Larangan Ekspor Nikel Dongkrak INCO, Reksadana Syariah Ini Punya Saham Vale
Larangan ekspor komoditas nikel akan mulai berlaku 1 Januari 2020
Larangan ekspor komoditas nikel akan mulai berlaku 1 Januari 2020
Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan memberlakukan larangan ekspor komoditas nikel, yang dipastikan mulai berlaku 1 Januari 2020. Tujuan kebijakan ini ialah untuk meningkatkan ekspor produk nikel melalui pengolahan raw material sehingga dapat menghasilkan produk ekspor yang memiliki nilai tambah.
"Kami sudah tanda tangan Permen ESDM mengenai yang intinya penghentian untuk insentif ekspor nikel bagi pembangunan smelter [pemurnian] per tanggal 1 Januari 2020," ujar Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot, di Kementerian ESDM, Senin (2/9/2019).
Hal ini membuat saham emiten pertambangan mineral berbasis nikel, yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO) harganya melonjak di perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penutupan perdagangan Senin (2/9/2019), saham INCO meroket 12,46 persen di level Rp3.970 per saham setelah pada perdagangan siang melesat 20,68 persen ke level Rp4.260 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Presiden Direktur Vale Indonesia, Nico Kanter berpendapat, wacana pelarangan ekspor bijih nikel berdampak positif bagi Vale. Apalagi, harga nikel dunia kembali menguat pascapemerintah melontarkan wacana ini ke publik. Nico menyebut, saat ini, Indonesia mendominasi suplai nikel ke pasar global yakni 27 persen.
"Setiap statement pemerintah akan berdampak bagi harga nikel, saya ingin sampaikan, ini dampak baiknya tidak hanya bagi Vale, tapi juga untuk Indonesia juga," kata Nico Kanter, Selasa (27/8/2019) di Gedung BEI, Jakarta.
Reksadana Ini Mempunyai Saham INCO
Di sisi lain, lonjakan saham INCO yang terjadi pada perdagangan kemarin turut mendorong kinerja reksadana campuran yang memiliki saham INCO dalam portofolionya per Juli 2019. Berdasarkan reksadana campuran yang dijual Bareksa, reksadana campuran Cipta Syariah Balance memiliki saham INCO dalam portofolionya per Juli 2019.
Reksadana saham yang dikelola PT Ciptadana Asset Management ini, memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp33,87 miliar per Juli 2019.
Ciptadana Syariah Balance bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan investasi yang optimal dalam jangka panjang melalui diversifikasi investasi dana pada efek bersifat utang, efek ekuitas, instrumen pasar uang dan kas yang sesuai dengan syariah Islam.
Alokasi investasi yang ditetapkan yaitu :
- Ekuitas syariah : 5 – 75 persen
- Obligasi syariah : 5 – 75 persen
- Pasar uang syariah : 5 - 75 persen
Melansir fund fact sheet per Juli 2019, komposisi portofolionya yaitu :
- SBSN Seri PBS015
- SBSN Seri PBS011
- PT Vale Indonesia Tbk. (INCO)
- SBSN RI Seri PBS004
- Sukuk Ijarah Berkelanjutan II PLN Tahap I Tahun 2017 Seri A
Sebagai informasi, Ciptadana Syariah Balance dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana campuran yang diluncurkan sejak 18 April 2008 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.