IHSG Mulai Bangkit Pasca 5 Hari Beruntun Tertekan, Bagaimana Peluangnya?
Pada Kamis, IHSG ditutup naik tipis 0,01 persen berakhir di level 6.420
Pada Kamis, IHSG ditutup naik tipis 0,01 persen berakhir di level 6.420
Bareksa.com - Setelah lima hari perdagangan beruntun mengalami pelemahan, pasar saham Indonesia masih belum bangkit dari keterpurukannya, dengan hanya ditutup naik sangat tipis atau bahkan hampir tidak berubah seperti penutupan sehari sebelumnya.
Walaupun hanya naik sangat tipis, performa bursa saham domestik berhasil menguat di tengah pelemahan bursa saham utama kawasan Asia. Indeks Nikkei (Jepang) terkoreksi 0,02 persen, Indeks Shanghai (China) turun tipis 0,05 persen, dan Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,23 persen.\
Sebenarnya terdapat sentimen positif yang bisa mendukung aksi beli di bursa saham kawasan regional yakni perkembangan damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Promo Terbaru di Bareksa
Kemarin, Bloomberg melaporkan Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk memperpanjang periode gencatan senjata di bidang perdagangan dengan China selama 60 hari, menurut orang-orang yang mengetahui hal tersebut.
Sejatinya, periode gencatan senjata akan berakhir pada tanggal 1 Maret. Jika periode tersebut tidak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$200 miliar akan dinaikkan tarifnya menjadi 25 persen (dari yang saat ini 10 persen) mulai 2 Maret.
Indikasi diambilnya kebijakan tersebut sudah terasa sebelumnya. Pada hari Selasa (11/02/2019), Trump menyebut periode gencatan senjata akan berakhir pada 1 Maret bisa diperpanjang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau (dengan China) sudah dekat, maka kami akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, seperti dilansir Reuters.
Jika periode gencatan senjata benar-benar diperpanjang, maka kesepakatan dagang secara permanen menjadi semakin mungkin untuk dicapai kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.
Sebagai informasi, kemarin dan hari ini negosiasi dagang tingkat menteri digelar di Beijing, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari rilis data ekonomi di China. Ekspor periode Januari 2019 diumumkan melesat 9,1 persen YoY, jauh mengalahkan konsensus yang memperkirakan kontraksi sebesar 3,2 persen YoY, seperti dilansir Trading Economics.
Sementara itu, impor hanya turun tipis 1,5 persen YoY, lebih baik dari konsensus yang memperkirakan penurunan hingga 10 persen YoY.
Aksi ambil untung (profit taking) ditengarai menjadi penyebab melemahnya bursa saham regional. Maklum, dalam beberapa hari perdagangan terakhir bursa saham benua kuning terus menghijau. Indeks Shanghai misalnya, sudah membukukan penguatan dalam 5 hari perdagangan terakhir, sementara indeks Hang Seng sudah menguat selama 3 hari berturut-turut.
Pada Kamis, 14 Februari 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,01 persen berakhir di level 6.420,02. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin cukup ramai, di mana 15,61 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp9,96 triliun.
Secara sektoral, sejatinya mayoritas berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, kecuali hanya empat sektor yang menghijau yakni infrastruktur (1,81 persen), pertanian (0,62 persen), konsumer (0,28 persen), dan perdagangan (0,21 persen).
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami pelemahan terdalam yakni industri dasar (-1,08 persen), aneka industri (-0,96 persen), dan pertambangan (-0,58 persen).
Beberapa saham yang menopang IHSG kemarin :
1. Saham FREN (32,7 persen)
2. Saham HMSP (1,3 persen)
3. Saham ISAT (17,2 persen)
4. Saham PGAS (5,1 persen)
5. Saham TOWR (6,2 persen)
Sebanyak159 saham menguat, 251 saham melemah, dan 125 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing tampak masih belum bosan mencatatkan penjualan bersih (net sell) pada perdagangan kemarin, bahkan dengan nilai signifikan mencapai Rp963,83 miliar.
Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :
1. Saham BBCA (Rp338,54 miliar)
2. Saham BMRI (Rp126,48 miliar)
3. Saham BNLI (Rp97,04 miliar)
4. Saham BBRI (Rp85,91 miliar)
5. Saham TLKM (Rp78,1 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish spinning top yang menggambarkan pergerakan IHSG yang sebenarnya masih cenderung mengalami tekanan namun dengan hanya mampu mencatatkan kenaikan yang sangat tipis atau bahkan hampir tidak berubah.
Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya sempat menguat di 25 menit awal perdagangan, sebelum akhirnya secara perlahan terus bergerak turun dan konsisten berada di zona merah.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau bergerak datar, mengindikasikan adanya momentum konsolidasi yang terjadi pada IHSG. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup bervariatif dengan kecenderungan tertekan pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang kembali menekan laju IHSG pada hari ini.
Indeks Dow Jones melemah 0,41 persen, kemudian S&P 500 turun 0,27 persen, dan Nasdaq Composite mampu naik tipis 0,09 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.