali dan lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia yang beberapa kali mencatatkan rekor tertinggi.
Dalam sepekan perdagangan yang berlangsung mulai dari 12 hingga 16 Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat sebanyak tiga kali dan dua kali mengalami koreksi. Akhirnya IHSG mengakumulasi kenaikan mingguan sebesar 0,54 persen ke level 6.072,51.
Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing masih terlihat bersemangat dalam memborong aset berisiko Tanah Air yang tercermin dari adanya aksi beli bersih (net foreign buy) senilai Rp1,89 triliun di keseluruhan pasar.
Koreksi IHSG yang terjadi pada Selasa dan Rabu, diperkirakan akibat banyaknya investor yang melakukan aksi jual demi mendapatkan cash untuk memesan saham unicorn e-commerce pertama yang akan melantai di bursa, yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Namun, koreksi yang berlangsung dua hari tersebut langsung dibayar kontan dengan penguatan pada Kamis dan Jumat seiring adanya kabar positif dari China dan Amerika Serikat (AS).
Dari Negeri Tirai Bambu, ada kabar positif dari rilis pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 7,9 persen, atau mendekati konsensus pasar yang dihimpun Reuters 8,1 persen.
Sementara dari Negeri Paman Sam, Gubernur bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi akan melandai.
Adapun dari dalam negeri, memasuki hari ke 14 penerapan PPKM Darurat, kasus Covid-19 di Indonesia belum terlihat melandai. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah PPKM Darurat akan diperpanjang setelah 20 Juli mendatang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada Jumat (16/7) kemarin, kasus baru Covid-19 bertambah 54.000 pasien. Ini merupakan kasus tertinggi ketiga selama pandemi. Alhasil, hingga Jumat total konfirmasi positif di Indonesia menembus 2,78 juta
Sementara itu, kasus kematian bertambah 1.205 orang sehingga total menjadi 71.397 orang. Ini merupakan rekor kasus kematian Covid-19 di Indonesia. Kabar baiknya, kasus kesembuhan bertambah 28.079 orang dalam sehari. Totalnya ada 2,204 juta pasien yang sembuh dari Covid-19.
Kondisi pasar saham Indonesia yang menguat pada pekan lalu, secara umum belum mampu mendongkrak kinerja reksadana berbasis ekuitas tersebut menjadi yang terbaik.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham hanya berada di peringkat terakhir dengan kenaikan ipis 0,02 persen pada pekan lalu.
Sumber: Bareksa
Meski begitu, berdasarkan reksadana yang tersedia di Bareksa, produk reksadana saham masih mampu mendominasi return mingguan tertinggi pada pekan lalu.
Berikut top 10 reksadana yang berhasil mencatatkan kenaikan kinerja dengan imbal hasil (return) tertinggi pada pekan lalu.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat top 10 reksadana dengan return tertinggi di Bareksa pada pekan lalu dikuasai oleh produk reksadana saham sebanyak 6 produk, disusul produk reksadana indeks & ETF sebanyak 2 produk, dan reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap masing-masing 1 produk.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.