Bareksa.com – Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III 2019 mencapai Rp4.067,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.818,9 triliun.
Hasilnya, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (5/11/2019) merilis ekonomi Indonesia triwulan III 2019 terhadap triwulan III 2018 tumbuh 5,02 persen.
Kepala Bidang Investasi Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich menyampaikan, capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 tersebut masih cukup positif, meski semakin terlihat melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Masih sedikit di atas 5 persen,” ujar Farash kepada Bareksa. Lalu, bagaimana investor reksadana menyikapi pertumbuhan ekonomi tersebut?
Menurut Farash, terlepas dari kondisi ekonomi saat ini, investor reksadana sebaiknya tetap disiplin berinvestasi secara bertahap.
Namun dia menyarankan, investor bisa fokus pada reksadana yang memiliki portofolio fundamental baik dan memiliki valuasi tidak mahal.
“Serta sesuai antara underlying asset dan horisonnya,” tambah Farash.
Farash menyontohkan, reksadana saham untuk jangka panjang serta reksadana pendapatan tetap untuk menengah dan jangka panjang.
Hingga akhir tahun ini, Farash memperkirakan, pertumbuhan ekonomi masih berkisar 5 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.