Reksadana Saham Disarankan Jadi Pilihan Investasi pada Agustus, Apa Alasannya?
Investor perlu memperhatikan potensi kenaikan bunga The Fed yang akan diikuti kenaikan suku bungan acuan BI
Investor perlu memperhatikan potensi kenaikan bunga The Fed yang akan diikuti kenaikan suku bungan acuan BI
Bareksa.com – Meskipun Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan tarif impor pertamanya terhadap Tiongkok senilai US$34 miliar pada Juli lalu dan kenaikan Fed Fund Rate oleh The Fed masih menghantui pasar emerging market termasuk Indonesia. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia dinilai masih cukup stabil serta pasar saham Indonesia mulai beranjak membaik. Melihat hal tersebut, Bank Commonwealth merekomendasikan prospek investasi reksadana pada kelas aset ekuitas (saham) masih menjadi pilihan yang obyektif sepanjang bulan Agustus ini.
Kondisi ekonomi global memberikan dampak yang relatif besar terhadap ekonomi Indonesia pada semester pertama 2018. Kenaikan Fed Fund Rate oleh The Fed sebanyak dua kali dengan total 50bps pada semester pertama tahun 2018 membuat arus dana keluar dari pasar keuangan. Hal ini mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 6,33 persen.
Untuk menahan laju depresiasi rupiah, Bank Indonesia (BI) merespons dengan menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali dengan total 100bps. Strategi tersebut dinilai cukup ampuh untuk mengembalikan ketertarikan investor asing untuk kembali berinvestasi di Indonesia. Hal ini terlihat dari mulai adanya aliran dana masuk ke pasar Surat Berharga Nasional (SBN) dan saham pada akhir Juli lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
Dari sisi domestik, perhelatan Asian Games 2018 diprediksi akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dan menjadi katalis positif dari dalam negeri. Asian Games 2018 akan terus menyumbang keuntungan untuk sektor infrastruktur dan manufaktur, selain itu acara olahraga bergengsi Asia ini juga akan berkontribusi positif di sektor transportasi dan juga konsumsi/consumer good.
“Atmosfer investasi Indonesia saat ini mengarah positif. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sebesar +2,37 persen sepanjang bulan Juli 2018 dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2018 tercatat sebesar 5,27 persen lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 5,06 persen dan lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu 5,01 persen. Asian Games yang akan dimulai Agustus ini juga diharapkan akan menambah komponen pertumbuhan belanja domestik pada kuartal III/2018,” kata Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth Ivan Jaya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018.
Ivan menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh investor adalah kebijakan The Fed yang masih akan menaikkan suku bunganya kemungkinan di bulan September dan Desember dan diikuti dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia, volatilitas rupiah terhadap dolar AS, masih berlanjutnya isu perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, serta kondisi politik dalam negeri terkait dengan penetapan calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Untuk mengikuti pasar yang makin dinamis dan membantu mengoptimalkan imbal hasil investasi nasabah, Bank Commonwealth menyediakan layanan wealth management yang dinamakan Dynamic Model Portfolio. Layanan ini akan mengumpulkan berbagai informasi pasar, memilah mana yang paling relevan untuk setiap nasabah berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi mereka, kemudian memberikan saran terkait penempatan portofolio asetnya.
Dengan layanan ini, nasabah bisa menggerakkan asetnya secara dinamis, tidak harus sama dengan proporsi investasi yang ditentukan di awal. Investasi disesuaikan tidak hanya berdasarkan profil risiko Nasabah, namun juga risiko pasar ke depannya.
“Lewat dynamic model portfolio, kami ingin melayani nasabah kami dengan layanan wealth management yang mampu membantu mereka memahami realita pasar yang dinamis daripada hanya statis terpaku pada teori semata. Seperti rekomendasi dynamic model portfolio di bulan Agustus untuk nasabah dengan profil risiko growth meningkatkan porsi kelas aset saham dari 60 persen ke 70 persen, sementara menurunkan porsi fixed income dari 20 persen ke 15 persen, dan pasar uang dari 20 persen ke 15 persen,” jelas Ivan.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.