BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

AUM Reksadana ETF Terus Naik, Bagaimana Mekanisme Transaksi dan Likuiditasnya?

Bareksa19 Juni 2019
Tags:
AUM Reksadana ETF Terus Naik, Bagaimana Mekanisme Transaksi dan Likuiditasnya?
Ilustrasi investor trader pialang fund manager pria pemuda duduk di depan laptop gadget bingung serius memikirkan keuntungan dari hasil investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara sukuk surat utang pemerintah korporasi

Dana kelolaan reksadana ETF per Mei 2019 mencapai Rp13,93 triliun, atau meningkat Rp824,81 miliar (6,29 persen)

Bareksa.com - Salah satu jenis reksadana yang terus mengalami perkembangan adalah reksadana jenis exchange trade fund (ETF). Hal tersebut dapat terlihat dari total dana kelolaannya yang per Mei 2019 mencapai Rp13,93 triliun, meningkat Rp824,81 miliar (6,29 persen) dibandingkan posisi bulan sebelumnya Rp13,1 triliun.

Sekadar informasi, ETF pertama kali digulirkan oleh State Street Global Advisors pada 1993. Sejak itu popularitas ETF terus tumbuh dan mengumpulkan aset dengan kecepatan yang tinggi. Sebenarnya apakah yang dimaksud ETF?

ETF adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. Dengan kata lain, ETF adalah sebuah produk investasi yang menggabungkan dua karakteristik produk sekaligus, yaitu reksadana berbentuk terbuka (open ended fund) dan saham (common stock).

Promo Terbaru di Bareksa

Adapun ETF dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu ETF aktif dan pasif. ETF aktif adalah ETF yang dikelola secara aktif oleh Manajer Investasi (MI) berdasarkan kriteria dan pemilihan efek yang ditentukan oleh MI sehingga kinerja ETF bergantung kepada kinerja manajer investasi tersebut.

ETF pasif adalah ETF yang dikelola secara pasif dengan pemilihan efek mengacu kepada suatu indeks tertentu sehingga kinerjanya merupakan cerminan dari kinerja dari indeks acuan tersebut.

Mekanisme Transaksi ETF

Transaksi jual beli ETF dapat dilakukan dengan dua cara, melalui pasar primer dan sekunder. Pada pasar primer, pemodal membeli dan menjual kembali unit penyertaan ETF kepada MI dalam satuan unit kreasi. Satu unit kreasi setara dengan 100.000 unit penyertaan. Mekanisme ini berlaku untuk transaksi yang nominalnya besar.

Sedikit berbeda dengan harga pertama reksadana yang selalu dimulai dari 1.000, harga pertama ETF bisa dimulai pada harga berapa pun. Secara umum, MI akan membuat harga pertama reksadana sama dengan indeks acuan sehingga memudahkan pemantauan perbandingan dengan indeks acuan.

Sedangkan pada pasar sekunder, investor dapat membeli dan menjual unit penyertaan ETF dalam satuan lot. 1 lot setara dengan 100 unit penyertaan melalui Bursa Efek Indonesia. Transaksi ini dikhususkan kepada investor ritel yang nilai transaksinya relatif lebih kecil. Dengan kata lain, investor membeli ETF tidak dari MI akan tetapi dari investor lain yang memiliki ETF pada harga dan jumlah yang disepakati.

Kelemahan dari mekanisme jual beli di pasar sekunder adalah jika tidak ada permintaan dan penawaran yang sesuai, maka transaksi tidak akan terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, terdapat pihak yang disebut dealer partisipan.

Dealer partisipan adalah perusahaan sekuritas yang menjadi penyedia likuiditas untuk ETF. Mereka merupakan pihak yang bertindak sebagai pembeli dan penjual apabila tidak ada permintaan dan penawaran yang cukup. Dealer partisipan akan memasukkan order permintaan dan penawaran pada harga pasar sehingga investor tidak kesulitan untuk membeli atau menjual ETF pada bursa efek.

Fleksibilitas ETF

Dalam hal perdagangannya, ETF menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan reksadana konvensional. Proses jual beli ETF langsung terjadi antara investor dan MI. Sedangkan pada reksadana konvensional, investor bertransaksi harus melalui MI yang akan melakukan transaksi tersebut.

Harga reksadana juga ditetapkan pada akhir hari perdagangan, ketika nilai aktiva bersih (NAB) ditetapkan. Sebagai perbandingan, ETF dibentuk (subscribed) atau ditarik (redeemed) dalam jumlah lot yang besar oleh investor institusional dan saham ETF diperdagangkan sepanjang hari itu antar investor sepanjang hari itu layaknya saham biasa.

Likuiditas ETF

ETF juga relatif likuid karena likuidasinya ditentukan oleh likuiditas dari saham-saham yang termasuk ke dalam produk ETF tersebut. Likuiditas biasanya diukur dari volume transaksi saham yang diperdagangkan per hari. Saham-saham yang sedikit sekali diperdagangkan dianggap tidak likuid dan mempunyai selisih harga (spread) dan volatilitas yang tinggi.

Ketika hanya sedikit sekali peminat dan volume yang diperdagangkan, spread meningkat, sehingga pembeli harus membayar dengan harga premium dan memaksa penjual memberi diskon untuk mengamankan penjualan.

Sedangkan ETF terlindung dari masalah tersebut. Likuiditas ETF tidak berhubungan dengan volume perdagangan ETF harian, namun lebih terpengaruh oleh likuiditas saham yang termasuk dalam produk ETF tersebut.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua