Ekonomi Indonesia Resmi Resesi, IHSG Terapresiasi
Data ekonomi sesuai ekspektasi pelaku pasar dan sentimen pilpres AS dorong IHSG
Data ekonomi sesuai ekspektasi pelaku pasar dan sentimen pilpres AS dorong IHSG
Bareksa.com- Indonesia resmi memasuki masa resesi ekonomi, yang ditandai dengan kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut. Meski demikian, pasar saham pada sesi pertama perdagangan hari ini bergerak positif karena data ekonomi yang sudah diekspektasi pelaku pasar dan faktor dorongan global.
Data data pertumbuhan PDB kuartal III-2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Kamis (5/11/2020), mengumumkan PDB Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 3,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Angka ini menjadi kontraksi kedua setelah kuartal sebelumnya ekonomi tumbuh negatif 5,32 persen YoY. Indonesia resmi masuk jurang resesi untuk kali pertama sejak 1999.
Promo Terbaru di Bareksa
Meskipun demikian, bila dilihat secara kuartal ke kuartal (quarter to quarter/qtq), ekonomi Indonesia sudah mengalami peningkatan sebesar 5,05 persen. Hal ini menunjukkan sudah ada pemulihan ekonomi pada kuartal ketiga dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang anjlok 4,19 persen (qtq).
Data BPS menunjukkan Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2020 mencapai Rp3.894,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.720,6 triliun.
Seiring dengan pengumuman resesi ini, pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pada sesi pertama perdagangan hari ini naik 1,5 persen ke level 5.199,69.
Grafik Pergerakan IHSG Sesi I
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan tampaknya kinerja ekonomi sudah sesuai ekspektasi pasar, dengan pemulihan yang terjadi di kuartal ketiga. Ditambah lagi, sentimen positif dari global terkait pemilihan presiden Amerika Serikat yang berjalan lancar.
"IHSG hari ini didorong pelaksanaan pemilu AS yang berlangsung dengan sangat demokratis. Market juga mengapresiasi terjadinya recovery perekonomian di Tanah Air," ujarnya dalam pesan singkat kepada Bareksa, Kamis (5/11/2020).
Di samping itu, pelaku pasar juga menanti hasil rapat The Fed dalam rangka mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,25 persen. Dengan tren global suku bunga rendah, diharapkan pertumbuhan ekonomi masih bisa terjaga.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia di 2020 minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Prediksi minus itu lebih dalam dari proyeksi sebelumnya di kisaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.
Menkeu juga memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Angka itu lebih dalam dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya, yakni minus 2,1 persen hingga 0 persen.
Sebagai informasi, IHSG adalah salah satu indikator ekonomi Indonesia dan menjadi acuan pasar modal bagi investasi saham dan berbasis saham seperti reksadana. Reksadana saham berisikan mayoritas saham dan cocok untuk investor agresif dan memiliki horison investasi jangka panjang.
(Hanum K Dewi)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.