Asing Borong Saham Indonesia Rp1,29 Triliun Sepekan, 5 Saham Ini Paling Diburu
Sejak awal tahun 2019 hingga saat ini, investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp13,42 triliun
Sejak awal tahun 2019 hingga saat ini, investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp13,42 triliun
Bareksa.com - Sepekan kemarin, pergerakan pasar saham Tanah Air terlihat cenderung datar meskipun tercatat menguat sangat tipis dibandingkan akhir pekan sebelumnya.
Dalam periode 1 hingga 5 April 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik tipis 0,08 persen point to point ditutup di level 6.474,02.
Secara sektoral, mayoritas berakhir di zona merah pada pekan kemarin, dengan tiga sektor yang mencatatkan penurunan terdalam yaitu pertambangan (-2,26 persen), industri dasar (-1,44 persen), dan konsumer (-1,11 persen).
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain,investor asing terpantau masih cukup banyak masuk ke saham domestik dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar sepanjang pekan lalu senilai Rp1,29 triliun.
Alhasil jika dihitung sejak awal tahun 2019 hingga saat ini, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp13,42 triliun.
Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing dalam sepekan kemarin :
1. Saham TLKM (Rp388 miliar)
2. Saham BBRI (Rp317,1 miliar)
3. Saham BMRI (Rp220,04 miliar)
4. Saham ASII (Rp195,16 miliar)
5. Saham BRPT (Rp136,76 miliar)
Berbagai Sentimen Pekan Lalu
Kinerja bursa saham domestik relatif tertinggal jika dibandingkan dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang kompak melesat sepanjang pekan lalu.
Indeks Shanghai (China) meroket 5,04 persen, disusul Indeks Straits Times (Singapura) melaju 3,42 persen, Indeks Kospi (Korea) menguat 3,22 persen, dan Indeks Hang Seng (Hong Kong) terapresiasi 3,05 persen.
Dalam sepekan lalu, bursa saham Asia berhasil menguat karena didorong sentimen positif negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang semakin menunjukkan tanda akan mengakhiri perang tarif yang sudah berlangsung kurang lebih 9 bulan.
Sejak Rabu (03/04/2019) waktu setempat, perwakilan dagang AS-China kembali menggelar dialog dagang di Washington. AS diwakili oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, sedangkan China diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Sebelum melanjutkan dialog dagang, pemerintahan Negeri Tirai Bambu sudah menunjukkan itikad baik dengan memutuskan untuk menunda penggunaan bea impor tambahan terhadap kendaraan-kendaraan dan suku cadang dari AS yang semestinya berlaku pada 2 April. Sejatinya tarif produk tersebut akan naik dari 10 persen menjadi 25 persen, tetapi diputuskan ditunda.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan perkembangan negosiasi berjalan dengan sangat baik dan untuk pertama kalinya China mengakui memang terdapat masalah terkait perlindungan atas hak kekayaan intelektual dan pemaksaan transfer teknologi, dilansir Reuters.
"Mereka akhirnya mengakui masalah ini untuk kali pertama. Sebelumnya mereka dalam pengingkaran," ujar Kudlow.
Pada Kamis (04/04/2019) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang dengan China sudah semakin mendekati penyelesaian dan dapat diumumkan sekitar empat pekan lagi.
"Jika kita memiliki kesepakatan, maka akan ada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi). Saya katakan, kita akan tahu dalam empat pekan ke depan," ujar Trump dilansir CNBC International.
Terlebih lagi, rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam juga semakin membakar semangat investor untuk berburu aset beresiko. US Labor Department mengumumkan, jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 30 Maret turun 10.000 menjadi 202.000.
Ini menjadi klaim terendah sejak awal Desember 1969 atau hampir 50 tahun, dilansir Forex Factory.
Dengan sentimen tersebut, pelaku pasar pun dibuat bahagia, karena damai dagang AS-China serta data tenaga kerja yang baik semakin menandakan bahwa hard landing ekonomi kedua negara semakin kecil. Tidak ada lagi bermain defensif, investor kembali agresif memburu aset-aset berisiko di negara berkembang Asia.
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu terlihat cenderung berfluktuatif, di mana saat akhir pekan IHSG justru sedikit tergelincir yang menyebabkan posisinya secara mingguan hanya naik sangat tipis.
Selain itu, pola pergerakan IHSG saat ini terlihat masih cukup konsisten berada di atas garis middle bollinger band yang relatif bergerak datar dengan sedikit kenaikan.
Di sisi lain, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau berfluktuatif di sekitar area netral, mengindikasikan adanya momentum penguatan dan pelemahan yang cukup seimbang.
Namun, selama masih mampu bertahan di atas level psikologis 6.400, menandakan IHSG memiliki potensi untuk mengalami penguatan pada pekan ini, terlebih pada pekan lalu kinerjanya jauh tertinggal dibandingkan bursa saham regional.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.