CEO Mandiri Investasi, Alvin P : Dukung Tapera, Siapkan Produk yang Tepat
Sebagai salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia, perseroan memiliki deretan produk yang lengkap
Sebagai salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia, perseroan memiliki deretan produk yang lengkap
Bareksa.com - PT Mandiri Manajemen Investasi berkomitmen akan mendukung penyelenggaraan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Hal ini dilakukan dengan menyediakan produk yang tepat agar bisa digunakan untuk mengelola dana Tapera.
Direktur Utama Mandiri Investasi Alvin Pattusahusiwa mengatakan, sebagai salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia, perseroan memiliki deretan produk yang lengkap. Saat ini, Mandiri Investasi memiliki 130 produk reksadana, 109 discretionary fund, 4 KIK private equity fund, 2 KIK-EBA, 1 Dinfra dan 1 reksadana indeks.
Alokasi Aset Mandiri Investasi
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Mandiri Investasi
Per Juli 2020, Mandiri Investasi mencatat kontribusi produk terbesar adalah reksadana terproteksi yang menyumbang 26,94 persen, reksadana pasar uang 23,9 persen, reksadana pendapatan tetap 13,77 persen dan reksadana saham 12,71 persen. Sedangkan sisanya berasal dari produk discretionary fund, KIK-EBA, KIK Dinfra, penawaran terbatas, reksadana campuran dan reksadana indeks.
Dalam mengelola dana pemupukan Tapera, Mandiri Investasi akan menggunakan skema kontrak investasi kolektif (KIK) sesuai yang diatur perundang-undangan. "Pengelolaan melalui KIK dilakukan dengan menggunakan underlying instrumen pasar uang, obligasi, saham dan produk alternatif," jelas Alvin di Jakarta baru-baru ini.
Selain itu, dalam mengelola dana pemanfaatan dan dana cadangan Tapera, perseroan akan menggunakan skema kontrak pengelolaan dana (KPD). KPD ini dilakukan dengan menggunakan produk pasar uang dan obligasi.
Lebih lanjut, dalam memilih produk yang sesuai, Mandiri Investasi menggunakan beberapa indikator. Misalnya, untuk produk pasar uang, Mandiri Investasi memilih bank berdasarkan kelas BUKU, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), loan to deposit (LDR), return on asset (ROA), perolehan laba bersih dan indikator efisiensi.
Sementara dalam memilih produk obligasi, Mandiri Investasi memperhatikan kondisi keuangan penerbit dalam tiga tahun terakhir, rating investment grade (minimal A-), likuiditas baik dan tenor maksimal 10 tahun.
"Sedangkan untuk produk saham, Mandiri Investasi memilih berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas, fundamental, valuasi dan momentum," kata dia.
Dana Kelolaan
Dari sisi dana kelolaan reksadana, Mandiri Investasi berhasil menjadi juara pada Juli 2020, menyalip PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen yang menjadi juara pada Juni. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pada akhir bulan lalu, Mandiri Investasi membukukan asset under management (AUM) reksadana Rp44,38 triliun atau berada di posisi pertama dalam daftar perusahaan manajemen investasi dengan dana kelolaan reksadana terbesar Juli 2020.
Nilai itu melesat 7 persen secara bulanan (MoM) dan naik 1 persen secara tahunan (YoY). Nilai penurunan dana kelolaan secara year to date Mandiri Investasi, juga makin mengecil yakni tinggal minus 1 persen. Penurunan dana kelolaan tersebut sejalan dengan kinerja industri pasar modal nasional yang tertekan dampak pandemi Covid-19 dan sempat anjlok dalam pada Maret 2020 dan kini kembali berangsur menuju pemulihan.
Batavia PAM berada di posisi 2 dengan dana kelolaan reksadana Rp43,71 triliun pada Juli, atau naik 2 persen secara bulanan dan tahunan, namun minus 7 persen secara YtD. Baik Batavia PAM maupun Mandiri Investasi sama-sama meraih pangsa pasar dana kelolaan reksadana 9 persen.
