Bareksa Update : Stagflasi AS Buat Obligasi RI Prospektif, Reksadana Ini Mantul
Pasar obligasi nasional berpeluang mendapatkan aliran dana asing masuk mengingat kekhawatiran pasar akan stagflasi AS akibat inflasi yang tinggi dan melonjaknya kasus Covid-19 baru
Pasar obligasi nasional berpeluang mendapatkan aliran dana asing masuk mengingat kekhawatiran pasar akan stagflasi AS akibat inflasi yang tinggi dan melonjaknya kasus Covid-19 baru
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat ditopang oleh kenaikan saham-saham perusahaan ritel seperti PT Erajaya Swasembada, Tbk (ERAA) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Lonjakan saham-saham perusahaan ritel besar tersebut seiring potensi meningkatnya permintaan barang menjelang akhir tahun.
IHSG pada 17 November 2021 naik 0,37 persen ke level 6.675,8. Penguatan indeks saham Tanah Air turut mendorong kinerja reksadana indeks dan reksadana saham.
Sementara itu, pasar obligasi Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi akibat kekhawatiran inflasi tinggi dan kembali melonjaknya kasus Covid-19. Sedangkan Bank Indonesia pada hari ini (18/11/2021) dijadwalkan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut analisis Bareksa, pasar obligasi nasional berpeluang mendapatkan aliran dana asing masuk (inflow) mengingat kekhawatiran pelaku pasar akan stagflasi AS akibat inflasi yang tinggi dan melonjaknya kasus Covid-19 baru. Kondisi itu akan mendongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 17/11/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah turun ke level 6,2 persen, pada 17 November 2021.
Di tengah penguatan pasar saham dan prospektifnya pasar obligasi nasional, investor dengan profil risiko agresif dan moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja mantul berikut ini :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 17 November 2021)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvet Bond Fund : 40,43 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 33,09 persen
Imbal Hasil 1 Tahun (per 17 November 2021)
Reksadana Saham
Manulife Saham Andalan : 49,62 persen
Syailendra Equity Opportunity Fund : 12,97 persen
Imbal Hasil 3 Bulan (per 17 November 2021)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 14,35 persen
RHB Sri Kehati : 14,22 persen
Perlu diingat, apapun produk investasi pilihan kamu, agar selalu disesuaikan dengan tujuan dan jangka waktu investasi, serta profil risiko kamu ya!
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.