BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Panin AM Prediksi IHSG Bisa 5.000-6.400 pada 2020, Begini Prospek Reksadana

Bareksa02 April 2020
Tags:
Panin AM Prediksi IHSG Bisa 5.000-6.400 pada 2020, Begini Prospek Reksadana
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/8/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 41.36 poin atau 0,65 persen ke level 6,340.18. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

Ada tiga skenario untuk perkembangan IHSG pada tahun ini

Bareksa.com - PT Panin Asset Management memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang 2020 akan berada di level 5.000-6.400. Hal ini tergantung dengan perkembangan situasi wabah corona (Covid-19) di Amerika Serikat (AS) dan pemberian stimulus yang diberikan oleh pemerintahnya.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan ada tiga skenario untuk perkembangan IHSG pada tahun ini, berdasarkan perkembangan kondisi terbaru. Skenario pertama atau skenario terbaik adalah IHSG akan berada di level 6.400 pada sepanjang 2020 ini.

"Dengan catatan puncak kurva pasien baru di AS terjadi dalam dua pekan, yaitu pada pertengahan April, baru kemudian menunjukkan tren penurunan dan stimulus di AS berjalan," kata Rudiyanto Selasa, (31/3).

Promo Terbaru di Bareksa

Kemudian, Rudiyanto juga memprediksi IHSG pada level 6.000 untuk skenario dasar. Skenario ini bisa tercapai dengan catatan puncak kurva pasien baru di AS terjadi dalam waktu 2-4 minggu, yaitu akhir April. Setelah itu, jumlah kasus baru menunjukkan tren penurunan dan stimulus di AS berjalan.

Terakhir adalah skenario terburuk, yaitu IHSG bisa di level 5.000. Hal ini terjadi jika puncak kurva pasien baru di AS masih belum tercapai dalam satu bulan ke depan. Meski, stimulus yang diusung pemerintah sudah berjalan.

Rudiyanto mengungkapkan, pasar modal saat ini lebih banyak memperhatikan penanganan pandemik Covid-19 yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS). Pasalnya, AS masih menjadi negara dengan perekonomian utama dan memiliki pasien Covid-19 terbanyak di dunia.

Namun Rudiyanto melihat adanya pertanda bagus dari perkembangan kasus wabah Covid-19 di AS. Salah satunya adalah sumber daya manusia dan teknologi yang mumpuni untuk melakukan tes virus Covid-19 secara massal.

"Hal ini menjadi pertanda yang bagus karena upaya pengendalian dalam bentuk isolasi diri dan perawatan dapat dilakukan dengan lebih baik jika datanya lengkap," kata dia.

Kendati memang, pada saat ini jumlah pasien baru di AS terus bertambah banyak. Namun pertambahan ini sudah terlihat melandai. Sehingga, Panin Asset Management optimistis puncak wabah di AS akan terjadi dalam waktu 2-4 minggu ini.

Sementara untuk perkembangan Covid-19 di Indonesia, Panin AM berharap pemerintah pusat dan daerah bisa mengikuti tindakan yang dilakukan oleh pemerintah AS. Sebab keberhasilan AS dalam menangani pandemik Covid-19 menjadi sentimen positif bagi pasar modal di dunia, termasuk Indonesia.

Sementara dalam waktu dekat, Panin AM melihat IHSG masih berpeluang untuk menurun, meski sempat mengalami kenaikan beberapa hari lalu. Pasalnya, efek dari paket stimulus yang dikeluarkan oleh AS sudah mulai berkurang dampaknya.

Kendati demikian, IHSG yang berada pada level 4.000 masih berada pada level support yang kuat. Dalam level tersebut, short seller lebih cenderung untuk berhati-hati dalam bertransaksi, sementara investor lokal baik institusi maupun high net worth dengan dana besar mulai berani untuk masuk.

Namun pemulihan ekonomi akibat virus Covid-19 ini dinilai akan lebih cepat dibandingkan krisis pada tahun 2008. Sebab kasus yang terjadi saat ini lebih bersifat force majeure karena tidak ada pihak yang bisa disalahkan selain virus itu sendiri. Karena itu, proses pemberian stimulus akan lebih mudah dan merata ke masyarakat dan perusahaan yang terkena dampak.

"Hal ini membuat ekonomi tumbuh lebih cepat sehingga potensi kenaikan pada saat virus ini berakhir bisa lebih cepat sehingga cenderung berbentuk V-Shape daripada U-Shape," kata dia.

Cepatnya pemulihan juga diharapkan terjadi di pasar modal. Apalagi, pergerakan saham AS juga tidak terlalu fluktuatif meskipun pertambahan pasien baru masih banyak. Ada kemungkinan investor sudah mulai memperkirakan akhir dari pandemik semakin dekat. Hal yang sama diharapkan juga terjadi di Indonesia yang cenderung akan mengikuti tren di AS.

Perkembangan IHSG tersebut diharapkan bisa berdampak pada produk reksadana yang memiliki underlying saham, yakni reksadana saham. Pasalnya, reksadana saham untuk tenor satu tahun masih mencatatkan imbal hasil negatif.

Return reksadana saham satu tahun

Illustration
Sumber : Bareksa

Namun untuk tenor yang lebih pendek, yakni satu hari dan satu minggu, imbal hasil reksadana saham sudah mulai menunjukkan pergerakan positif.

Return reksadana saham satu hari dan satu minggu

Illustration
Sumber : Bareksa

(K09/M)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua