IHSG Melemah Akibat Investor Wait and See, Namun Asing Tetap Borong 5 Saham Ini
Investor asing mencatatkan pembelian bersih di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp842,29 miliar
Investor asing mencatatkan pembelian bersih di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp842,29 miliar
Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan kedua bulan April 2019, pasar saham Indonesia mengalami tekanan cukup berat hingga harus berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin.
Kemarin mayoritas bursa saham kawasan Asia dilanda aksi ambil untung (profit taking), ada yang relatif stagnan, dan ada juga yang masih kokoh melanjutkan reli. Indeks Straits Times (Singapura) turun 0,22 persen, Indeks Nikkei (Jepang) melemah 0,21 persen, dan Indeks Shanghai (China) terkoreksi tipis 0,05 persen, sedangkan Indeks Kospi (Korea) naik tipis 0,04 persen, lalu Indeks Hang Seng (Hong Kong) menguat 0,47 persen.
Sikap wait and see ditunjukkan pelaku pasar karena menunggu perkembangan kabar lanjutan dari negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China serta rilis data ekonomi pekan ini dari kedua negara.
Promo Terbaru di Bareksa
Sepanjang pekan lalu, perwakilan dagang antara kedua negara menggelar negoasiasi selama 3 hari di Washington yang merupakan lanjutan diskusi 2 pekan lalu di Beijing.
CCTV (televisi pemerintah China) melaporkan kedua negara telah mencapai kemajuan yang penting. Salah satunya adalah diskusi seputar rancangan teks perjanjian damai dagang AS-China yang meliputi transfer teknologi, hak atas kekayaan intelektual, jasa, pertanian, neraca perdagangan, dan sebagainya.
Presiden China Xi Jinping melalui sebuah pesan yang dititipkan kepada Liu He mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa kedua belah pihak telah mencapai perkembangan yang baru dan substansial terkait dengan isu-isu penting bidang perdagangan dalam sebulan terakhir, dilansir Reuters.
Beberapa investor memilih posisi bertahan sambil menunggu rilis data perdagangan Negeri Panda untuk bulan Maret, indeks sentimen konsumen AS yang dirilis oleh Universitas Michigan, serta rilis notulensi rapat komite kebijakan Bank Sentral AS (FOMC).
Pada Senin, 8 April 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,75 persen dengan berakhir di level 6.425,73. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 14,34 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp8,34 triliun.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, kecuali hanya sektor keuangan yang menguat tipis 0,03 persen.
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni infrastruktur (-2,05 persen), pertanian (-1,3 persen), dan konsumer (-1,23 persen).
Beberapa saham yang menekan IHSG kemarin :
1. Saham HMSP (-2,2 persen)
2. Saham TLKM (-1,7 persen)
3. Saham UNVR (-1,6 persen)
4. Saham TPIA (-5,4 persen)
5. Saham FREN (-8,7 persen)
Sebanyak 172 saham menguat, 261 saham melemah, dan 117 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp842,29 miliar.
Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing :
1. Saham BTPS (Rp115,37 miliar)
2. Saham BMRI (Rp64,53 miliar)
3. Saham BBRI (Rp55,49 miliar)
4. Saham SMGR (Rp50,16 miliar)
5. Saham TLKM (Rp41,93 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearsih candle disertai long lower shadow yang menggambarkan pergerakan IHSG mengalami tekanan cukup berat meskipun terlihat sedikit ada aksi perlawanan sehingga menyebabkan IHSG tidak ditutup pada level terendahnya.
Secara intraday, IHSG sebenarnya mampu untuk dibuka pada zona hijau dengan kenaikan tipis meskipun setelah itu langsung merosot sepanjang sesi pertama perdagangan.
Memasuki sesi kedua, pergerakan IHSG masih berkutat di zona merah namun secara perlahan pelemahannya mulai terpangkas di 30 menit menjelang perdagangan berakhir.
Pelemahan kemarin membuat posisi IHSG saat ini cukup rawan terjadi koreksi lanjutan mengingat pergerakannya yang berada di bawah garis middle bollinger band.
Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terpantau terus bergerak turun, mengindikasikan momentum pelemahan yang kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi mixed dengan kecenderungan melemah.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup bervariatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang mengangkat posisi IHSG pada perdagangan hari ini.
Indeks Dow Jones terkoreksi 0,32 persen, kemudian S&P 500 naik tipis 0,1 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 0,19 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.