Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
JP Morgan garis bawahi isu pajak
JP Morgan garis bawahi isu pajak
Bareksa.com - Hari ini, Rabu 3 Juni 2015 sampai jam 15.00 wib indeks saham sektor perbankan turun 2,83 persen. Setidaknya dua riset sekuritas asing, yakni CLSA dan JP Morgan menurunkan rekomendasi (downgrade) pada saham-saham perbankan Indonesia.
Riset CLSA men-downgrade saham-saham sektor ini karena penyaluran kredit korporasi dan bisnis yang masih melambat. Jayden Vantarakis, analis sektor perbankan CLSA, menggaris bawahi bahwa selama sektor industri masih melambat, tren perlambatan perbankan belum akan membaik hingga 12-18 bulan mendatang. (baca juga:Harga Saham Perbankan Anjlok; Ini Penyebabnya)
Tim riset perbankan JP Morgan juga menyatakan kekhawatirannya terhadap perbankan Indonesia. Penyebabnya rendahnya pertumbuhan kredit dan peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Grafik Rasio Kredit Bermasalah Perbankan
sumber:bareksa.com
Selain itu, menurut JP Morgan, isu lain yang menekan sektor ini adalah Pajak. Target penerimaan pajak pemerintah pada 2015 yang naik 30 persen terbilang agresif. Menurut JP Morgan, pengumpulan pajak yang terlalu agresif justru bisa memberi sentimen negatif ke pasar.
Jika target penerimaan pajak tidak tercapai, maka jarak antara realisasi pendapatan negara dan target penerimaan pajak akan semakin melebar. Buntutnya dapat memperburuk perlambatan ekonomi dan pada akhirnya memperlambat pertumbuhan kredit.
Gencarnya pengumpulan pajak juga memicu kekhawatiran melambatnya sektor kredit mikro. Direktorat Jendral Pajak melarang loan write-off (memotong laba dengan beban bunga bank) bagi peminjam yang tidak memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).
Kebijakan ini dimaksudkan agar penerimaan pajak dari usaha kecil dan menengah (UKM) lebih maksimal. Akibatnya kebijakan ini justru menjadi sentimen negatif pada kredit kredit mikro (UKM).
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama hari ini, BBCA turun 3,72 persen, BBNI turun 4,51 persen, dan BBRI turun 2,77 persen. Transaksi saham-saham perbankan masih didominasi oleh broker asing di antaranya Merrill Lynch, Morgan Stanley, dan juga CLSA.
BBCA banyak dijual oleh CIMB Sekuritas senilai Rp50,3 miliar dan Credit Suisse Rp51,1 miliar. Sementara pembeli terbanyak yakni UBS Securities Indonesia Rp39,2 miliar dan Merrill Lynch Indonesia Rp25,7 miliar.
BBNI banyak dijual CLSA dan Merrill Lynch masing-masing Rp27,8 miliar dan Rp24,5 miliar. Pembeli terbesar yakni Panin Sekuritas Rp14,5 miliar dan Daewoo Securities Indonesia Rp14 miliar.
BBRI banyak dijual oleh Mandiri Sekuritas Rp88 miliar dan JP Morgan Rp59,5 miliar. Kemudian ada juga Morgan Stanley dan Merrill Lynch masing-masing Rp59 miliar dan Rp45 miliar. Merrill Lynch sekaligus menjadi pembeli terbesar Rp60 miliar diikuti Macquarie Rp37 miliar.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.114,27 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.102,37 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.879,8 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.075,07 | - | - | ||||
Insight Renewable Energy Fund | 2.320,44 |
ST014T2
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
6,5%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 38 hari
Jangka Waktu
2 tahun
Terjual 7%
ST014T4
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
6,6%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 38 hari
Jangka Waktu
4 tahun
Terjual 5%
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.