BeritaArrow iconEmasArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Harga Emas Bakal Melesat, Pernyataan OJK Soal Pengawasan Bank

Bareksa03 Juli 2020
Tags:
Berita Hari Ini : Harga Emas Bakal Melesat, Pernyataan OJK Soal Pengawasan Bank
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di Jakarta, Kamis (16/1/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Pemerintah kantongi Rp304 triliun dari SUN & SBSN, harga minyak sentuh level tertinggi, bank BUMN syariah akan digabung

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait investasi dan ekonomi yang disarikan dari sejumlah media dan keterbukaan informasi, Jumat 3 Juli 2020 :

Emas

Jarang-jarang aset lindung nilai (safe haven) dan aset berisiko tinggi sama-sama mencetak reli. Tapi itu yang terjadi dengan harga emas dunia dan pergerakan pasar saham global, khususnya Amerika Serikat, yang menjadi acuan pasar saham dunia.

Promo Terbaru di Bareksa

Harga emas mencapai level tertinggi hampir 9 tahun terakhir pada awal pekan ini, naik di atas level US$1.800 per troy ons, meski pada awal Juli ini mulai melandai. Harga logam mulia ini melonjak 13 persen di kuartal II 2020 dan mencatatkan reli bersama-saham dengan pergerakan pasar saham AS, padahal biasanya sentimen push and pull terjadi antara emas dan saham.

"Ketika risk appetite investor lagi tinggi, saham-saham diburu sehingga harga pun mulai terkerek, lalu imbasnya harga emas pun jatuh. Begitu pun sebaliknya. Emas dan saham tidak lagi memberikan sentimen bagi satu sama lain [terhadap pergerakan harga keduanya]," kata JC O'Hara, Kepala Teknisi Pasar di MKM Partners, dalam program "Trading Nation" di CNBC International, Rabu (1/7/2020).

Sebaliknya, harga emas kini mendapat sentimen lain dari pasar yang berbeda. Bukan lagi melihat pergerakan pasar saham, tapi imbal hasil riil (real yield) dari pasar obligasi, khususnya obligasi AS alias US Treasury tenor 10 tahun.

Singkatnya, real yield adalah imbal hasil dari obligasi setelah dikurangi inflasi. Biasanya, real yield digunakan untuk mengetahui berapa pertumbuhan nilai aset investor setelah dikurangi inflasi.

Real yield juga bisa digunakan membandingkan dengan negara lain. Lazimnya dengan status layak investasi atau investment grade, real yield berkisar 1,5 persen hingga 3 persen. Semakin baik rating, tentu yield yang diberikan semakin rendah.

"Ketika real yield obligasi terus bergerak lebih rendah, itu membuat emas lebih menarik," kata O'Hara. "Kami melihat harga emas akan bergerak bersama dengan real yield obligasi dan itulah selisih antara imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun. Yield negatif, [cenderung] turun sebagian besar tahun ini, dan kami tidak melihat tren penurunan yield ini berakhir di masa mendatang," tegasnya.

Sentimen itu, katanya, bisa mengangkat harga emas menembus US$1.900 per troy ons, menyiratkan kenaikan hampir 7 persen. Yield obligasi yang lebih rendah dan harga obligasi yang lebih tinggi membuat emas lebih menarik sebagai aset safe-haven. Yield dan harga obligasi bergerak berlawanan.

Pada perdagangan berjangka, 30 Juni, CNBC mencatat harga emas di COMEX naik menjadi US$1.800 per troy ons. Sementara itu, pada Kamis (2/7/2020) harga logam mulia di pasar spot kembali melemah meski sangat tipis. Pada 09.15 WIB, Kamis kemarin, harga emas dunia terkoreksi 0,04 persen ke US$1.769,36 per troy ons.

Rilis data ekonomi terbaru AS yang baik didukung dengan kabar positif terkait perkembangan vaksin untuk Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membuat harga emas yang sudah tergolong tinggi terpeleset.

Harga Minyak

Harga minyak mentah ditutup pada level tertinggi dalam hampir empat bulan terakhir menyusul tanda-tanda pemulihan ekonomi AS, bahkan ketika kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 terus membayangi. Berdasarkan data Bloomberg seperti dikutip Bisnis.com, harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus ditutup menguat 0,83 poin ke level US$40,65 per barel di New York Mercantile Exchange pada hari Kamis (2/7/2020), level tertinggi sejak 6 Maret.

