Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan tipis sekitar 0,25 persen sepanjang pekan keempat Juni atau tepatnya periode 21-25 Juni 2021 ditutup di level 6.022.
Menurut analisis Bareksa, sepanjang pekan lalu kinerja pasar saham dipengaruhi kenaikan mayoritas bursa saham regional. Hal ini turut mendorong penguatan kinerja beberapa reksadana saham dan reksadana indeks.
Meski begitu, kasus baru harian Covid-19 yang terus naik mendorong aksi jual investor luar negeri dari pasar saham. Sepekan terakhir investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) Rp544 miliar.
Sepanjang pekan ini atau periode 28 Juni hingga 2 Juli 2021, IHSG diproyeksikan akan bergerak fluktuatif dengan potensi penurunan.
Di sisi lain, setelah sempat menyentuh level 6,7 persen, imbal hasil obligasi acuan Indonesia ditutup di level 6,5 persen pada pekan lalu. Mayoritas harga obligasi mengalami kenaikan dan mendorong penguatan sejumlah reksadana pendapatan tetap.
Bareksa memperkirakan pekan ini investor akan cenderung wait & see (menanti) rilis data inflasi (tingkat daya beli masyarakat) Indonesia bulan Juni yang diproyeksikan lebih rendah dibandingkan bulan Mei. Sebab kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) cenderung menurunkan inflasi.
Meskipun pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang pekan ini masih akan dibayangi sentimen negatif melonjaknya kasus Covid-19, namun investor reksadana dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana yang masih mencetak kinerja positif.
Investor bisa mempertimbangkan diversifikasi untuk mengurangi risiko atau menambah investasi (top up) untuk mendapatkan harga nilai aktiva bersih reksadana di harga bawah.
Perlu diingat reksadana pendapatan tetap, reksadana indeks dan reksadana saham sangat disarankan untuk investasi jangka menengah dan panjang.
Berikut beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana indeks dan reksadana saham yang bisa dipertimbangkan :
Imbal Hasil Reksadana 1 Tahun (per 25 Juni 2021)
TRIM Syariah Saham: 19,2 persen
BNP Paribas Infrastruktur Plus : 10,5 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund: 13,85 persen
Principal Index IDX30 : 7,61%
Schroder Dana Mantap Plus II : 6,66 persen
Kehati Lestari Kelas G : 8,29 persen
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.