OPEC akan Pangkas Produksi Lagi, IHSG Uji Resisten di 6.500
BoE diprediksi akan pertahankan tingkat suku bunga
BoE diprediksi akan pertahankan tingkat suku bunga
Bareksa.com - IHSG ditutup menguat 0,75 persen atau 47,92 poin di level 6.461,18 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Asing mencatatkan net buy Rp409.7 Miliar, mengakhiri reli aksi jual selama lima hari berturut-turut.
IHSG berlanjut menguat pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, didorong saham emiten perbankan, pascarilis data perdagangan untuk Februari yang mencatatkan surplus setelah mengalami defisit sejak empat bulan terakhir. Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 1,22 persen sedangkan asing mencatatkan net sell Rp1.87 triliun.
IHSG menguat seiring dengan kenaikan bursa saham Asia lainnya setelah adanya laporan perkembangan baru soal perundingan perdagangan AS-China dan keputusan parlemen Inggris untuk menunda Brexit. Sedangkan di Amerika Serikat, Bursa Wall Street ditutup menguat didorong oleh kenaikan saham-saham teknologi.
Promo Terbaru di Bareksa
IHSG Menguji Resisten 6,500
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin kembali ditutup menguat berada di level 6.461. Indeks berpeluang untuk dapat melanjutkan penguatannya setelah bergerak melewati resistance level 6,425, di mana berpeluang menuju level berikutnya di 6,500. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah oversold memberikan peluang adanya penguatan.
Utang Luar Negeri Indonesia Bertumbuh Mengencang
Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) pada bulan Januari 2019, bertumbuh sebesar 7,2 persen (YoY) ke posisi US$388,3 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh percepatan pertumbuhan utang pemerintah Indonesia, meskipun terjadi perlambatan utang swasta. Utang pemerintah tercatat bertumbuh 3,9 persen (YoY), dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya pada Desember 2018 2,2 persen (YoY).
Di sisi lain, pertumbuhan utang swasta Indonesia melambat, dengan hanya bertumbuh 10,8 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di periode sebelumnya 11,9 persen (YoY). Pertumbuhan utang swasta ini sendiri didominasi oleh utang dari perusahaan BUMN.
BoE Diprediksi Akan Pertahankan Tingkat Suku Bunga
Pada rapat komite Bank Of England pada hari Kamis 21 Maret 2019 mendatang, BoE diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga di angka 0,75 persen. Hal ini disebabkan oleh masih adanya ketidakpastian terkait hasil dari perundingan Brexit, yang diperkirakan akan jelas pada pekan ini.
OPEC Diperkirakan Kembali Memangkas Produksi
Harga minyak tergelincir di awal pekan ini. Senin (18/3) pukul 7.25 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di US$58,4 per barel, turun 0,2 persen dari harga pekan lalu US$58,52 per barel. Harga minyak Brent US$67,08 per barel, turun 0,12 persen ketimbang Jumat lalu di level US$67,16 per barel.
Pada Ahad (17/3), Arab Saudi mengatakan pekerjaan OPEC untuk menyeimbangkan pasar minyak jauh dari kata rampung. Persediaan minyak global masih naik meski ada sanksi Amerika Serikat (AS) atas Iran dan Venezuela. Hal ini memicu sinyal pemangkasan produksi minyak lebih lanjut pada semester kedua 2019.
Rusia yang bergabung dengan upaya OPEC untuk menurunkan produksi menambahkan bahwa pemangkasan produksi akan terus berlangsung setidaknya hingga Juni, ketika langkah AS terhadap Iran dan Venezuela makin jelas.
AS belakangan mengerek ekspor minyak mentah besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir ketika menerapkan sanksi atas Venezuela dan Iran. Langkah AS ini menimbulkan ketidakpastian baru bagi OPEC yang tengah mengurangi pasokan.
OPEC akan bertemu lagi pada April dan Juni untuk membahas strategi lebih lanjut. OPEC telah memangkas 1,2 juta barel per hari atau sekitar 1,2% dari permintaan minyak global sejak Januari lalu.
AS berupaya menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk mundur, lewat sanksi pada perusahaan pelat merah yang selama ini menjadi sumber pendapatan Venezuela.
Sementara bagi Iran, AS awalnya berniat menghentikan ekspor minyak sama sekali sebelum muncul keluhan negara-negara konsumen minyak akibat merosotnya stok. Dengan adanya keluhan itu, AS memberikan kelonggaran sejumlah negara untuk tetap mengimpor minyak dari Iran.
(KA02/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.