Sementara itu, minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman September ditutup menguat US$1,11 dan ditutup di posisi US$43,14 per barel di ICE Futures Europe exchange. Harga menguat menyusul data Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan bahwa payroll naik 4,8 juta pada bulan Juni dan bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi.

Data tersebut menambah dorongan dari data penurunan cadangan minyak mentah AS yang turun lebih besar dari perkiraan. Tetapi kenaikan lebih lanjut mungkin terbatas karena wabah baru virus dilaporkan di seluruh negara. Hal ini mendorong sejumlah negara bagian untuk menunda atau bahkan menghentikan langkah pembukaan perekonomian.

"Kenaikan non-farm payrolls yang lebih tinggi dari perkiraan mendukung harga minyak menyusul penurunan cadangan minyak mentah yang lebih besar dari yang diperkirakan kemarin," kata kepala perdagangan energi over-the-counter di LPS Futures, Michael Hiley, seperti dikutip Bloomberg.

Namun Hiley mengingatkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 dapat mengurangi harapan pemulihan perekonomian.

OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan seluruh pegawainya tetap fokus dengan pelaksanaan UU dan berkonsentrasi untuk menjadi bagian penanganan covid-19 yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo menanggapi rumor mengenai kembalinya pengawasan perbankan ke Bank Indonesia (BI). Rumor tersebut dihembuskan dari pihak yang tidak jelas hingga saat ini.

Menurut Anto seperti dilansir CNBC Indonesia, OJK proaktif mendukung pemerintah, dan sesuai kewenangannya sebagai regulator telah mengeluarkan program restrukturisasi pada tanggal 26 Februari 2020 yang kemudian dituangkan dalam POJK 11/2020 pada tanggal 16 Maret 2020. Sebagai catatan pemerintah mengeluarkan Perpu 1/2020 pada 31 Maret 2020.

Restrukturisasi ini pula yang menjadi acuan dalam kemudian penjabaran Perpu 1/2020 melalui Penerbitan PP 23/2020 yang antara lain berupa Subsidi Bunga (PMK 65/2020) dan Penempatan untuk Kebutuhan Likuiditas (PMK 64/2020) dan selanjutnya untuk menggerakkan sektor riil melalui penempatan uang negara (PMK 70/2020).

"Ini merupakan insentif untuk nasabah dan perbankan. Ini kalau dihitung 3 bulan, nilai insentif kurang lebih Rp97 triliun. Dan ini peaknya restrukturisasi ada di April dan Mei dan ini mulai melandai," ujarnya Kamis (2/7/2020).

Menurutnya, harapan OJK dan pemerintah, saat mulai melandai, ini saatnya menggerakan sektor riil. Tapi tidak bisa melupakan kesehatan, karena tanpa bergeraknya sektor riil segala yang disiapkan pemerintah seperti penempatan uang negara dan subsidi bunga itu akan mengalami hambatan.

"Ini harus seiring sejalan bagaimana kita kembali mulai menjalankan sektor riil untuk menggerakkan sektor riil sangat bergantung bagaimana kita menangani covid. OJK saat ini fokus pada upaya membantu Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan OJK dan tidak fokus pada hal lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, mencuat kabar bahwa Indonesia akan memindahkan pengawasan perbankan kembali ke Bank Indonesia (BI). Kabar ini mencuat setelah Reuters, Kamis (2/7/2020) menuliskan hal tersebut. Perppu soal OJK ini dikabarkan mengembalikan lagi tugas dan fungsi Bank Indonesia sebagai instansi penelitian, pengaturan, dan pengawasan perbankan yang pada 2013 lalu dipindahkan ke OJK.

"Presiden telah mempertimbangkan mengembalikan peran itu ke BI karena ketidakpuasan tentang kinerja OJK selama pandemi," kata dua orang sumber Reuters.

