Bareksa.com – Yimmy Lesmana, Direktur PT Mega Asset Management yang telah berkecimpung di dunia pasar modal lebih dari 15 tahun berbagi tips bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di reksa dana.
Yimmy mulai bergabung dengan grup besar milik konglomerasi Chairul Tanjung, yakni CT Corpora sejak 2006. Sebelum bergabung dengan Mega Asset Management pada 2011, Yimmy terlebih dulu dipercaya CT Corpora untuk menjadi Direktur di PT Mega Capital Indonesia dan PT Mega Capital Investama.
Berafiliasi dengan CT Corpora membuat Yimmy paham sulitnya meningkatkan jumlah investor ritel. Banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui apa itu reksa dana. Untuk itu analis Bareksa meminta Yimmy memberi tips untuk masyarakat awam yang sama sekali tidak mengenal reksa dana, berikut petikannya;
Bagaimana cara kita memulai investasi di reksa dana?
Kita harus mengetahui profil risiko diri kita sendiri, apakah kita tipe penerima risiko atau tipe penghindar risiko. Jenis reksa dana sendiri ada empat, yakni reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana saham. Investor dapat menyesuaikan dengan profilnya sendiri.
Dalam situasi pasar saham yang sedang tertekan ini, apakah investor sebaiknya menghindari pembelian reksa dana?
Sebaliknya justru ini saat yang tepat untuk membeli reksa dana. Jika anda sangat khawatir uang modal anda akan menurun, maka anda dapat mencoba reksa dana pasar uang.
Reksa dana pasar uang mayoritas portofolionya deposito sehingga lebih aman, tapi returnnya lebih menarik dibanding kita menanamkan langsung dana di deposito. (Baca juga: 'Menabung' di Reksa Dana Pasar Uang: Minim Risiko, Lebih Menarik dari Deposito)
Sedangkan bagi tipe investor yang siap menerima risiko, reksa dana saham bisa menjadi pilihan, asal dengan syarat uang yang ditanamkan benar-benar uang yang tidak akan digunakan dalam jangka panjang atau biasa disebut idle money. Lalu pembelian juga dibagi dalam beberapa tahapan tidak sekaligus langsung diinvestasikan.
Misalnya anda akan menempatkan dana Rp100 juta, maka anda bagi menjadi lima tahap. Pertama anda beli Rp20 juta terlebih dulu ke reksa dana saham pilihan. Lalu jika saham turun lagi, anda kembali melakukan pembelian, begitu seterusnya hingga ke dalam tahapan terakhir.
Dengan begitu maka anda akan memperoleh profit maksimal di masa mendatang.
Sisa dana dalam tiap tahapan bisa anda bisa tempatkan dulu di reksa dana pasar uang yang dapat dijadikan alternatif penempatan dana sementara sekitar satu sampai dua minggu menunggu situasi lebih kondusif.
Jadi pada pembelian kedua dan seterusnya anda hanya memindahkan dari reksa dana pasar uang ke reksa dana saham.
Bagi saya yang ingin belajar investasi reksa dana, apa yang harus saya lakukan agar bisa memperoleh profit maksimal?
Pada tahap awal anda bisa mulai belajar dengan membeli reksa dana pasar uang. Jadi anda mengetahui bagaimana mekanisme keuntungan di reksa dana dan menjadi lebih familiar dengan reksa dana.
Lalu jika ingin mencoba reksa dana dengan return yang lebih tinggi anda bisa mulai masuk ke reksa dana saham, tetapi disarankan untuk melakukannya secara berkala misalnya setiap bulan. Dan itu harus konsisten tiap bulannya dan diperlukan komitmen dari investornya sendiri.
Pada tahap ini anda tidak perlu lagi memusingkan dengan fluktuasi harga reksa dana saham, karena tujuan kita jangka panjang. Jangan melihat NAV setiap hari, karena investasi ini hasilnya akan sangat dirasakan ketika 10 tahun lagi.
Anda bisa secara berkala melakukan pembelian mulai Rp100 ribu sampai Rp300 ribu per bulan. Misal anda mulai dengan reksa dana pasar uang, menggunakan simulasi Bareksa.com, anda menabung Rp100 ribu per bulannya di reksa dana dari mulai 1 Januari 2013 sampai 5 Mei 2015 di reksa dana pasar uang milik Mega yakni Mega Asset Multicash.
Sumber: Bareksa.com
Hasilnya uang anda akan menjadi Rp3.109.706 hanya dalam jangka waktu 2,34 tahun. Pokoknya Rp2.900.000 dan keuntungannya Rp269.706 atau 9,3 persen. Dan bisa dilihat pada grafik di bawah reksa dana pasar uang tidak fluktuatif seperti reksa dana saham sehingga lebih aman.
Bandingkan jika ditempatkan pada bank, nilai uang Rp100.000 per bulan tidak akan bisa ditempatkan di deposito dan uang pokok anda senilai Rp2.900.000 malah kemungkinan akan lebih tergerus dengan biaya administrasi dari bank.
Sumber: Bareksa.com
Saya juga memiliki investasi di properti dan emas, bagaimana alokasi dana jika saya juga ingin menempatkan di reksa dana?
Anda bisa menentukan alokasi dana berdasarkan usia. Jika usia anda masih di bawah 30 tahun, maka porsi dana untuk di reksa dana cukup 10 sampai 20 persen dari total dana investasi anda. Kenapa? karena anda tentu juga memiliki kebutuhan memiliki rumah untuk tinggal pada saat menikah nanti.
Lalu jika usia anda sudah di atas 30 sampai 45 tahun, anda bisa memperbesar alokasi dana menjadi 20 sampai 30 persen. Pada usia tersebut anda perlu mempersiapkan diri untuk memiliki dana pensiun, oleh karena itu dana yang ditabung di reksa dana juga harus lebih besar.
Ketika di atas 45 tahun, alokasi dana bisa diturunkan kembali menjadi 10 sampai 20 persen, karena pendapatan anda di usia senja juga mengalami penurunan.
Apa kesulitan Anda memasarkan reksa dana selama ini?
Banyak sekali masyarakat awam yang tidak mengenal reksa dana. Padahal setelah tahu, mereka sangat ingin memiliki investasi seperti reksa dana, karena memiliki return yang bisa lebih tinggi dari deposito dan mengalahkan inflasi.
Ada nasabah saya yang menyesal karena baru mengetahui reksa dana di usia senja. “Coba saya tahu dari 15 tahun lalu, pasti anak saya bisa sekolah,” kata nasabah yang bercerita kepada saya.
Apalagi saat ini, kenaikan biaya pendidikan per tahunnya lebih dari 10 persen per tahun, sehingga jika hanya mengandalkan deposito maka cita-cita untuk memperoleh pendidikan yang tinggi untuk anak kemungkinan besar sulit terlaksana.