Bareksa.com - Chris Vecchio, ahli strategi pasar senior di DailyFX.com, memprediksi nilai tukar dolar Amerika Serikat kehilangan momentum akibat kebijakan agresif Bank Sentral AS saat ini sepenuhnya telah diperhitungkan pelaku pasar. Dengan begitu, ancaman resesi global yang akan datang dan potensi krisis utang negara-negara di Eropa bisa membuat dolar AS dan emas reli bersama-sama.

“Seiring dengan dolar AS, ada tanda-tanda bahwa imbal hasil riil dapat meningkat, menciptakan pendorong lain untuk harga logam mulia,” ungkap Vecchio seperti dilansir Kitco News akhir pekan lalu.

“Krisis utang di Eropa memang belum pasti akan terjadi, tetapi mengintai dalam bayang-bayang dan selama ada kekhawatiran soal nilai euro, maka ada ruang untuk emas dan dolar AS keduanya menuju tren harga lebih tinggi," dia menjelaskan.

Emas dinilai telah menciptakan harga dasarnya dalam jangka pendek. Banyak analis memprediksi harga emas akan berpeluang berbalik arah setelah berada di kisaran US$1.750 per ounce akibat sentimen di pasar telah meningkat secara signifikan.

Banyak analis juga menilai harga emas berpeluang menuju tren bullish karena sentimen dan posisi spekulatif telah jatuh ke level terendah dalam waktu dekat. Pada saat yang sama, banyak analis yang mempertanyakan kekuatan dolar AS saat ini, sebab mereka melihat penurunan mingguan pertama dalam empat pekan terakhir.

Namun, Vecchio menambahkan ia melihat batas kekuatan emas dengan resistensi yang solid di sekitar US$1.760 per ounce. Dalam lingkungan saat ini, investor harus bersiap untuk volatilitas harga emas yang lebih tinggi.

Survei Analis Soal Harga Emas

Pekan lalu, 18 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei soal prediksi harga emas yang dilakukan Kitco News. Hasilnya 12 analis atau 67 persen responden optimistis akan potensi kenaikan harga emas dalam waktu dekat. Sementara 6 analis atau 33 persen, bearish atau pesimistis terhadap emas. Tidak ada suara netral dari hasil survei para analis tersebut.

Adapun jajak pendapat terhadap 187 suara oleh Main Street online, sebanyak 105 responden atau 56 persen melihat harga emas bisa naik pekan depan. 52 lainnya, atau 28 persen harga emas akan lebih rendah, serta 16 responden atau 31 persen menyatakan harga emas netral dalam waktu dekat.

Dilansir Reuters (25/7/2022), harga emas spot hari ini, Senin pukul 16.11 WIB diperdagangkan naik 0,2 persen jadi US$1.729,03 per ounce. Emas berjangka AS turun 0,1 persen jadi menjadi US$1.726,40. Adapun indeks dolar AS turun 0,2 persen lebih rendah, membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Harga Emas Pegadaian Hari Ini

Adapun harga beli emas Pegadaian di fitur Bareksa Emas hari ini, Senin (25/7/2022) bertahan di level Rp896.000 per gram, atau sama dibandingkan Ahad. Nilai itu setelah pada Kamis pekan lalu (21/7), harga beli emas Pegadaian sempat turun di level terendahnya dalam sebulan terakhir di Rp888.000 per gram.

Dibandingkan Senin pekan lalu yang senilai Rp890.000 per gram, maka harga beli emas Pegadaian hari ini naik Rp6.000 per gram.

Sumber : Bareksa

Perlu dicatat, emas adalah instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang dan sarana lindung nilai dari inflasi. Investasi logam mulia ini juga ada selisih harga beli dan harga jual, sehingga investor sangat disarankan jika berniat menjual emas, hanya ketika harga jualnya sudah lebih tinggi dari harga ketika membeli emas.

Ingin dapat cuan dari kilaunya emas? Yuk cuss segera investasi!

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.