Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 23 April 2019 :
SBR007
Pemerintah pada bulan Juli 2019 akan kembali melakukan penjualan Savings Bond Ritel (SBR) dengan seri SBR007 secara online melalui 18 mitra distribusi yang telah ditetapkan. Yang terbaru, pemerintah Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.08/2018 tentang Penjualan Surat Utang Negara (SUN) Ritel di Pasar Perdana Domestik, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko telah menetapkan PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Panin Tbk, dan PT Bahana Sekuritas sebagai Mitra Distribusi dalam rangka Penjualan SUN Ritel di Pasar Perdana Domestik. Penunjukan ini mulai berlaku efektif sejak 16 April 2019.
Dengan demikian, terdapat 18 mitra distribusi yang akan membantu pemerintah untuk melayani pemesanan pembelian SUN ritel di Pasar Perdana Domestik secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online) yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), PT Star Mercato Capitale (Tanamduit), PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee), PT Investree Radhika Jaya dan PT Mitrausaha Indonesia Group (Modalku).
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Bank milik Grup Djarum ini akhirnya merealisasikan aksi korporasi dengan mengakuisisi salah satu bank kecil. Bank incaran BCA ini adalah PT Bank Royal Indonesia. Namun BCA tidak sendiri. Bersama BCA Finance, BCA mengambilalih 2,87 juta saham Bank Royal dari PT Royalindo Inveta Wijaya, Leslie Soemedi, Ibrahim Soemedi, Herman Soemedi, Nevin Soemedi, dan Ko Sugiarto.
BCA memperkirakan nilai transaksi pembelian saham Bank Royal mencapai Rp1,01 triliun. Adapun penyelesaian rencana transaksi akan tunduk pada persyaratan pendahuluan sebagaimana disepekati oleh para pihak dalam perjanjian, termasuk diperolehnya persetujuan yang relevan antara lain persetujuan dari OJK atas pengambilalihan saham Bank Royal oleh perseroan.
Holding BUMN Asuransi
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan pendirian holding untuk perusahaan asuransi pelat merah. Proses pembentukan holding asuransi diperkirakan rampung tahun ini.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyatakan akan ada holding asuransi dan perbankan.
“Nanti akan ada holding asuransi dan holding bank sendiri. Jadi holding asuransi dan perbankan bisa ada tahun ini juga, biar semua berjalan beriringan,” kata Gatot.
Ia memperkirakan bakal ada sembilan perusahaan asuransi BUMN yang akan bergabung di dalam holding ini. Mereka adalah Asuransi Jiwasraya, Jasa Raharja, Askrindo, Jamkrindo, Jasindo, Reasuransi Nasional Indonesia, Reasuransi Indonesia Utama dan Asuransi Asei.
Jasa Raharja akan ditunjuk sebagai perusahaan induk. Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan alasan pembentukan holding untuk meningkatkan efisiensi.
PT Bank Danamon Tbk (BDMN)
Perseroan akan merilis obligasi Rp2 triliun. Obligasi ini merupakan tahap pertama bagian dari obligasi berkelanjutan I dengan target dana Rp5 triliun. Dalam obligasi ini, rencananya perseroan akan membagi dengan tiga seri dengan jatuh tempo mulai 2020, 2022, hingga tahun 2024.
Obligasi ini memulai masa penawaran pada 22 April 2019 sampai 3 Mei 2019 dengan perkiraan tanggal efektif 15 Mei 2019 sehingga bisa memulai masa penawaran umum pada 17 dan 20 Mei 2019.
Dalam rangka penerbitan obligasi ini, perseroan telah memeroleh hasil pemeringkatan dari Fitch Ratings Indonesia yakni AAA. Adapun demi memperlancar rencana ini, perseroan telah menunjuk para penjamin pelaksana emisi yakni PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Maybank Kim Eng Sekuritas.
Bursa Efek Indonesia (BEI)
BEI mengaktifkan kembali Kantor Perwakilan (KP) Sulawesi Tengah yang berlokasi di Kota Palu, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman No.1, Petak 5 pada Senin, 22 April 2019. Pembukaan kembali operasional KP BEI Sulawesi Tengah ini juga bertujuan untuk mengenalkan dan mendekatkan pasar modal kepada pemerintah daerah, instansi, asosiasi profesi, dan masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan dibukanya KP BEI di Sulawesi Tengah tersebut, maka saat ini telah terdapat 30 Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Dalam rangkaian kegiatan pengaktifan tersebut, KP BEI Sulawesi Tengah akan menyelenggarakan workshop wartawan dengan mengundang media cetak, online, radio, dan televisi sebagai bentuk sosialisasi kepada publik melalui pertemuan dengan media lokal.
Melalui pembukaan kembali operasional KP BEI Sulawesi Tengah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran berinvestasi dan peningkatan pemahaman masyarakat lebih luas untuk berinvestasi dengan baik dan benar di Provinsi Sulawesi Tengah.
Selain itu, kehadiran BEI di Kota Palu diharapkan dapat menjadi pusat informasi dan tempat konsultasi bagi perusahaan dan kalangan dunia usaha mengenai mekanisme pendanaan melalui pasar modal Indonesia atau Go Public.
PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)
Emiten dengan kode saham LPIN ini berencana untuk memecah nilai saham alias stock split dengan rasio 1:4. Melalui rencana ini, jumlah saham perseroan akan menjadi 425 juta dari sebelumnya 106,25 juta dengan nilai nominal menjadi Rp25 dari sebelumnya Rp100.
Rencana stock split ini akan dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar perseroan yaitu melalui persetujuan dari para pemegang saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk itu perseroan akan memintakan persetujuan melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada Jumat, 26 April 2019.
Dengan rencana stock split diharapkan dapat menambah likuiditas saham dan juga meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan.
(AM)