Seperti Cari Jodoh, Ini 3 Tips Pilih Reksadana yang Tepat

Bareksa • 26 Oct 2018

an image
Ilustrasi pria memikat wanita dengan smartwatch Apple hasil dari investasi reksadana. (sumber: 123rf.com)

Investasi reksadana tidak hanya untuk orang kaya, karena bisa dibeli cukup dengan uang Rp100 ribu.

Bareksa.com - Setiap orang pasti menginginkan bisa mendapatkan hasil dari investasi yang mantap betul (mantul) karena bisa menentukan kondisi kehidupan kita di masa depan. Namun, mencari produk investasi yang cocok dengan keinginan kita susah-susah gampang, layaknya mencari pasangan hidup.

Kita tahu mencari jodoh untuk hidup bersama harus berdasarkan pertimbangan yang tidak mudah. Mau yang mana? Yang seksi tapi rada judes, atau yang gendut tapi lumayan baik hati?

Untuk berinvestasi reksadana juga begitu, seperti halnya memilih pacar. Reksadana terdiri dari banyak pilihan, tidak hanya jenisnya tetapi juga manajer investasi yang mengelolanya. 

Kalau soal pentingnya berinvestasi reksadana sudahlah jelas; sejelas pentingnya kamu untuk tidak terus menjomblo.

Berinvestasi reksadana jelas bisa menghasilkan keuntungan (return) yang jauh lebih besar daripada bunga tabungan dan deposito bank. Selain itu, return-nya juga dapat mengalahkan tingginya inflasi (kenaikan harga barang) yang terjadi setiap tahun. Tidak seperti deposito, berinvestasi reksadana tidak hanya bisa dilakukan oleh mereka yang kaya, karena bisa dibeli cukup dengan uang Rp100 ribu. 

Lantas, bagaimana kiat memilih reksadana yang tepat, sehingga seperti saat memilih pasangan hidup, kita tidak lalu menyesal kemudian?

1. Tentukan dulu tujuan investasi

Dalam berinvestasi reksadana, hal pertama yang penting dilakukan adalah menentukan tujuan investasi. Seperti orang sering bilang: yang kita mau lakukan itu memilih suami/istri atau lagi mimpi main film di siang bolong? Dari situ, kita akan mengetahui jangka waktu yang diperlukan dan tipe reksadana yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Reksadana terdiri dari beberapa jenis dan memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal risiko maupun potensi imbal hasilnya.

2. Bibit, bebet, dan bobot reksadana

Kebawelan orangtua soal bibit, bebet, dan bobot pasangan janganlah buru-buru kamu cibir. Itu juga diperlukan dalam berinvestasi. Dalam memilih reksadana kita harus mengetahui terlebih dahulu latar belakang, informasi detail produk, jenisnya, risiko, kinerjanya selama ini, serta manajer investasi yang mengelolanya.

Kinerja reksadana yang kita pilih ditentukan oleh keahlian manajer investasi dalam mengelola reksadana tersebut. Pemilihan produk reksadana sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko kita, agar investasi dapat memberikan hasil maksimal sesuai dengan risiko yang dapat kita tanggung. Dalam berinvestasi, perlu dicamkan bahwa risiko seiring dengan potensi keuntungan (return). Semakin tinggi risikonya, biasanya semakin tinggi pula potensi hasilnya (high risk high return)

3. Rekam jejak

Salah satu indikator untuk menilai apakah reksadana tertentu memiliki kinerja bagus atau tidak dapat kita lihat dari rekam jejaknya, dari data return historikalnya. Meskipun data kinerja saat ini tidak selalu mencerminkan hasil investasi di masa depan, data historikal ini dapat kita jadikan sebagai acuan untuk memproyeksikan kinerja reksadana di masa mendatang.

Penilaian atas kinerja reksadana juga dapat dilihat dari rating (peringkat) yang diberikan lembaga independen. Bareksa, misalnya, memiliki Barometer Bareksa yang membantu nasabah menilai kinerja berbagai reksadana berdasarkan risiko, keuntungan, dan dana kelolaannya (Asset Under Management, AUM). Semakin besar jumlah bulatan yang dimiliki dalam barometer, semakin baik kualitas reksadana tersebut.

Sama halnya dengan memilih si dia untuk menjadi pasangan hidup, memilih reksadana pun perlu menelusuri masa lalunya.

Jadi, sudah yakin mau memilih reksadana yang mana? Untuk melihat daftarnya, silakan klik tautan berikut.

* * *

Ingin berinvestasi reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.