Bareksa.com – Risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) Rabu malam waktu Washington, Amerika Serikat atau Kamis dini har, 22 Februari 2018, waktu Indonesia mendorong naiknya yield (imbal hasil) treasury AS 10 tahun. Tercatat yield treasury AS menyentuh level tertinggi dalam empat tahun di 2,95 persen.

Setelah The Fed mempertahankan suku bunganya pada Januari 2018 lalu, risalah rapat FOMC menunjukkan komite penetapan suku bunga acuan AS lebih percaya diri akan laju kenaikan suku bunga, dengan ekspektasi inflasi yang meningkat seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi.

Dalam sebulan terakhir, imbal hasil treasury AS naik cukup signifikan, yakni hingga 10,55 persen per 21 Februari 2018. Naiknya imbal hasil tersebut turut menopang pergerakan dolar AS yang terus merangkak naik dan berimbas pada pelemahan rupiah.

Indeks dolar AS, yang diukur terhadap enam rival mata uang utama naik hingga 1,01 persen di level 90 pada penutupan Rabu kemarin. Angka itu lebih tinggi dari level terendah tiga tahun pada akhir pekan di 89,1.

Sementara, rupiah melemah 2 persen dalam sebulan (per 21 Februari 2018), di level Rp13.618 per dolar AS. Pelemahan utamanya karena masih minimnya data-data ekonomi dalam negeri yang mampu menyokong penguatan mata uang Garuda.

Sentimen pelemahan rupiah turut memberikan tekanan bagi pasar obligasi domestik. Indeks obligasi konvensional, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terpantau turun 1,23 persen dalam sebulan (per 21 Februari 2018).

Hal ini berdampak pada kinerja reksa dana berbasis obligasi terutama pada reksa dana jenis pendapatan tetap. Dalam sebulan, indeks reksa dana pendapatan tetap turun 1,49 persen.

Indeks reksa dana pendapatan tetap syariah juga turun 0,71 persen dalam sebulan (per 21 Februari 2018). Tidak hanya itu, reksa dana pendapatan tetap syariah yang tersedia di aplikasi DOKU turut merasakan dampaknya.

Reksa dana itu adalah Bahana Mes Syariah Fund. Reksa dana dengan tingkat risiko moderat ini mengalami penurunan performa (return) 1,07 persen sebulan. Berbeda dengan reksa dana jenis pasar uang yang juga tersedia di aplikasi DOKU.

Jenis reksa dana pasar uang juga merupakan produk reksa dana berbasis obligasi. Namun, obligasi yang ditempatkan pada portofolio reksa dana adalah obligasi jangka pendek (jatuh tempo di bawah 1 tahun).

Sehingga fluktuasi return dan risiko reksa dana pasar uang lebih rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana pendapatan tetap. Di tengah tekanan di pasar obligasi, dua reksa dana pasar uang di aplikasi DOKU mencatatkan performa stabil dengan return positif.

Dua reksa dana tersebut adalah reksa dana Cipta Dana Cash (kelolaan PT Ciptadana Asset Management) dan reksa dana Bahana Likuid Syariah (kelolaan PT Bahana TCW Investment Management).

Dalam sebulan terakhir, reksa dana Cipta Dana Cash mencatatkan return 0,52 persen. Sementara reksa dana Bahana Likuid Syariah berhasil menorehkan return 0,47 persen sebulan (per 21 Februari 2018).

Jika dilihat dalam setahun terakhir, Cipta Dana Cash telah mencetak return 6,22 persen (per 21 Februari 2018). Begitupun performa Bahana Likuid Syariah yang menorehkan return 5,7 persen dalam periode yang sama.

Cipta Dana Cash

Sumber : Bareksa.com

Bahana Likuid Syariah

Sumber : Bareksa.com

Kedua reksa dana ini dapat menjadi alternatif investasi untuk memperoleh tingkat pendapatan yang stabil serta menjaga kestabilan likuiditas dengan tingkat risiko yang relatif rendah. Masih takut berinvestasi ? Coba dulu reksa dana pasar uang yang tersedia di aplikasi DOKU ini.

***

Belum punya akun DOKU?

- Cara buka akun DOKU, klik tautan ini
- Daftar reksa dana Bareksa di DOKU, klik tautan ini
- Beli reksa dana di DOKU, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.