Menabung atau Investasi, Mana Lebih Untung?
Uang Rp5 juta apabila ditempatkan di deposito hanya mendapatkan return 2 persen, sedangkan di reksadana bisa 32,9 persen
Uang Rp5 juta apabila ditempatkan di deposito hanya mendapatkan return 2 persen, sedangkan di reksadana bisa 32,9 persen
Bareksa.com -Masyarakat awam masih banyak yang beranggapan apabila menabung di bank merupakan salah satu bentuk investasi. Padahal, menabung dan investasi memiliki definisi dan tujuan yang berbeda.
Menabung yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menyisihkan uang yang dimiliki untuk dikumpulkan sehingga jumlahnya terus bertambah. Uang yang ditabung disimpan dalam celengan, tabungan di bank, tabungan bersama pada sebuah komunitas (arisan) dan lain-lain.
Tabungan ini memiliki pertumbuhan nilai yang lambat, namun memiliki risiko yang rendah. Sehingga tidak heran banyak masyarakat memilih menabung daripada berinvestasi.
Promo Terbaru di Bareksa
Kebiasaan menabung merupakan hal yang baik, seperti anjuran nenek dan kakek kita. Namun sayangnya dengan seiring laju inflasi yang tidak terkejar dengan meningkatnya nilai uang, pada kenyataannya nominal uang tabungan yang sudah susah payah dikumpulkan setelah sekian lama, menjadi merosot nilainya.
Kendati demikian, menabung di bank tetap bisa memiliki kelebihan masing-masing.
Berikut adalah beberapa kelebihan menabung di bank :
- Menabung di bank memberikan manfaat bunga bank. Meskipun tidak semua orang setuju dengan bunga bank. Namun, bagi sebagian orang bunga bank menjadi daya tarik tersendiri untuk untuk menyimpan dana mereka di bank.
- Keamanan uang lebih terjamin
- Dipermudah dengan adanya ATM (anjungan tunai mandiri), jadi kita dapat lebih mudah melakukan transaksi atau mengambil uang kapan pun.
- Risikonya sangat kecil
- Dilindungi oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
Namun ada beberapa kekurangan dari menabung, yaitu;
- Dikenakan biaya administrasi setiap bulan
- Bunga yang diberikan kecil
- Tidak bisa mengambil uang dalam jumlah yang banyak secara mendadak, meskipun mengambilnya melalui ATM akan tetapi yang dapat diambil jumlahnya dibatasi.
- Uang tidak berkembang
Sementara investasi merupakan penanaman dana dengan tujuan memperoleh imbal hasil di masa mendatang. Jika kita menyadari bahwa kebutuhan masa depan akan lebih besar, jelas kita akan melakukan perencanaan (investasi) guna memenuhi kebutuhan tersebut.
Tentu kita akan menyempatkan diri berhemat dalam mengelola keuangan. Selain kebutuhan akan masa depan, seseorang melakukan investasi karena dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak terduga dalam hidup ini seperti keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah, kondisi pasar modal dan laju inflasi yang tinggi.
Itulah tantangan tambahan yang perlu kita hadapi. Akan tetapi, adanya alternatif instrumen (efek) investasi memungkinkan kita bisa memenuhi kebutuhan masa depan, dengan menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan yang baik serta implementasi secara disiplin.
Adapun kelebihan berinvestasi :
- Pertumbuhan atau penambahan nilai aset lebih cepat
- Dana lebih aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
- Dana dikelola oleh pihak profesional atau badan/lembaga resmi yang memiliki legalitas yang jelas
- Dapat melawan inflasi
- Dapat memenuhi kebutuhan kita di masa depan, misalnya buat pendidikan anak atau dana pensiun
Kekurangan berinvestasi :
-Lebih beresiko walaupun dapat memberikan banyak keuntungan
-Tidak ada lembaga penjamin
-Karena untuk kepentingan jangka panjang, jadi investasi tidak digunakan untuk kepentingan mendadak atau untuk jaga-jaga
Setelah melihat perbedaan tersebut, lalu mana yang lebih baik antara menabung dan berinvestasi?
Banyak sekali yang kebingungan untuk memaksimalkan kelebihan penghasilan rutin kita. Di sisi lain menabung itu baik tetapi investasi itu juga penting. Siapa sih yang bakal menjamin kita akan hidup makmur dan berkecukupan selamanya.
Bayangkan saja suatu saat kita pensiun, dipecat dari kerjaan, sakit atau hal-hal yang tidak ingin di bayangkan lagi. Atas dasar ini menabung dan berinvestasi memiliki perbedaan. Menabung dilakukan untuk berjaga-jaga dari problem keuangan yang akan menimpa Anda suatu saat.
Lalu kalau investasi biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka panjang yang akan datang dengan tujuan keuangan tertentu yang membutuhkan dana yang besar. Misalnya, kita berinvestasi untuk menyiapkan biaya sekolah anak, membeli kendaraan, pergi haji atau menyiapkan dana hari tua (masa pensiun).
Mengingat adanya kenaikan tingkat harga (inflasi) yang terjadi setiap tahun semakin tinggi, maka kegiatan investasi ini harus dilakukan setiap orang untuk menjaga kemampuan daya belinya di masa mendatang. Sebab, potensi keuntungan (return) yang dihasilkan dari berinvestasi bisa lebih besar dan mampu melawan inflasi yang terjadi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi adalah risiko, karena setiap jenis investasi mengandung risiko dan keuntungan yang saling berbanding lurus. Artinya, semakin tinggi risiko yang dapat kita tanggung maka potensi keuntungan akan semakin besar pula (high risk high return).
Di sisi lain, berkaitan dengan risikonya, menabung relatif lebih aman bila dibandingkan dengan investasi. Namun keuntungan (return) yang dihasilkan pun kecil yang sesuai konsep low risk low return. Menabung biasanya untuk tujuan keuangan jangka pendek dan menjadi tempat untuk dana darurat karena memiliki likuiditas yang tinggi.
Apabila sewaktu-waktu kita membutuhkan dana, uang tabungan dapat langsung ditarik atau dicairkan. Sedangkan berinvestasi utamanya untuk jangka waktu panjang sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih maksimal.
Idealnya, dalam mengatur keuangan adalah kita memiliki tabungan yang dijadikan sebagai darurat dan investasi sebagai tempat untuk mengembangkan uang yang dapat memenuhi kebutuhan atau tujuan keuangan di masa depan. Namun, yang perlu diketahui untuk mencapai tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, berinvestasi jauh lebih menguntungkan.
Untuk bisa melihat perbedaan antara investasi dan menabung ini bisa dilihat dari simulasi berikut ini. Misalnya, kamu memiliki uang Rp5 juta, lalu uang tersebut ada yang disimpan di reksadana dan ada yang ditempatkan di deposito selama 3 tahun.
Dari simulasi tersebut, menabung Rp3 juta di reksadana campuran Shinhan Balance Fund dari PT Shinhan Asset Management jauh lebih menguntungkan, yakni bisa memberikan imbal hasil total 32,09 persen sehingga total investasi dan imbal hasil mencapai Rp237,89 juta.
Sedangkan apabila uang Rp3 juta tersebut hanya ditabung di deposito, maka hanya mendapatkan imbal hasil 2 persen sehingga total investasi dan bunga mencapai Rp185,76 juta.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.