Ekspektasi Fed Rate Turun Dongkrak Reksadana Pendapatan Tetap Denominasi Dolar
Indeks reksadana pendapatan tetap berhasil tumbuh 5,51 persen sepanjang semester I 2019
Indeks reksadana pendapatan tetap berhasil tumbuh 5,51 persen sepanjang semester I 2019
Bareksa.com - Ekspektasi penurunan tingkat suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yakni The Fed, tidak hanya mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap yang berbasis rupiah namun turut menyokong kinerja reksadana pendapatan tetap denominasi dolar AS.
Berdasarkan data Bareksa, sepanjang semester I 2019 rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap secara umum yang tercemin dari indeks reksadana pendapatan tetap berhasil tumbuh 5,51 persen.
Sumber: Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Dari total 3 produk reksadana pendapatan tetap denominasi dolar AS yang dijual Bareksa, hanya satu produk yang berkinerja di bawah rata-rata, sedangkan dua lainnya berhasil melesat di kisaran 7 persen.
Yield obligasi denominasi dolar AS atau INDON yang menjadi aset pada reksadana pendapatan tetap denominasi dolar AS telah lebih dulu turun dibandingkan dengan Surat Utang Negara (SUN), seiring dengan munculnya nada kalem (dovish) the Fed sejak akhir tahun lalu.
Kondisi yield yang turun tentu menggambarkan harga obligasi negara valas (INDON) mengalami kenaikan harga yang pada akhirnya ikut mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS.
Masih adanya kekhawatiran akan nilai tukar rupiah seiring dampak perang dagang AS dan China, bagi investor global yang tidak ingin terdampak nilai tukar namun tetap ingin berinvestasi pada emerging market akan cenderung memilih sovereign bond dengan denominasi USD atau INDON.
Hal tersebut membuat yield INDON lebih cepat turun dibanding SUN atau harga INDON lebih cepat naik dibanding SUN.
Bila dibandingkan kinerja hingga 27 Juni 2019, kinerja Bloomberg USD Emerging Market Sovereign Bond Index (BEMSID) atau indeks kinerja INDON naik lebih tinggi, yaitu 11,31 persen dibandingkan dengan Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index (BINDO) yang tumbuh 8,04 persen.
Sejak awal tahun, yield obligasi Indonesia denominasi dolar AS turun cukup signifikan dari 4,5 persen ke level 3,4 persen di akhir Juni. Berbeda dengan yield obligasi rupiah yang sempat naik ke 8 persen di Mei, yield obligasi Indonesia dolar AS konsisten mengalami penurunan.
Prospek Hingga Akhir Tahun
Menurut analisis Bareksa, di sisa enam bulan tahun ini prospek reksadana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS dinilai masih cukup menarik mengingat potensi penurunan yield INDON masih cukup terbuka.
Peluang tersebut akan semakin lebar terbuka mana kala bank sentral global kompak untuk menurunkan suku bunga acuannya yang diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi global lebih cepat.
Apalagi, selama ini yield US Treasury masih dalam tren menurun, sehingga kemungkinan yield INDON juga akan turun selama tidak ada masalah makro ekonomi.
Meski pun di sisi lain masalah geopolitik masih memanas, fokus investor tetap lebih tertuju pada pelemahan ekonomi global yang mendorong kebijakan moneter jadi lebih longgar.
Kondisi tersebut akan diintrepretasikan pasar sebagai awal dari pemangkasan suku bunga oleh para bank sentral global yang berarti jadi katalis positif bagi pasar obligasi global.
Namun hal lain yang perlu dicermati yakni arah perkembangan perang dagang AS dan China, karena kebijakan proteksionis dapat menyebabkan resesi dan menurunnya perdagangan global dapat berlanjut menjadi instabilitas regional.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,88 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,64% | 19,14% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,54 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,63% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,63 | 0,65% | 4,10% | 7,18% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,73 | 0,55% | 3,96% | 6,73% | 7,42% | 17,09% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,77 | 0,85% | 3,99% | 6,65% | 7,27% | 20,21% | 35,67% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.