Studi Schroders : Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Investor Indonesia
Investor Indonesia lebih optimistis dibandingkan investor global melihat jangka waktu dampak pandemi terhadap ekonomi
Investor Indonesia lebih optimistis dibandingkan investor global melihat jangka waktu dampak pandemi terhadap ekonomi
Bareksa.com - Pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup masyarakat. Namun sampai sejauh apa kekhawatiran masyarakat terhadap implikasi ekonomi jangka panjangnya, dan pengaruhnya terhadap investasi mereka?
Schroders menyurvei lebih dari 23.000 orang, dari 32 lokasi di seluruh dunia termasuk Indonesia, tentang perilaku dan harapan finansial mereka untuk setahun ke depan. Hasilnya sebanyak 92 persen investor Indonesia mengubah portofolio investasi mereka.
Seperti apa hasil riset Schroders mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap pandangan dan perilaku investor Indonesia, berikut ulasannya seperti dikutip Bareksa dari laman resmi PT Schroders Investment Management Indonesia (8/9/2020) :
Promo Terbaru di Bareksa
1. Pandemi Covid-19 membuat investor Indonesia segera mengubah portofolio mereka
Hasil survei menemukan 92 persen investor membuat perubahan portofolio mereka ketika pasar saham mengalami volatilitas pada Februari dan Maret 2020.
"Mereka yang menganggap diri mereka memiliki pengetahuan investasi sebagai ‘ahli’, atau ‘pakar’, lebih besar kemungkinannya untuk melakukan hal tersebut," demikian hasil Schroders.
Sumber : Schroders Indonesia
2. Dampak penurunan investasi jangka pendek
Meski begitu, riset Schroders menemukan penurunan investasi jangka pendek tidak menimbulkan kekhawatiran signifikan bagi kebanyakan investor. Tercatat hanya 10 persen responden yang mengungkapkan kekhawatiran tinggi atas penurunan investasi mereka akibat pandemi Covid-19.
Sumber : Schroders Indonesia
3. Pandemi global membuat investor Indonesia menjadi lebih sering memikirkan investasi mereka
Sebanyak 48 persen responden investor Indonesia menyatakan memikirkan investasi mereka seminggu sekali pada 2020, atau naik dibandingkan pada 2019 di mana hanya 31 persen responden menyatakan hal demikian. Sebaliknya, persentase investor yang menyatakan memikirkan investasinya hanya sebulan sekali menurun dari 46 persen di 2019 jadi 34 persen di 2020.
Sumber : Schroders Indonesia
4. Berapa lama investor Indonesia memperkirakan dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi?
Riset Schroders menemukan investor Indonesia memperkirakan akan ada dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap ekonomi yang berkepanjangan dan telah menurunkan ekspektasi pendapatan mereka. Rata-rata investor memperkirakan jangka waktu dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi akan berlangsung hingga 1,15 tahun.
Sumber : Schroders Indonesia
Meski begitu, investor Indonesia terbilang lebih optimistis dibandingkan rata-rata investor global di mana mereka memperkirakan dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi akan berlangsung hingga 1,73 tahun.
Sumber : Schroders Indonesia
5. Dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan investor
Riset Schroders menemukan investor Indonesia memiliki ekspektasi penghasilan yang lebih rendah pada tahun 2020 daripada tahun-tahun sebelumnya.
6. Harapan investor untuk memiliki literasi keuangan
Studi tersebut menemukan para investor menginginkan tingkat pengetahuan finansial yang menengah atau tinggi, guna menghadapi ketidakpastian ekonomi saat ini. Tercatat sebanyak 53 persen responden menyatakan ingin memiliki tingkat pengetahuan menengah dan 32 persen ingin memiliki tingkat pengetahuan tinggi.
Sumber : Schroders Indonesia
7. Siapa bertanggungjawab dalam memberikan pengetahuan keuangan?
Hasil riset Schroders juga menemukan para investor mengharapkan sumber pengetahuan keuangan tidak hanya berasal dari otoritas dan penyedia jasa keuangan maupun penasihat keuangan.
Persentase berikut menunjukkan siapa yang menurut orang-orang harus bertanggung jawab untuk menyediakan pengetahuan keuangan dibandingkan dari mana sumber pengetahuan ini pada kenyataannya
Sumber : Schroders Indonesia
Hasil studi Schroders ini dilaksanakan pada periode 30 April hingga 15 Juni 2020, yang merupakan studi online independen terhadap 23.450 orang di 32 lokasi di seluruh dunia.
"Riset ini mendefinisikan “orang-orang” sebagai mereka yang akan menginvestasikan paling sedikit 10.000 euro (atau setara) dalam 12 bulan ke depan dan telah membuat perubahan pada investasi mereka dalam 10 tahun terakhir," demikian disampaikan Schroders.
(*)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.