4 Tips Atur Gaji Sebelum Habis Tengah Bulan
Dengan membuat besaran porsi dari pos-pos pengeluaran, setiap pengeluaran jadi jelas dan terarah dengan baik.
Dengan membuat besaran porsi dari pos-pos pengeluaran, setiap pengeluaran jadi jelas dan terarah dengan baik.
Bareksa.com – Terkadang seringkali terlontar ungkapan ‘uang gajian hanya lewat saja seperti air’ dari bibir pekerja yang menerima penghasilan berupa gaji tiap bulan. Sebagian besar orang ini rupanya masih mengalami kesulitan dalam mengatur uang gajiannya.
Tak jarang, uang gaji sudah habis sebelum pertengahan bulan. Hal tersebut bisa terjadi karena mereka tidak mengelola gaji dengan baik sehingga tingkat konsumsinya sangat tinggi. Sebenarnya apa prinsip yang harus diperhatikan agar konsumsi bulanan kita bisa diatur?
Hal paling mudah untuk dilakukan pada saat kita menerima gaji adalah harus membuat aturan anggaran. Dalam anggaran ini, kita membuat besaran porsi dari gaji yang kemudian kita anggarkan pada pos-pos yang menjadi kebutuhan kita dalam sebulan.
Promo Terbaru di Bareksa
Tejasari Assad, Financial Planner Tatadana Consulting, memberikan penjelasan dalam menganggarkan besaran porsi gaji ini ke dalam beberapa pos pengeluaran, di antaranya sebagai berikut:
1. Pengeluaran untuk pembayaran utang
Untuk pengeluaran utang ini, menurut Tejasari, sebaiknya tidak boleh melebihi 30 persen dari gaji. Jika lebih dari 30 persen maka bisa-bisa akan terjadi kekurangan pada pos-pos lainnya yang tidak kalah penting dan akan menyebabkan kita akan terus mempunyai utang untuk menutupi kekurangan yang terjadi setiap bulan.
“Porsi untuk pengeluaran utang ini tidak melebihi 30 persen dari gaji yang kita terima. Dan sebaiknya porsi utang ini digunakan untuk investasi misalnya saja untuk membayar cicilan rumah atau hal yang sifatnya produktif lainnya. Sehingga utang yang rutin kita bayarkan memberikan hasil yang bermanfaat secara jangka panjang,” ujar Tejasari kepada Bareksa.
2. Pengeluaran investasi dan menabung
Pada pos investasi dan menabung ini, kita sebaiknya menganggarkan minimal 10 persen dari gaji. Anggaran investasi dan menabung ini bisa ditempatkan pada instrumen investasi seperti emas, reksa dana, obligasi, dan saham.
3. Pengeluaran bulanan
Pengeluaran bulanan ini meliputi biaya membayar kosan atau kontrakan, biaya makan dan transportasi, biaya anak sekolah, asuransi, sosial (zakat/sedekah), uang kepada orang tua, pembayaran listrik dan air serta pengeluaran rutin lainnya yang harus dikeluarkan tiap bulan.
Tejasari membagi porsi yang berbeda untuk pos ini bagi yang sudah berkelurga dan bagi yang masih single (belum menikah). Bagi yang sudah berkeluarga porsi untuk pengeluaran ini bisa mencapai 40 persen dari gaji. Sedangkan bagi yang belum menikah, pengeluaran bulanan bisa hanya 20 persen dari gaji. Hal tersebut dikarenakan bagi yang masih lajang belum memiliki tanggungan yang terlalu banyak seperti orang yang sudah berkeluarga.
4. Pengeluaran pribadi
Pos pengeluaran pribadi ini bisa meliputi biaya pemakaian pulsa telepon bulanan, belanja (shopping), hangout bersama teman, pergi nonton ke bioskop ataupun pergi ke tempat-tempat kuliner dan wisata atau bahkan digunakan untuk membeli buku atau workshop/seminar guna memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
Tejasari pun membagi pos ini dengan porsi yang berbeda bagi yang sudah berkeluarga dan bagi yang masih single. Bagi yang sudah berkeluarga porsi untuk pengeluaran pribadi bisa lebih kecil yaitu sekitar 20 persen dari total gaji. Sementara bagi yang masih single, porsi ini bisa lebih besar yaitu sekitar 40 persen dari total gaji karena biasanya kalangan yang single ini tingkat konsumsi dan bersenang-senangnya masih cukup tinggi.
Namun, sebaiknya saat masih lajang, kita bisa dapat mengalokasikan porsi yang lebih besar untuk melakukan investasi dan menabung karena tanggungan masih belum terlalu besar. “Pada saat belum berkeluarga (single) inilah waktu yang tepat untuk mengalokasikan porsi investasi bisa lebih besar dengan mengurangi pengeluaran pribadi yang cenderung konsumtif dan hura-hura," ungkap Tejasari.
Dengan membuat besaran porsi dari gaji pada pos-pos pengeluaran seperti ini, kita dapat mengatur gaji dengan baik. Segala jenis pengeluaran menjadi jelas terukur dan terarah. Sehingga hal ini dapat menghindari kita dari pemborosan ataupun pengeluaran yang berlebihan dan dapat menyebabkan defisit pada gaji.
***
Butuh bantuan?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.