Reksadana Campuran Ini Untung Hingga 28 Persen, Saat IHSG dan Indeks LQ45 Jeblok
Tercatat IHSG minus 2,86 persen dalam setahun terakhir dan indeks LQ45 longsor 8,47 persen
Tercatat IHSG minus 2,86 persen dalam setahun terakhir dan indeks LQ45 longsor 8,47 persen
Bareksa.com - Gejolak perekonomian dunia selama setahun belakangan, tak ayal membuat dampak buruk bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang selama setahun terakhir fluktuatif ditambah dengan kombinasi faktor eksternal dan internal turut mewarnai sentimen penggerak pasar.
Salah satunya, gejolak harga minyak seiring memanasnya kondisi geopolitik Timur Tengah, hingga ancaman sanksi ekonomi baru AS atas Iran. Kemudian pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS dengan menaikkan Fed Funds Rate secara bertahap.
Tren penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang negara-negara di dunia, utamanya negara berkembang, termasuk rupiah, juga menjadi sentimen negatif. Bahkan, rupiah sempat melampaui batas level psikologis Rp15.000 per dolar AS.
Promo Terbaru di Bareksa
Tercatat IHSG minus 2,86 persen dalam setahun terakhir (per 12 Oktober 2018). Jika dihitung secara year to date, IHSG anjlok lebih dalam yakni 9,43 persen. Tidak berbeda, indeks LQ45 longsor 8,47 persen setahun terakhir dan terjun 16,36 persen secara year to date 2018.
Kemudian Jakarta Islamic Index, indeks saham-saham syariah terjerembap lebih dalam yakni minus 13,76 persen setahun terakhir dan 16,35 persen secara year to date 2018.
Kinerja IHSG dan Indeks Acuan Setahun Terakhir (per 12 Oktober 2018)
Sumber : Bareksa
Kondisi serupa juga dialami indeks reksadana yang didalamnya memiliki portofolio investasi saham seperti indeks reksadana campuran dan indeks reksadana campuran syariah. Keduanya mencatatkan pertumbuhan negatif setahun terakhir maupun year to date.
Indeks reksadana campuran mencatatkan return negatif 4,18 persen setahun terakhir dan minus 6,48 persen YtD 2018. Tidak berbeda, return indeks reksadana campuran syariah amblas 7,53 persen setahun terakhir dan minus 9,2 persen YtD 2018.
Return IHSG dan Indeks Acuan Setahun Terakhir (per 12 Oktober 2018)
Sumber : Bareksa
Meskipun gejolak dialami pasar modal dalam setahun terakhir, hal tersebut tak membuat beberapa produk reksadana ini ikut anjlok.
Tercatat di marketplace Bareksa, beberapa produk reksadana campuran ini masih tetap membukukan keuntungan tinggi dalam setahun terakhir.
Top 5 Reksadana Campuran Return Tertinggi Setahun terakhir (per 12 Oktober 2018)
Sumber : Bareksa
Apa saja isi portofolionya? Simak ulasan berikut.
1. Archipelago Balance Fund
Produk reksadana ini dikelola oleh PT Shinhan Asset Managemet dan diluncurkan pada 11 Januari 2013. Reksadana campuran Archipelago Balance Fund menduduki posisi pertama dengan return 28,75 persen setahun terakhir per 12 Oktober 2018.
Sumber : Bareksa
Produk reksadana ini memiliki dana kelolaan Rp48,5 miliar dengan pembelian minimum Rp100.000.
Archipelago Balance Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang optimal untuk para investor dalam jangka panjang melalui proses investasi yang dilakukan secara selektif dan pengelolaan yang penuh ke hati-hatian di dalam pasar modal Indonesia pada efek bersifat ekuitas,efek bersifat utang, dan instrumen pasar uang.
Berdasarkan fund fact sheet Juli 2018, portofolio investasi reksadana ini pada saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
2. Sucorinvest Flexi Fund
Reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund diluncurkan pada 6 Desember 2006 dan dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management. Reksadana ini mencetak return 15,45 persen dalam setahun terakhir.
Reksadana ini dapat dibeli dengan pembelian minimum Rp100.000. Dana kelolaan reksadana ini Rp375,7 miliar.
Sumber :Bareksa
Berdasarkan fund fact sheet September 2018, top holding dalam portofolio investasi produk reksadana campuran ini di antaranya di saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), OBL BKLJ III MANDALA MULTIFINANCE THP I TH18 SR A dan OBL I BUSSAN AUTO FINANCE THN17 SERI A.
3. TRIM Kombinasi 2
Produk reksadana campuran yang dikelola oleh PT Trimegah Asset Management ini mencetak keuntungan 14,91 persen dalam setahun terakhir. TRIM Kombinasi 2 diluncurkan pada 10 November 2006 dengan dana kelolaan Rp35,41 miliar.
Sumber : Bareksa
Berdasarkan fund fact sheet September 2018, produk ini memiliki kebijakan investasi 30 persen hingga 75 persen dalam efek bersifat saham dan antara 20 persen hingga 50 persen dalam efek bersifat utang dan pasar uang.
Produk ini membukukan portofolio investasinya di antaranya pada saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Obligasi BKLJT IV SMF Thp IV Thn 2018 SR-A, PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
4. Simas Satu
Reksadana campuran Simas satu dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management yang diluncurkan pada 15 Januari 2001. Simas Satu menempati posisi keempat dengan return 9,22 persen setahun terakhir.
Simas Satu bertujuan untuk mencapai tingkat pendapatan yang optimal dalam jangka melalui peningkatan nilai modal, penghasilan dividen dan pendapatan bunga, serta mengurangi risiko investasi.
Sumber : fund fact sheet Agustus 2018
Berdasarkan fund fact sheet agustus 2018, portofolio investasi dari simas satu ialah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
5. TRAM Alpha
Produk reksadana campuran ini menduduki peringkat kelima dengan return 7,83 persen setahun terakhir. TRAM Alpha memiliki dana kelolaan Rp10,8 miliar dan diluncurkan pada 1 Mei 2013. Sama seperti TRIM Kombinasi 2, reksadana campuran ini juga dikelola oleh PT Trimegah Asset Managemet.
Sumber : fund fact sheet September 2018
TRAM Alpha bertujuan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang dan dalam segala kondisi pasar melalui investasi di beberapa kelas aset, yaitu efek bersifat ekuitas, utang dan instrumen pasar uang dalam negeri.
Produk ini memiliki kebijakan investasi minimum 1 persen dan maksimum 79 persen pada efek bersifat ekuitas,minimum 1 persen dan maksimum 79 persen pada efek bersifat utang, dan minimum 0 persen dan maksimum 79 persen pada instrumen pasar uang.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.