Ketua DK OJK, Wimboh Santoso : Volatilitas Mereda, Pasar Keuangan Juli Menguat
Pada awal April hingga awal Agustus 2020, volatilas pasar keuangan telah mereda
Pada awal April hingga awal Agustus 2020, volatilas pasar keuangan telah mereda
Bareksa.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyatakan pasar keuangan domestik sepanjang Juli 2020 menguat seiring volatilitas yang mereda. Kondisi itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak menguat. Sepanjang periode Desember 2019 hingga awal April 2020 pasar saham mengalami volatilitas tinggi. Namun kemudian pada awal April hingga awal Agustus 2020, volatilas telah mereda.
"IHSG pada 3 Agustus 2020 ditutup di 5.006,2 atau melemah 2,78 persen secara month to date (mtd), dan negatif 20,5 persen secara year to date (ytd)," kata Wimboh dalam rilis media melalui video conference di Jakarta (4/8/2020).
Menurut Wimboh, secara bulanan (month to month/mtm), IHSG mencatatkan penurunan terdalam pada Maret 2020 yang minus 16,76 persen kemudian diikuti Februari negatif 8,2 persen. Namun pada April hingga Juli 2020, IHSG membukukan penguatan dengan kenaikan tertinggi dicatatkan pada Juli 2020 yakni 4,98 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Materi Presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso
Meski begitu dibandingkan indeks lain di pasar global pada 3 Juli, IHSG masih mencatatkan penurunan terdalam keempat yang minus 20,53 persen, setelah Filipina (-26,86 persen), Singapura (-22,9 persen) dan Inggris (-21,38 persen).
Sumber : Materi Presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso
Kondisi di pasar SBN pada 3 Agustus 2020 pun menunjukkan penguatan, di mana yield turun 31 basis poin (bps).
Sumber : Materi Presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso
Wimboh menyatakan arus modal keluar (outflow) investor non residen (asing) juga menunjukkan tren menurun. Di pasar saham, outflow asing terbesar terjadi pada April 2020 senilai Rp8,83 triliun, namun kemudian pada Mei membukukan arus modal masuk (inflow) Rp8,03 triliun.
Sedangkan di pasar SBN, outflow terjadi pada Februari hingga April 2020 dengan dana keluar terbesar terjadi pada Maret 2020 yang senilai Rp121,6 triliun. Namun pada April hingga Juli 2020, SBN selalu membukukan inflow asing dengan nilai terbesar pada Mei 2020 yang senilai Rp7,07 triliun.
Sumber : Materi Presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso
OJK telah merilis beberapa paket kebijakan guna meredam volatilitas pasar keuangan. Di antaranya pelarangan transaksi short selling, buyback saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) hingga trading halt untuk penurunan 5 persen dan pemendekan jam perdagangan efek.
Sumber : Materi Presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso
Meredanya volatilitas cukup positif mengingat saat ini perkembangan kasus Covid-19 global masih meningkat, terutama di episenter (pusat) pandemi. Amerika Serikat, Brazil dan India masih menjadi episentrum utama pandemi. Meskipun perkembangan pandemik masih beragam, namun tingkat infeksi Covid-19 di beberapa negara utama dunia masih dalam tren kenaikan.
"Dari keseluruhan protokol kesehatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan masker di berbagai negara masih menjadi tantangan," ujar Wimboh.
Per 21 Juli 2020, jumlah kasus Covid-19 Indonesia berada di ranking 24 dengan tingkat fatalitas kasus (fatality rate) 4,8 persen. Jumlah kasus terbesar masih dicatatkan oleh kawasan Amerika Utara dengan 4,45 juta kasus namun fatality rate tertinggi oleh kawasan Eropa dengan 7,6 persen.
Jumlah Kasus Covid-19 (per 21 Juli)
Sumber : Materi Presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.