Presdir Manulife Aset, Legowo K : Pasar Bergejolak, Saatnya Rebalancing Aset
Investor berpengalaman disarankan untuk menyesuaikan portofolio investasinya di reksadana saham
Investor berpengalaman disarankan untuk menyesuaikan portofolio investasinya di reksadana saham
Bareksa.com - Dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) mengalami gejolak, naik dan turun hingga akhirnya mampu menguat 0,9 persen ke posisi 6.314 pada hari ini, Rabu, 19 Juni 2019 pukul 11.26 WIB. Di tengah fluktuasi tersebut, investor tentunya akan bertanya yang sebaiknya dilakukan?
Dalam kondisi seperti saat ini, reksadana masih bisa menjadi pilihan investasi yang baik. Selain karena risikonya yang lebih rendah dibandingkan berinvestasi langsung di saham, reksadana juga memiliki berbagai pilihan alokasi aset yang bisa disesuaikan dengan kemampuan investor dalam meminimalisir risiko.
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro menjelaskan bagi investor pemula, berinvestasi di reksadana pasar uang masih akan menjadi andalan. Hal ini seiring dengan imbal hasil yang menarik dengan risiko yang tidak terlalu tinggi.
Promo Terbaru di Bareksa
"Kalau ada pilihan lain, reksadana pendapatan tetap akan cenderung lebih stabil ke depan," kata dia saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, belum lama ini.
Sementara bagi investor yang berpengalaman, saat kondisi fluktuatif seperti saat ini, investor sebaiknya melakukan rebalancing portofolio. Dengan rebalancing ini, investor tidak khawatir dengan koreksi IHSG.
"Investor biasanya dari sekitar 100 persen dana investasi, 30 persen ditempatkan di saham atau reksadana saham. Kalau market turun, alokasinya mungkin diturunkan jadi 25 persen, tetapi kalau market naik direbalancing lagi jadi 30 persen," ujar dia.
Keoptimisan investor berpengalaman ini karena didukung oleh fundamental pasar modal Indonesia yang solid. Legowo mengungkapkan, secara jangka panjang, valuasi saham dan obligasi Indonesia masih menarik. Namun dalam jangka pendek masih harus dicermati lebih lanjut.
"Untuk jangka pendek, volatilitas saham masih harus dilihat," kata dia.
Legowo juga optimististis, pada semester II 2019 ini, pergerakan indeks reksadana saham yang menjadi acuan return reksadana saham akan jauh lebih positif. Pasalnya, investor sudah mulai jenuh dengan berita pergolakan ekonomi dunia yang tidak kunjung berhenti.
"Harusnya (investor) sudah mulai price-in dan kondisi diharapkan membaik. Dari sisi lokal juga semuanya positif, hasil Pemilu juga sebentar lagi diumumkan jadi tidak ada lagi yang membuat investor resah untuk masuk," kata dia.
Pergerakan positif IHSG ini juga diharapkan bisa berpengaruh positif terhadap kinerja Manulife Indonesia. Legowo mengatakan sampai kuartal I 2019, dana kelolaan (asset under management/AUM) Manulife bisa mencapai Rp70 triliun, meningkat dibandingkan akhir 2018 yang sebesar Rp68 triliun.
"Secara industri (reksadana) kami masih melihat masih naik karena jumlah investor juga naik dan mereka masih terus berinvestasi untuk mengharapkan komposisi dananya bertumbuh optimal," jelas dia.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.