BUMN

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk menggabungkan seluruh perusahaan dana pensiun (dapen) dan bank-bank syariah milik BUMN. Rencana penggabungan ini akan dilakukan secara bertahap.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan penggabungan dana pensiun ini dilakukan dengan tujuan agar pengawasan perusahaan pengelola dana dalam jumlah besar ini lebih mudah sehingga tak terjadi lagi masalah-masalah korupsi hukum di BUMN. "Dan saya berusaha dapen BUMN coba dikonsolidasikan, mungkin 3-4 dapen, pelan-pelan bisa menyeluruhlah," kata Erick dalam acara diskusi virtual seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (2/8/2020).

Sedangkan rencana penggabungan bank syariah ini ditujukan untuk membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Penggabungan ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021.

"Untuk beberapa bank, kita juga sedang kaji, bank-bank syariah ini jadi satu. Insyaallah Februari tahun depan jadi satu, bank syariah Mandiri, BRI supaya juga ada opsi-opsi pendanaan bagi yang percaya bisnis syariah," imbuh dia.

Beberapa perusahaan yang digabungkan seperti bisnis rumah sakit BUMN yang saat ini akan dikonsolidasikan kepada satu induk yakni PT Pertamina Bina Medika IHC/Pertamedika IHC. Saat ini Pertamedika telah membawahi sebanyak 35 rumah sakit BUMN yang ada di Indonesia.Sejak dirinya menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick memang bernafsu untuk menggabungkan perusahaan-perusahaan BUMN.

Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rahmat mengatakan dua fase konsolidasi rumah sakit milik BUMN merupakan sinergi untuk membangun fondasi yang kuat dalam holding rumah sakit.

"Kami berkomitmen menyelesaikan Fase ketiga dalam waktu dekat ini, sehingga nanti Indonesia Healthcare Corporation akan menjadi rumah sakit jaringan terbesar di Indonesia," kata Fathema dalam siaran persnya, Selasa (30/6/2020).

Tak hanya rumah sakit, perusahaan perkebunan BUMN yakni PT Perkebunan Nusantara I-XIV belum lama ini juga digabungkan di dalam satu holding dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai holding usahanya.

Lelang Surat Utang

Pemerintah mengantongi dana Rp304 triliun sepanjang kuartal II 2020 lewat lelang, lelang tambahan, dan private placement Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Rinciannya seperti dilansir Kontan.co.id, penerbitan SUN mencapai Rp193,65 triliun dan SBSN Rp110,35 triliun.

Selain melalui SUN dan SBSN, pemerintah juga mencari dana tambahan melalui penerbitan sukuk global senilai US$2,5 miliar. Adapun penerbitan sukuk global ini dilakukan pada 17 Juni 2020 dan disambut antusias oleh investor. Terlihat dari total penawaran yang masuk mencapai US$16,66 miliar.

Pemerintah tercatat sering mengadakan lelang tambahan dan private placement selama kuartal kedua lalu. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengumpulkan dana untuk untuk menutup defisit anggaran tahun ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dari enam kali lelang SUN, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp407,92 triliun. Adapun dana yang diserap pemerintah Rp118,85 triliun.

Pemerintah tercatat mengadakan satu kali lelang SUN tambahan dengan dana yang diraup Rp11,38 triliun. Pemerintah juga mengadakan dua kali private placement SUN yang jumlahnya mencapai Rp63,42 triliun.

Pemerintah menggelar enam kali lelang SBSN dengan jumlah penawaran yang masuk menyentuh Rp141,29 triliun. Dari jumlah penawaran tersebut, pemerintah memutuskan menyerap Rp50,32 triliun.

Dengan dua kali lelang SBSN tambahan, pemerintah berhasil mengantongi dana tambahan hingga Rp6,29 triliun. Sementara dari empat private placement yang dilakukan, pemerintah mencatatkan pemasukan tambahan mencapai Rp53,74 triliun.

Sepanjang kuartal kedua, harga SUN bertenor 10 tahun seri FR0082 hanya menguat 5 persen menjadi 98,7 dari 93,99 di akhir kuartal pertama lalu. Yield SUN acuan ini turun dari 7,85 persen menjadi 7,18 persen.

SUN acuan 10 tahun ini mencatat level terendah 6,96 persen pada 3 Juni. Sedangkan level tertingginya adalah 8,15 persen yang tercapai pada 6 April lalu.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua