Data Ekonomi Indonesia Positif, Obligasi Diprediksi Naik Pek

Bareksa • 08 Sep 2014

an image
Pedagang sayuran melayani calon pembeli di Pasar Tradisional, Cikurubuk, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (5/8). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Lelang sukuk besok diperkirakan dapat menawarkan imbal hasil berkisar antara 6,75 % hingga 8,75%

Bareksa.com - Besok Pemerintah kembali melakukan Lelang Penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara berbasis proyek (Project Based Sukuk) yaitu seri PBS005 (reopening) dan PBS006 (reopening). Selain itu juga akan dilelang Sukuk Negara dengan seri SPN-S 10032015 (new issuance).

Reza Priyambada, Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK  CSA) memperkirakan lelang tersebut akan menawarkan imbal hasil berkisar antara 6,75 persen hingga 8,75 persen.

Laju pasar obligasi sepanjang pekan ini diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan (bullish),  yang didukung sentimen positif rilis data-data makro ekonomi Indonesia. 

Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (1/9) lalu mengumumkan neraca perdagangan pada bulan Juli mengalami surplus USD123,7 juta, setelah bulan sebelumnya defisit USD305,1 juta. Data tersebut di atas estimasi yang diperkirakan defisit USD380,10 juta hingga USD420 juta. Selain itu,  inflasi bulan Agustus month-on-month sebesar 0,47 persen juga dibawah estimasi yang diperkirakan 0,54 persen hingga 0,88 persen.

Reza memperkirakan laju pasar obligasi dapat bergerak menguat dengan minimal perubahan harga obligasi rata-rata sebanyak 85-120 basis poin.

Namun,  menurut dia,  investor juga perlu  mencermati berbagai sentimen yang ada, terutama sentimen global terkait dengan rilis data-data ekonomi. "Untuk itu, tetap memperhatikan rilis data dan berjaga jika terjadi pembalikan arah," kata Reza,  Jakarta.

Apabila pelaku pasar merespon negatif, maka harga obligasi diperkirakan akan  terkoreksi hingga minimal rata-rata 75-100 basis poin.

Roby Rushandie, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mengatakan pasar obligasi pekan ini akan dibanjiri sentimen data ekonomi penting dari negara-negara utama seperti dari Tiongkok yang merilis neraca perdagangan dan inflasi. Demikian juga dengan Jerman yang akan  merilis neraca perdagangan, Jepang akan merilis data terkait pemesanan mesin serta produksi industri.

"Maka, jika neraca perdagangan dan inflasi Tiongkok yang akan dirilis hari ini baik, saya perkirakan pasar akan baik," kata Roby. 

Sepanjang pekan lalu,  laju pasar obligasi tercatat positif.  Data IBPA menunjukkan rata-rata harga obligasi pemerintah atau IBPA IGBI-Clean Price Index naik menjadi 113.377 pada perdagangan akhir pekan Jumat (5/9) dibandingkan Jumat (29/8) sebelumnya yang berada di level  111.829.

Sedangkan IBPA IGBI-Effective Yield Index turun menjadi 8,15 persen dibandingkan sebelumnya yang sekitar 8,31 persen.

Pada periode tersebut,  obligasi pemerintah bertenor 20 tahun seri benchmark FR0068 mengalami kenaikan harga 258,44 basis poin. Begitupun dengan obligasi yang bertenor 10 tahun seri FR0070 mengalami kenaikan harga 154,46 basis poin.

Pergerakan obligasi korporasi juga mengikuti pergerakan obligasi pemerintah. Rata-rata yield untuk tenor AAA, AA, A, dan BBB turun11,37 basis poin sepanjang pekan.