Saat AUM Industri Turun, Ini Top 20 MI Reksadana Indeks Maret 2020
Dua manajer investasi justru mengalami kenaikan AUM reksadana indeks secara YTD
Dua manajer investasi justru mengalami kenaikan AUM reksadana indeks secara YTD
Bareksa.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah menekan industri reksadana sejak awal tahun ini. Meski secara umum dana keloaan reksadana menyusut, masih ada peningkatan unit penyertaan untuk jenis reksadana indeks.
Berdasarkan laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana pada akhir Maret 2020 atau kuartal I anjlok hingga 13,05 persen secara year to date (YTD) jadi Rp471,4 triliun.
Penurunan ini dirasakan di hampir semua jenis reksadana, termasuk reksadana indeks, yang dikelola secara pasif dengan mengacu pada indeks saham tertentu seperti LQ45, IDX30 atau SRI-KEHATI. Dana kelolaan reksadana indeks per Maret 2020 turun 28,16 persen menjadi Rp6,28 triliun dibandingkan akhir tahun lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
Penurunan dana kelolaan ini dirasakan oleh manajer investasi sepanjang Maret 2020. Bahkan mereka yang menempati 10 besar juga mengalami penurunan AUM sebesar 21 persen hingga 30 persen dalam waktu sebulan.
Daftar 20 MI Pengelola Reksadana Indeks Terbesar Maret 2020
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2020
Akan tetapi, bila dilihat secara YTD, ada beberapa MI yang mencatat peningkatan AUM reksadana indeks. BNP Paribas Asset Management mengalami kenaikan dana kelolaan untuk reksadana indeks sebesar 6 persen secara YTD.
Kemudian, Batavia Prosperindo Aset Manajemen juga merasakan peningkatan AUM reksadana indeks sebesar 173 persen sejak awal tahun.
Bila dibandingkan dengan Maret tahun lalu (year on year/YOY), lima MI dengan kelolaan reksadana indeks terbesar mencatat kenaikan AUM yang cukup besar, hingga 779 persen atau delapan kali lipat. Hal ini mungkin terjadi karena adanya peluncuran produk baru.
Meski dana kelolaan industri turun, jumlah unit penyertaan reksadana indeks justru naik secara YTD. Per Maret 2020, jumlah unit penyertaan reksadana indeks mencapai 8,48 miliar, atau naik 3,24 persen YTD.
Peningkatan pada unit penyertaan saat AUM turun ini bisa menunjukkan adanya subscription atau penambahan unit reksadana. Artinya, justru banyak investor yang melakukan pembelian di saat nilai aktiva bersih (NAB) reksadana sedang turun, yang menjadikan NAB/UP atau harga reksadana sedang murah.
Selain itu, peningkatan jumlah unit penyertaan ini juga seiring dengan bertambahnya jumlah produk reksadana indeks di industri menjadi 37 produk per Maret 2020 dari 36 produk per akhir 2019.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan pasar modal turun 27,95 persen secara year to date hingga akhir Maret 2020. Dalam periode yang sama, Indeks LQ45, yang berisikan saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid, juga turun 31,87 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.