Berita Hari Ini: 3 Sekuritas Digeledah Terkait Jiwasraya; 3 Emiten Masuk LQ45
Harga gas industri masih belum turun di sejumlah sektor; Garuda rencana terbitkan sukuk global US$500 juta
Harga gas industri masih belum turun di sejumlah sektor; Garuda rencana terbitkan sukuk global US$500 juta
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait ekonomi, pasar modal dan investasi yang disarikan dari media dan keterbukaan informasi, Selasa, 28 Januari 2020.
Sekuritas Terkait Jiwasraya
Kejaksaan Agung menggeledah tiga sekuritas swasta dalam rangka penyidikan dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya, pada Senin (27/1/2020). Penggeledahan ini dilakukan untuk mencari apakah ada keterkaitan dengan salah satu atau kelima orang tersangka karena diduga saling berhubungan
Promo Terbaru di Bareksa
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Heri Setiyono menjelaskan sekuritas yang digeledah berada di tiga tempat. Pertama, PT Lotus Andalan Sekuritas yang dulu bernama PT Lautandhana Securindo di Jalan Jenderal Sudirman kav. 34, Jakarta.
Kedua, PT Mirae Asset Sekuritas yang dulu bernama PT Daewoo Securities Indonesia. Kemudian PT Ciptadana sekuritas di Plasa Asia office di Jalan Jenderal Sudirman.
"Mudah mudahan dari penggeledahan itu ada barang atau surat yg dapat disita yang nantinya dapat dijadikan barang bukti atau alat bukti," ujar Heri seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (27/1/2020).
Sebelumnya, Kejagung menahan lima tersangka karena ada dugaan pelanggaran terkait fee broker, pembelian saham yang tak likuid dan pembelian reksa dana.
Indeks LQ45
Bursa Efek Indonesia (BEI) merombak konstituen penghuni Indeks LQ45 untuk periode Februari 2020–Juli 2020. Tercatat, ada tiga saham baru yang masuk dan ada tiga saham yang dikeluarkan dari keanggotaan LQ45.
Ketiga saham yang didepak dari keanggotaan LQ45 adalah saham PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Sementara, tiga saham anyar yang masuk anggota LQ45 adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Untuk diketahui, Indeks LQ45 merupakan Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Susunan baru ini bakal berlaku mulai berlaku pada tanggal 3 Februari 2020.
Harga Gas Industri
Menteri ESDM mengakui belum bisa menyesuaikan seluruh harga gas pada tujuh sektor industri. Sejauh ini, baru tiga sektor yang harga gasnya telah sesuai Peraturan Presiden No.40/2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.
"Harga gas yang belum disesuaikan sektor keramik, kaca, sarung tangan karet dan oleokimia," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif seperti dikutip Bisnis.com, Senin (27/1/2020).
Industri sarung tangan karet dan oleokimia menjadi sektor yang mendapat harga gas paling tinggi, yakni masing-masing US$9 per MMBtu dan US$8-US$10 per MMBtu. Menyusul dua sektor tersebut adalah keramik dengan harga gas US$7,7 per MMBtu dan kaca US$7,5 per MMBtu.
Sejauh ini, pemerintah memiliki tiga opsi untuk menurunkan harga gas guna mengikuti mandat Perpres No.40/2016. Pertama, pemerintah berencana mengurangi bagian negara serta efisiensi penyaluran gas.
Kedua, mewajibkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk memenuhi kebijakan DMO Gas. Ketiga, memberikan kemudahan bagi swasta mengimpor gas untuk pengembangan kawasan-kawasan industri yang belum memiliki/terhubung dengan jaringan gas nasional.
Impor dan Virus Corona
Setelah virus corona menewaskan puluhan jiwa di China dan merambah 14 negara, pemerintah Indonesia memperketat impor produk dari China, dan juga negara-negara yang terdampak.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, pengetatan tersebut dilakukan dengan pengawasan di pintu-pintu masuk barang impor seperti bandara dan pelabuhan.
"Sampai saat ini kita hanya lakukan pengetatan pintu masuk kita terhadap semua impor yang tentu saja dalam antisipasi terhadap daerah kita, atau negara tertentu yang kemungkinan akan terkontaminasi hal itu," kata Syahrul dikutip Detik, Senin (27/1/2020).
Syahrul menuturkan, pihaknya menerapkan biosekuriti di seluruh bandara dan pelabuhan di Indonesia sehingga, ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Ia menegaskan, pengetatan ini berlaku baik semua produk makanan, contohnya buah-buahan.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
Garuda Indonesia berencana menerbitkan sukuk global minimal US$ 500 juta pada kuartal I-2020. Perseroan akan mengejar penyelesaian limited riview laporan keuangan 2019 guna merealisasikan aksi korporasi tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, sukuk global akan menjadi prioritas lantaran perseroan menghadapi utang jatuh tempo sukuk global senilai US$ 500 juta pada 3 Juni 2020. Proses penerbitan nantinya turut melewati persetujuan dewan komisaris perseroan.
“Kita mesti selesaikan utang ini secepatnya. Yang prioritas global sukuk, kita akan negosiasi,” jelas dia dikutip Investor Daily (27/1/2020).
Dalam rencana pelunasan kembali utang (refinancing), semula perseroan memang merancang penerbitan sukuk global atau instrumen lainnya dengan nilai maksimum US$ 900 juta tetapi belum diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Januari lalu karena laporan keuangan masih dalam tinjauan terbatas (limited review).
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/kuartal-i-garuda-akan-terbitkan-sukuk-global-us-500-juta
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.