Kenaikan dana kelolaan Mandiri Investasi (MMI) secara bulanan yang lebih besar dari Batavia PAM mendorong anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tersebut jadi juara. Dua perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia itu memang saling salip nilai AUM reksadana dan posisi juara.
Sepanjang tahun ini, Batavia PAM menjadi juara dana kelolaan reksadana pada Januari, Februari, Maret dan April. Kemudian pada Mei, Mandiri Investasi menyalip Batavia jadi Juara, pada Juni Batavia kembali jadi jawara, terakhir pada Juli 2020 Mandiri Investasi kembali yang menduduki tahta juara.
Juara Dana Kelolaan Reksadana Juli 2020
Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020
Bahana TCW
Selain Mandiri Investasi, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), salah satu anggota Indonesia Financial Group (IFG) sebelumnya juga menyatakan siap untuk mengelola dana pemupukan dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). KIK adalah kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberikan wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Bahana TCW merupakan satu dari tujuh perusahaan aset manajemen yang terpilih BP Tapera untuk mengelola dana pemupukan. Pemilihan MI ini didasari dengan beberapa parameter seperti kinerja manajemen investasi, rekam jejak, dana kelolaan atau AUM, dan tingkat kepatuhan.
Dana yang akan dikelola ini berasal dari kolektif nasabahTapera, di mana setiap manajemen investasi (MI) akan diberi mandat untuk mengelola sebagian dari total dana kelolaan Tapera. Total dana awal BP Tapera yang akan dikelola oleh tujuh MI tersebut direncanakan hingga mencapai Rp10 triliun pada tahun 2021.
Presiden Direktur Bahana TCW, Edward Lubis menyambut positif atas kepercayaan BP Tapera memilih Bahana TCW sebagai salah satu perusahaan aset manajemen yang akan mengelola dana Tapera tersebut. Dana Tapera ini bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia mewujudkan kepemilikan hunian pertama, pembangunan hunian pertama serta biaya renovasi rumah.
“Bahana TCW siap untuk mengelola dana Tapera, di mana kami mendapatkan mandat untuk pengelolaan KIK pendapatan tetap dan KIK campuran,” ungkap Edward dalam keterangannya (14/8/2020).
KIK pendapatan tetap merupakan KIK yang investasinya ditempatkan pada sekurang-kurangnya 80 persen dari portofolionya dalam bentuk efek bersifat utang. Sementara, KIK campuran merupakan KIK yang investasinya ditempatkan pada kombinasi efek bersifat ekuitas, utang dan pasar uang.
Adapun, pengelolaan investasi dana Tapera akan berorientasi untuk jangka panjang, sehingga mayoritas dana kelolaan akan dialokasikan pada instrumen surat utang sebagai capital preservation. Sementara, porsi investasi pada efek berupa saham akan relatif rendah dan hanya saham-saham yang masuk ke dalam kategori indeks acuan seperti saham di indeks LQ45 atau IDX 30, yang merupakan indeks saham unggulan paling likuid dan berfundamental baik.
"Selain itu, Bahana TCW juga akan menempatkan porsi investasinya pada pasar uang untuk kebutuhan likuditas jangka pendek," Edward menjelaskan.
Tapera merupakan program tabungan perumahan rakyat di Indonesia, dilandasi dengan dukungan UU Nomor 4 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25/2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang disahkan Presiden Joko Widodo. Tapera hadir untuk seluruh masyarakat Indonesia, dengan berdasarkan asas gotong-royong baik ASN, BUMN, BUMD, BUMDES, TNI/Polri, karyawan swasta maupun pekerja mandiri.
Pada tahap pertama, program Tapera ini akan dimulai pada Januari 2021, diawali dengan ASN (aparat sipil negara) aktif serta peserta ex Bapertarum aktif.
Peserta ex-Bapertarum aktif akan secara otomatis menjadi peserta Tapera, di mana seluruh dana tabungannya akan dipindahkan ke Tapera. Nasabah juga dapat memperoleh berbagai fasilitas Tapera, yaitu memiliki hunian pertama, pembangunan hunian pertama serta biaya renovasi rumah.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.