Strategi Menghadapi Penurunan Pasar Saham Bagi Investor Reksadana
Dalam tiga hari perdagangan terakhir (per 19 Mei), IHSG sudah merosot 2,99 persen
Dalam tiga hari perdagangan terakhir (per 19 Mei), IHSG sudah merosot 2,99 persen
Bareksa.com - Bulan Mei tampaknya memang bukan periode yang bersahabat untuk pasar modal Tanah Air. Pernyataan ini setidaknya terbukti hingga pekan ketiga ini di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan cukup dalam.
Sekadar informasi, dalam tiga hari perdagangan terakhir (per 19 Mei), IHSG sudah merosot 2,99 persen. Alhasil sepanjang bulan berjalan IHSG sudah mengakumulasi penurunan 3,92 persen secara month to date (MtD). Kondisi tersebut mau tidak mau turut menekan kinerja reksadana berbasis saham.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak mencatatkan penurunan masing-masing 2,71 persen dan 1,6 persen MtD.
Promo Terbaru di Bareksa
Semboyan Sell in May and Go Away (SMGA) tampaknya memang akan kembali terjadi tahun ini. Istilah SMGA mengacu pada suatu strategi investasi yang menyarankan bagi investor untuk menghindari saham pada bulan Mei–Oktober dan kembali masuk pada saham pada periode November – April tahun berikutnya.
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, Investor diliputi kecemasan soal perkembangan ekonomi di negara maju dan negara berkembang serta peningkatan kasus covid-19 di beberapa negara.
Ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang tumbuh lebih cepat dikhawatirkan memicu kenaikan inflasi dan diikuti dengan kebijakan moneter yakni kenaikan suku bunga acuan yang bisa menimbulkan terjadinya arus modal keluar (capital outflow) dari negara berkembang (emerging market) seperti Indonesia.
Sementara terkait kasus Covid-19, di beberapa negara Asia seperti India, Malaysia, Singapura dan Taiwan terus melaporkan terjadinya lonjakan kasus infeksi. Hal tersebut membuat pembatasan aktivitas ekonomi mulai diterapkan kembali.
Mulai Ahad (16/5/2021), Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam sebulan ke depan.
Malaysia juga kembali menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) secara nasional mulai 12 Mei hingga 7 Juni. Lockdown ini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan Covid-19.
Sementara itu di Jepang, lonjakan kasus aktif Covid-19 juga memicu kondisi darurat di tengah kekurangan staf medis dan tempat tidur rumah sakit di Tokyo yang mendorong organisasi medis terkemuka untuk menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo yang rencananya akan digelar pada Juli mendatang.
Strategi Menghadapi Penurunan Pasar Saham
Melihat kondisi pasar saham yang tertekan, sejumlah investor reksadana mungkin akan merasa panik dengan nilai investasi mereka yang bisa tergerus. Meski begitu, bagi investor reksadana saham yang memiliki profil risiko tinggi (risk taker) sebenarnya bisa menghadapinya dengan santai, bahkan mungkin memiliki strategi yang justru dapat mengambil keuntungan dalam kesempatan ini.
Dalam dunia investasi, ada strategi yang disebut dengan dollar cost averaging (DCA). Dalam terjemahan harfiahnya, teknik ini adalah membeli investasi tertentu secara rutin dengan nilai tetap dalam dolar. Maksudnya investor melakukan pembelian produk investasi secara berkala, misal mingguan, bulanan atau tahunan tanpa melihat berapa harga investasi tersebut.
Dengan teknik ini, investor akan bisa membeli lebih banyak produk investasi di saat harganya sedang turun, dan membeli sedikit di saat harga sedang tinggi. Kita analogikan saja ada barang yang kita sukai harganya sedang diskon, tentu kita dengan senang hati akan membelinya dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasanya.
Kelebihan dari strategi DCA, pilihan ini cocok untuk investor yang fokus untuk mencapai tujuan investasinya tanpa harus melihat apakah pasar sedang naik atau turun. Strategi ini cocok juga untuk investor dengan modal terbatas, tetapi yakin mau konsisten untuk mencapai tujuan keuangannya.
Kelemahannya, cara berinvestasi ini bisa saja keuntungannya tidak sebesar dengan cara investasi sekaligus (jika timing investasinya pas saat harga rendah). Tapi bagi investor pemula yang belum tahu pergerakan pasar, disarankan lebih memilih cara investasi secara berkala ini.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.