Bareksa.com - Berikut sejumlah berita ekonomi terkini dan informasi terkait investasi reksadana, pasar modal yang dirangkum dari berbagai media dan keterbukaan informasi, Selasa 17 November 2020.
Bank Indonesia memprediksi perekonomian Indonesia akan kembali ke jalur positif pada kuartal IV-2020 atau di akhir tahun ini. Dengan demikian Indonesia bakal keluar dari zona resesi.
Gubernur Bank Indoneesia (BI), Perry Warjiyo, meyakini ekonomi Indonesia akan terus membaik setelah pada kuartal kedua dan ketiga mengalami kontraksi alias minus.
"Kami meyakini perbaikan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi akan positif di kuartal IV-2020 dan akan meningkat menjadi 5 persen pada 2021, dan terus naik ke sekitar 6 persen pada kurun waktu 5 tahun mendatang," tutur Perry dikutip CNBC Indonesia, Senin (16/11/2020).
Perbaikan ekonomi Indonesia ini, ujar Perry, akan didukung oleh perbaikan konsumsi masyarakat, ekspor, dan investasi. Kemudian, stabilitas sistem keuangan juga terjaga, bahkan menurut Perry, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat.
Perry menyebutkan, BI bersama pemerintah serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus berkoordinasi erat untuk menjaga ekonomi bergerak positif.
Temasek dan Google kini menjadi salah satu pemegang saham baru e-commerce Tokopedia. Hal ini diumumkan langsung oleh CEO Tokopedia William Tanuwijaya.
"Kami sangat senang menyambut Temasek dan Google sebagai pemegang saham Tokopedia. Kami merasa terhormat atas kepercayaan dan dukungan mereka kepada Tokopedia dan Indonesia," tulisnya melalui akun Instagram pribadinya seperti dikutip Kontan.co.id, Senin (16/11/2020).
Tidak dijelaskan berapa besar suntikan dana yang diberikan Google dan Temasek. Sebelumnya, pada 26 Oktober 2020, Bloomberg News melaporkan keduanya akan menyuntikkan dana sebesar US$350 juta atau setara Rp5,11 triliun (asumsi Rp 14.600/US$).
Nikkei Asia Review melaporkan Google akan memiliki 1,6 persen saham Tokopedia sedangkan Anderson Investments yang terafiliasi dengan Temasek akan memiliki 3,3 persen saham Tokopedia. Data ini berdasarkan dokumen yang diajukan ke kementerian Hukum dan HAM tertanggal 4 November 2020.
Adapun, nilai saham yang dipegang Google di Tokopedia bernilai US$1,1 juta atau setara Rp15,5 miliar dengan kurs USD 1 = Rp14.102. Sementara, Anderson Investments bernilai Rp33,4 miliar. Kemungkinan nilai ini tidak mencerminkan seluruh suntikan dana yang didapatkan Tokopedia dari kedua investor ini.
Tokopedia merupakan startup e-commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha edison 11 tahun silam. Saat ini SoftBank merupakan salah satu pemegang saham utama perusahaan. Hingga kini perusahaan e-commerce masih beroperasi di Indonesia dan menolak ekspansi ke Asia Tenggara.
Kasus gagal bayar di sektor industri jasa keuangan kembali mengemuka. Kali ini dialami para nasabah PT Indosterling Optima Investa (IOI), salah satu entitas di bawah Grup Indosterling yang dibangun oleh Sean William Hanley.
Ini adalah kasus gagal bayar dari salah satu produk investasi yang dikelola IOI, yakni Indosterling High Yield Promissory Notes (HYPN). Produk investasi ini menjanjikan imbal hasil atau return investasi 9 persen hingga 12 persen setiap tahun.
Menurut kuasa hukum nasabah IOI, Andreas dari Global Eternity Law Firm, PT IOI menghimpun dana sejak 2018/2019 dengan menjual produk High Yield Promissory Note (HYPN) dengan bunga mulai dari 9 persen hingga 12 persen per tahun.
Namun, sejak April 2020 produk itu mulai gagal bayar. Para nasabah juga baru mengetahui bahwa produk HYPN tersebut tidak memiliki ijin menghimpun dana dari OJK maupun Bank Indonesia.
"Padahal di dalam perjanjiannya pada pasal 6 huruf e dikatakan, mereka memiliki segala jenis ijin yang diperlukan termasuk dari lembaga keuangan," terang Andreas, dihubungi CNBC Indonesia, Senin (16/11/2020).
