BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Ciptadana AM Rilis Reksa Dana Indeks CIPTA ETF INDEX LQ45, Termurah Saat Ini

Bareksa27 November 2019
Tags:
Ciptadana AM Rilis Reksa Dana Indeks CIPTA ETF INDEX LQ45, Termurah Saat Ini
Paula Rianty Komarudin, Direktur Utama Ciptadana Asset Management (ketiga kiri), I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI (tengah) bersama direksi Ciptadana AM dan PT Bank Mandiri Taspen, saat menekan bel pembukaan perdagaan dan peluncuran Reksa Dana Indeks CIPTA ETF INDEX LQ45 di Bursa Efek Indonesia, Rabu (27/11/2019). (Bareksa/AM)

Reksadana ini diklaim sebagai yang termurah dengan nilai aktiva bersih awal Rp100 dan menggunakan acuan indeks LQ45

Bareksa.com - PT Ciptadana Asset Management (Ciptadana AM) telah menerbitkan produk exchange traded fund (ETF) dengan nama Reksa Dana Indeks CIPTA ETF INDEX LQ45 dengan kode efek XCLQ hari ini (27/11/2019). Reksadana tersebut diklaim sebagai yang termurah saat ini dengan nilai aktiva bersih awal Rp100 dan menggunakan indeks LQ45 sebagai acuan.

“Dengan diterbitkannya produk investasi ETF ini di penghujung tahun 2019, Ciptadana Asset Management membuktikan komitmen dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan pasar modal Indonesia dengan produk-produk yang inovatif dan dapat menjadi pilihan investasi yang baik bagi
investor“ ujar Paula Rianty Komarudin, Direktur Utama Ciptadana Asset Management usai acara peluncuran di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Menurut Paula, ETF ialah reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksadana, produk ini diperdagangkan seperti layaknya saham-saham yang ada di bursa efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksadana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun belinya.

Promo Terbaru di Bareksa

“Keuntungan membeli ETF adalah investor dapat berinvestasi secara instan, melakukan diversifikasi pada instrumen investasi yang likuid serta transparan. Untuk LQ45, investor juga mudah memantaunya, karena informasi mengenai index LQ45 bisa dilihat secara online,” ungkap Paula.

Dalam penerbitan ETF ini, Ciptadana menggandeng Indo Premier Sekuritas sebagai dealer partisipant. Saat ini ada 7 manajer investasi di mana Indo Premier sebagai dealer partisipant, yang menerbitkan 23 ETF saham dan fixed income dengan total dana kelolaan/AUM Rp10,38 triliun (per 22 November 2019).

Adapun Ciptadana AM yang didirikan pada 1991, saat ini memiliki total dana kelolaan Rp5,6 triliun (per 15 November 2019). Paula mengatakan Ciptadana akan terus menerbitkan beragam produk investasi termasuk produk ETF lainnya.

Paula menjelaskan alasan Reksa Dana Indeks CIPTA ETF INDEX LQ45 menggunakan acuan indeks LQ45 karena indeks tersebut gampang dipahami dan dimonitor oleh investor. Dengan market cap yang cukup besar di LQ45 dan mudah dipantau, ditambah dengan ini merupakan ETF pertama dengan NAB Rp100 per unit penyertaannya.

"Jadi menyasarnya ke investor menengah ke bawah. Sebelum-sebelumnya di atas Rp100, kalau nggak salah Rp150 per unit penyertaannya dan Rp1000-an," ungkap Paula.

Nantinya di pasar sekunder, kata Paula, investor bisa membeli 1 lot yang sama dengan 100 unit penyertaan ialah setara Rp10.000, maka sudah bisa transaksi membeli ETF ini. Jumlah unit penyertaan awal ialah 50 juta unit, dengan jumlah maksimum unit penyertaan 2 miliar unit. Satuan unit kreasi reksadana ini sebanyak 100.000 unit.

Menurut Paula, dana kelolaan reksadana ini ditargetkan Rp250 miliar di 2020. "Kalau tahun depan saya dapat Rp500 miliar dari reksadana ini, ya puji Tuhan," ungkapnya.

Direktur Head of ETF Indopremier, Alexander Salim, menyatakan untuk satu basket di pasar primer dalam membeli reksadana ini tidak memerlukan dana yang besar. Di pasar primer minimal pembelian 100.000 unit atau setara Rp10 juta. "Kalau di sekunder minimal Rp10.000," ungkapnya.

Menurut Alexander, ETF yang diterbitkan oleh Ciptadana tersebut memang untuk meyasar investor lebih menengah ke bawah. Apalagi dengan berjalannya waktu, kini investor sudah mulai teredukasi perihal ETF. "Jika dulu lebih banyak investor institusi yang membeli ETF, maka ini investor ritel sudah mulai banyak. Apalagi ini dengan harga lebih murah begini, misalnya punya dana Rp100 juta, bisa 10 kali masuk dengan cost averaging yang lebih bagus," ujarnya.

Prospek Pasar ETF

Alexander menyatakan secara industri, reksadana ETF tahun ini sudah diterbitkan sebanyak 15 produk. Dari sini kelihatan pasar ETF makin banyak peminatnya dan manajer investasi juga makin banyak yang mau menerbitkannya. Sejak 2007, nilai total AUM ETF terus naik, utamanya dalam tiga tahun terakhir kenaikannya pesat.

"Kini investor sudah mulai makin banyak yang tahu ETF," ungkapnya.

Selain itu, kata Alexander, ETF merupakan produk yang transparan dan efisien, serta fleksibel. Sehingga kapan investor mau masuk atau keluar, selama jam perdagangan (trading), maka bisa dilakukan. Pencairan dana hasil penjualan sudah bisa didapatkan dalam waktu T+2. "Berapa jualnya seperti saham, sudah kelihatan," dia menambahkan.

Karena menggunakan underlying indeks LQ45, menurut Alexander, ETF yang dirilis oleh Ciptadana tersebut bisa dilihat isi dan bobotnya. Dia menilai tahun depan, prospek ETF akan terus berkembang. Seiring masyarakat semakin memahami soal ETF, di mana transparansinya tinggi sekali, maka akan semakin bertumbuh.

"Jika tahun ini ada 15 produk ETF, maka tahun depan bisa lebih banyak lagi. Di kita saat ini juga ada beberapa yang sedang proses untuk rilis tahun depan," ujar Alexander.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, dana kelolaan dan jumlah produk reksadana exchange trade fund (ETF) terus bertumbuh. Mengacu data Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report September 2019, AUM ETF mencapai Rp14,4 triliun atau naik 25,48 persen secara year to date dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp11,5 triliun.

Jumlah produk ETF pun melesat hingga 33 produk dari 20 produk di akhir tahun 2018. Begitu juga dengan unitnya yang mencapai 18,2 juta atau naik 45,52 persen dari akhir tahun 2018 sebanyak 12,5 juta unit.

Namun ETF nyatanya belum menjadi primadona bagi manajer investasi. Dari 97 manajer investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat hanya 13 manajer investasi saja yang memiliki ETF.

Illustration

Sumber: Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report September 2019

Dari daftar yang ada, Indo Premier Investment Management menjadi manajer investasi dengan AUM ETF terbesar bernilai Rp7,04 triliun. Artinya Indo Premier menguasai 49 persen pangsa pasar ETF. Kemudian Bahana TCW Investment Management dengan AUM ETF Rp4,39 triliun. Bahana TCW menguasai 31 persen pangsa pasar ETF.

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Oktober 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua