Ketua Dekom OJK Wimboh Santoso: Investor Ritel Lokal Makin Dominasi Pasar Modal
Per September 2020, volume transaksi lokal mencapai 73,7 persen dari total transaksi di bursa saham
Per September 2020, volume transaksi lokal mencapai 73,7 persen dari total transaksi di bursa saham
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang bahwa partisipasi investor dalam negeri di pasar modal semakin besar sehingga mengurangi ketergantungan pada investor asing. OJK pun terus berupaya melakukan pendalaman pasar (market deepening) untuk mendorong investor lokal.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan bahwa sepanjang tahun berjalan ini, telah terjadi aliran dana asing keluar dari negara emerging market, termasuk Indonesia. Namun, nilai jual bersih asing di pasar saham Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara tetangga dan sejenis (peers) seperti Malaysia, Thailand dan Taiwan.
Perbandingan Aliran Dana Asing di Indonesia Vs Peers
Promo Terbaru di Bareksa
Di pasar saham, secara year to date telah terjadi capital outflow hingga Rp46,55 triliun per 15 Oktober 2020. Sementara di pasar Surat Berharga Negara, telah terjadi capital outflow Rp116,7 triliun dalam periode sama. Namun, dalam dua pekan di Oktober 2020, asing sudah kembali masuk (inflow) di pasar SBN Rp11,97 triliun, meski di pasar saham masih keluar Rp2,95 triliun.
Di tengah keluarnya aliran dana asing, volume transaksi investor lokal semakin meningkat dan mendominasi di pasar saham. Data OJK mencatat bahwa hingga September 2020, volume transaksi lokal mencapai 73,7 persen dari total transaksi di Bursa Efek Indonesia.
Grafik Volume Transaksi Investor Lokal vs Asing di Bursa Saham
Seiring dengan keluarnya dana asing dari pasar saham Indonesia, kepemilikan investor domestik makin mendominasi dengan porsi 51,2 persen. Bandingkan dengan kondisi pada 2019, investor lokal hanya 48,11 persen dari total kepemilikan saham di bursa saham.
Grafik Kepemilikan Investor Domestik Vs Asing di Pasar Modal
OJK juga berupaya untuk terus memperbesar basis investor domestik dan ritel yang bersifat lebih loyal dan tidak terlalu sensitif terhadap sentimen negatif. Maka, pasar modal menjadi lebih kuat dan tidak bergantung pada sekelompok investor besar, yang selalu keluar saat pasar didera sentimen negatif.
"Investor ritel itu loyal, bertahan lama dan tidak sensitif sentimen negatif. Data kami menunjukkan transaksi saat pandemi ini banyak investor ritel domestik baru. Bahkan IHSG sudah naik dan sempat menyentuh 5.300," ujarnya dalam paparannya secara virtual di Capital Market Summit Expo 19 Oktober 2020.
Wimboh juga menjelaskan tiga upaya demi memperdalam pasar modal, sehingga bisa berkontribusi bagi pemulihan ekonomi yang solid. Berikut rincian tiga upaya tersebut.
1. Memperluas akses keuangan dan mempermudah investasi
"Yang terpenting adalah memperluas basis playernya. Basis investor dan issuer diperbesar jadi tidak tergantung pada sekelompok investor besar saja," ujar Wimboh.
Hal ini termasuk melakukan sosialisasi dan edukasi Pasar Modal, Akses produk dan layanan di digital platform, serta penawaran perdana saham melalui elektronik (e-IPO).
2. Mempermudah proses memperoleh pendanaan dari pasar modal
Beberapa upaya yang memudahkan pendanaan pasar modal adalah dibuatkannya papan akselerasi untuk Usaha Kecil Menengah, equity crowdfundung, dan perizinan elektronik terintegrasi.
3. Meningkatkan perlindungan investor untuk menjaga kepercayaan masyarakat
Regulator akan berupaya membuat kebijakan penanangan fluktuasi pasar, penguatan market conduct dan GCG, serta pengaturan disgorgement fund.
Sebagai informasi, acara CMSE terdiri dari kegiatan seminar (Summit) dan pameran (Expo) Pasar Modal Indonesia, sebagai sarana untuk menampilkan peran dan fungsi dari seluruh lembaga, profesi, produk, dan layanan di Pasar Modal Indonesia kepada para stakehoders dan publik.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.