Sudah Gajian? Ini Tips Mengelola Penghasilan dan Nabung Reksadana
Semakin lama kita menunda perencanaan keuangan, maka semakin sulit pula usaha untuk mempersiapkan masa tua
Semakin lama kita menunda perencanaan keuangan, maka semakin sulit pula usaha untuk mempersiapkan masa tua
Bareksa.com - Seringkali setelah kita menerima gaji, namun selalu habis bak numpang lewat saja. Bahkan kadang kita tidak menyadari ke mana saja pengeluaran kita setiap bulannya, namun saldo tabungan kita sudah menipis sebelum tengah bulan.
Hal yang sepertinya sepele ini bisa menjadi masalah di kemudian hari jika kita tidak merencanakan pengalokasian gaji kita dengan baik, terutama ketika kita masuk ke usia pensiun nantinya.
Karena itu, ada baiknya kita mulai melakukan pencatatan atas pengeluaran kita dan melakukan evaluasi apakah pengeluaran kita sudah sehat dan dapat mengakomodasi kebutuhan finansial jangka pendek, menengah, dan panjang.
Promo Terbaru di Bareksa
Secara umum, bagi yang baru memulai untuk mengatur pengalokasian gaji, panduan berikut dapat digunakan sebagai acuan :
• 50 persen untuk pengeluaran rutin bulanan
• 30 persen untuk pembayaran utang
• 10 persen untuk investasi dan tabungan
• 10 persen untuk proteksi
Yang harus dicatat dalam hal utang di atas adalah haruslah utang yang bersifat produktif atau utang untuk pembelian barang yang harganya mempunyai potensi kenaikan harga, seperti properti.
Utang konsumtif seperti pembelian handphone, makan di restoran, nonton bioskop, dan lain-lain masuk ke dalam komponen pengeluaran rutin bulanan.
Bagi yang sudah berhasil merubah pola pengeluaran menjadi seperti yang dipaparkan tersebut, maka langkah berikutnya untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik adalah meningkatkan porsi investasi dan tabungan dengan mengurangi porsi pengeluaran rutin bulanan dan utang.
Sehingga pengalokasian gaji menjadi sebagai berikut:
• 40 persen untuk pengeluaran rutin bulanan
• 20 persen untuk pembayaran utang
• 30 persen untuk investasi dan tabungan
• 10 persen untuk proteksi
Dengan komposisi di atas, persiapan untuk masa depan yang lebih cerah seperti pensiun sejahtera, pendidikan yang baik untuk anak, dan persiapan warisan dapat menjadi lebih baik.
Apabila kebutuhan keuangan di masa depan ternyata membutuhkan dana yang lebih banyak, maka memang diperlukan perubahan gaya hidup. Alokasi dana yang dulunya dipergunakan untuk makan di restoran, menonton bioskop, kebiasaan gonta-ganti handphone, dapat dialokasikan lebih ke dalam porsi investasi dan tabungan.
Sehingga alokasi gaji menjadi sebagai berikut :
• 30 persen untuk pengeluaran rutin bulanan
• 10 persen untuk pembayaran utang
• 50 persen untuk investasi & tabungan
• 10 persen untuk proteksi
Merubah gaya hidup kita untuk persiapan masa depan kita secara perhitungan matematis nampak mudah, namun pada prakteknya terkadang kita mengalami kesulitan untuk menurunkan gaya hidup mewah kita menjadi lebih sederhana.
Namun, hal ini sebaiknya kita mulai sejak dini, karena semakin lama kita menunda perencanaan keuangan, maka semakin sulit pula usaha kita untuk mempersiapkan masa tua kita nantinya. Jangan lupa, sesuaikanlah instrumen investasi Anda dengan profil risiko Anda.
Alokasi investasi
Jika kamu mengalokasikan 10 persen gajimu untuk berinvestasi, kamu bisa memilih berbagai macam instrumen investasi, salah satunya reksadana.
Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.
3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.
Simulasi invetasi reksadana
Katakan kamu merupakan karyawan fresh graduate di Jakarta dengan gaji Rp4 juta per bulan. Dari nilai itu 10 persennya atau Rp400.000 diinvestasikan atau ditabung di reksadana pasar uang Lancar Victoria Mercurius dengan nilai minimum investasi awal Rp100.000. Maka hasilnya akan jadi seperti ini :
Sumber : Bareksa
Dana pokok invetasi yang awalnya senilai Rp4.900.000 telah bertumbuh menjadi Rp5.076.000. Simulasi ini mengandaikan kamu sudah berinvestasi sejak setahun lalu.
Namun jika kamu menginvestasikan danamu untuk jangka waktu 2 tahun di reksadana pendapatan tetap Syailendra Pendapatan Tetap Premium maka hasilnya sebagai berikut :
Sumber : reksadana
Dana pokok investasimu yang semula Rp9.700.000 telah bertumbuh menjadi Rp10,49 juta. Simulasi ini mengandaikan kamu telah menabung sejak 2 tahun lalu.
Jika kamu berinvestasi dengan jangka waktu 3 tahun di reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund maka hasilnya akan menjadi sebagai berikut :
Sumber : Bareksa
Dari hasil simulasi, dana pokok investasimu yang sebelumnya senilai Rp14,5 juta telah bertumbuh menjadi Rp18,02 juta. Simulasi ini mengandaikan kamu telah berinvestasi di reksadana sejak 3 tahun lalu.
Adapun jika kamu ingin berinvestasi dengan jangka waktu lebih panjang di atas 5 tahun, maka reksadana saham bisa dipilih. Misalkan kamu berinvestasi Rp400.000 per bulan di reksadana saham Simas Saham Unggulan dengan nilai investasi awal Rp100.000.
Sumber : Bareksa
Hasil simulasi tersebut menunjukkan, dana pokok investasi kamu yang semula senilai Rp24,1 juta, dalam 5 tahun telah bertumbuh menjadi Rp33,46 juta. Simulasi ini mengandaikan kamu telah berinvestasi sejak 5 tahun lalu.
Untuk mempelajari lebih lanjut soal menabung di reksadana, baca ini : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.