Dengan dasar tersebut, sebanyak 58 nasabah dengan nilai kerugian mencapai Rp95 miliar melapor ke Bareskrim dengan nomor laporan LP 0364/VII/2020/Bareskrim pada 6 Juli 2020. Ada tiga pihak yang dilaporkan yakni PT IOI, SWH (Sean William Hanley) selaku direktur dan JBP (Juli Berliana Posman) selaku komisaris.
Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemenaker) kembali menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) subsidi gaji termin kedua untuk para penerima yang masuk dalam tahap III sebanyak 3.149.031 pekerja dengan anggaran mencapai Rp 3,77 triliun.
“Hari ini, termin kedua subsidi gaji untuk tahap III kembali disalurkan. Sesuai dengan komitmen yang telah kami sampaikan sebelumnya, proses penyaluran subsidi gaji kami percepat karena datanya mengacu pada para penerima di termin I yang lalu yang sudah clear and clean," kata Menaker Ida Fauziyah dikutip Kompas.com, Senin (16/11/2020).
Jika dilihat dari realisasi sementara penyaluran subsidi gaji termin kedua, tahap pertama telah disalurkan kepada 844.083 pekerja/buruh atau 38,71 persen. Sedangkan tahap II telah tersalurkan kepada 685.427 pekerja/buruh atau 25,26 persen.
Jumlah anggaran yang sementara tersalurkan dari tahap I dan tahap II mencapai Rp 1,8 triliun. Laporan sementara dari Bank Penyalur per 15 November 2020, realisasi penyaluran untuk termin kedua secara total tahap 1 dan tahap 2, sudah mencapai 1,5 juta orang.
Bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah adalah salah satu program percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Subsidi ini diberikan kepada pekerja yang memenuhi kriteria Permenaker Nomor 14 Tahun 2020.
Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kembali memblokir sebanyak 115 domain situs entitas yang tidak memiliki izin usaha sebagai pialang berjangka. Dengan demikian, jumlah situs investasi ilegal yang telah diblokir Bappebti mencapai 1.029 domain.
“Pengawasan siber dan pemblokiran ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari praktik perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang tidak memiliki izin usaha dari Bappebti serta memberi kepastian hukum terhadap masyarakat dan pelaku usaha di bidang PBK,” ujar Kepala Bappebti Sidharta Utama dikutip Kompas.com, Senin (16/11/2020).
Sidharta menegaskan, bagi setiap pihak yang berencana melakukan kegiatan usaha di bidang pialang berjangka wajib mendapatkan perizinan dari Bappebti.
Sementara itu, Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti M. Syist mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pembatasan agar situs-situs dari pialang berjangka ilegal tidak dapat diakses di Indonesia.
“Pialang Berjangka ini biasanya menggunakan introducing broker (IB) sebagai perwakilan di Indonesia. Tentu ini melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan berpotensi merugikan masyarakat,” ujar dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2020 mengalami surplus sebesar US$3,61 miliar, lebih tinggi dari sebelumnya US$2,39 miliar pada September 2020. Surplus perdagangan lebih disebabkan oleh penurunan impor, yang mencerminkan permintaan domestik masih lemah.
Surplus per Oktober ini didapat dari nilai ekspor US$14,39 miliar, lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai US$10,78 miliar selama Oktober 2020. Ekspor pada Oktober 2020 naik 3,09 persen dari bulan lalu. Namun, jika dibandingkan tahun lalu, ekspor masih turun 3,29 persen dari US$14,88 miliar.
Sementara itu, impor pada periode yang sama turun 6,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, impor turun 26,93 persen. Penurunan impor yang lebih besar daripada penurunan ekspor ini menyebabkan Indonesia masih mengalami surplus selama enam bulan berturut-turut.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, mengatakan surplus ini disebabkan permintaan domestik yang masih lemah meski ada perkembangan positif terkait vaksin Covid-19 dan dunia usaha mulai kembali beraktivitas seiring dengan pelonggaran penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Beberapa pelaku usaha masih akan menunda sebagian investasi dan produksinya, dan sebagian orang masih rela menerapkan pembatasan sosial yang lebih ketat, setidaknya sampai vaksin didistribusikan secara luas," katanya dikutip Bisnis.com, Senin (16/11/2020).
Di sisi lain, Faisal mengatakan permintaan ekspor Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang signifikan karena didukung oleh pelonggaran lockdown global sehingga mendorong pemulihan ekonomi, tercermin juga dari harga komoditas yang menunjukkan tren meningkat.
Namun demikian, dia menilai, kinerja ekspor masih memiliki risiko ke depan, terutama karena kasus Covid-19 yang kembali meningkat di Amerika Serikat dan Eurozone sehingga bisa menghambat laju pemulihan global.
* * *