Asing Lepas SBN Rp22,5 Triliun, Kepemilikan Reksadana Justru Meningkat
Kepemilikan asing di SBN hingga kuartal I 2021 mencapai Rp951,41 triliun, turun dibandingkan Rp973,91 triliun pada Desember 2020
Kepemilikan asing di SBN hingga kuartal I 2021 mencapai Rp951,41 triliun, turun dibandingkan Rp973,91 triliun pada Desember 2020
Bareksa.com - Kuartal I 2021 tampaknya bukan menjadi periode yang manis bagi pasar obligasi Tanah Air. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, kinerja pasar obligasi yang tercermin dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mengalami koreksi 2,02 persen.
Begitu pun dari sisi imbal hasil (yield) Surat Utang Negara tenor 10 tahun yang terlihat mengalami peningkatan dari sebelumnya 5,984 persen di akhir Desember 2020, menjadi 6,886 persen di akhir Maret 2021.
Sekedar informasi, harga obligasi berbanding terbalik dengan pergerakan yield. Semakin tinggi yield menggambarkan semakin turun harga suatu obligasi, begitupun sebaliknya, jika yield turun menggambarkan semakin naik harga obligasi tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut analisis Bareksa, koreksi yang dialami pasar surat utang domestik salah satunya disebabkan oleh derasnya arus keluar asing (capital outflow) yang melepas Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang Januari-Maret 2021.
Berdasarkan Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total nilai kepemilikan asing dalam SBN rupiah yang dapat diperdagangkan hingga kuartal I 2021 mencapai Rp951,41 triliun.
Angka tersebut telah menyusut Rp22,5 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2020 yang mencapai Rp973,91 triliun. Masih tercatatnya aksi net sell dari investor asing di pasar SBN disebabkan oleh gejolak faktor eksternal seiring dengan meningkatnya yield dari obligasi AS.
Sumber: World Government Bond
Sekadar informasi, yield SUN 10 tahun AS mengalami kenaikan cukup signifikan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, dari sebelumnya 0,917 persen di akhir Desember 2020 menjadi 1,744 persen pada akhir Maret 2021.
Peningkatan tersebut didukung oleh optimisme pasar terhadap kondisi ekonomi AS yang akan pulih lebih cepat daripada ekspektasi sehingga investor asing kembali masuk ke pasar AS dan keluar dari pasar emerging market, termasuk Indonesia. Namun, investor global tidak cuma keluar di pasar obligasi Indonesia, ini hampir terjadi di pasar obligasi semua negara.
Kepemilikan Reksadana Terhadap SBN Justru Meningkat
Di tengah berkurangnya kepemilikan asing terhadap SBN, institusi non-bank lainnya yakni reksadana justru mencatatkan pertumbuhan kepemilikan SBN sepanjang kuartal I 2021. Masih mengutip data DJPPR Kemenkeu, kepemilikan reksadana atas SBN tercatat Rp163,1 triliun per akhir Maret 2021.
Angka tersebut meningkat Rp1,77 triliun dari posisi Desember 2020 yang senilai Rp161,33 triliun. Kondisi tersebut menggambarkan mayoritas manajer investasi Tanah Air masih memandang instrumen Surat Utang Negara masih memiliki prospek menarik.
Meskipun secara umum kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa mencatatkan koreksi 2,19 persen pada kuartal I 2021, namun di kuartal II 2021 diperkirakan akan mulai menunjukkan perbaikan.
Terlebih dengan inflasi yang masih rendah di kisaran 1,5 persen dan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih negatif, pada akhirnya membuat ruang pemangkasan suku bunga acuan kembali terbuka.
Apalagi, dengan harga SBN yang terkoreksi yang tercermin dari naiknya yield dalam beberapa waktu terakhir, justru membuka peluang untuk masuk di harga yang lebih murah.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Apapun reksadana pilihanmu, selalu sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu ya!
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.