BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: Bank Sentral Berpeluang Pangkas Suku Bunga

Bareksa10 Juni 2019
Tags:
Berita Hari Ini: Bank Sentral Berpeluang Pangkas Suku Bunga
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) Jerome Powel (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) sebelum mengikuti sesi IMFC Plenary dalam rangkaian pertemuan tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10). ANTARA FOTO

Top up e-money BMRI naik 20 persen; TPIA dapat tax holiday; Standchart danai Wuling Finance

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 10 Juni 2019.

Bank Sentral

Sejumlah bank sentral di berbagai negara mulai memangkas suku bunga acuan sebagai antisipasi pelambatan ekonomi. Langkah tersebut dipicu oleh semakin meruncingnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan Meksiko. Seperti dikutip Kontan, yang terbaru, Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) membuka peluang untuk memangkas kembali suku bunga acuan di kawasan itu. Dua orang sumber Reuters menyebutkan, penurunan suku bunga akan dilakukan jika ekonomi di wilayah itu mandek lagi setelah naik 0,4 persen pada kuartal I-2019.

Promo Terbaru di Bareksa

Sebelumnya, Bank Sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), sudah menurunkan suku bunga acuan ke level terendah sepanjang sejarah. RBA memangkas 25 basis poin (bps) sehingga bunga acuannya kini berada di 1,25 persen. India juga menempuh langkah serupa. Akhir pekan lalu Bank sentral India memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) juga ikut memberikan sinyal. Padahal sebelumnya The Fed selalu mengatakan tidak akan merespons kondisi global dengan kebijakan moneter

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perseroan mencatatkan kenaikan isi ulang atau top-up saldo uang elektronik E-Money berkisar 15 persen-20 persen selama periode libur Lebaran tahun ini. SEVP Transaction Banking and Retail Sales PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Thomas Wahyudi memastikan bahwa masyarakat pengguna E-Money sudah sangat mempersiapkan kebutuhan saldo E-Money guna memperlancar arus mudik dan arus balik libur Lebaran.

"Apalagi saat ini E-Toll dan E-Money sudah bisa diisi ulang hingga Rp2 juta, jadi masyarakat makin leluasa mempersiapkan jumlah dana yang diisi ulang, terutama untuk transaksi di jalan tol," katanya seperti dikutip Bisnis Indonesia. Meski demikian, Thomas mmemastikan perseroan tetap melakukan antisipasi lonjakan transaksi dan kebutuhan top-up selama periode Lebaran. Menurutnya, Bank Mandiri menyiapkan layanan gerak di beberapa rest area tol pada jalur mudik.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

Perseroan memperoleh pembebasan pajak atau tax holiday atas investasinya di pabrik polietilena baru. Nilai proyek pabrik baru TPIA tersebut mencapai US$380 juta atau sekitar Rp5,4 triliun. Fasilitas pembebasan pajak untuk pabrik tersebut terdiri dari pengurangan pajak penghasilan TPIA sebesar 100 persen untuk 10 tahun pertama setelah produksi komersial. Tahap selanjutnya, TPIA berhak atas pengurangan pajak sebesar 50 persen.

Selain itu, emiten anggota indeks KOMPAS 100 ini juga meraih pembebasan pajak yang dilakukan pihak ketiga untuk periode 10 tahun. Tahun 2018, TPIA membayar pajak sekitar US$73,46 juta. Sebagai perbandingan, emiten ini membayar pajak tahun 2017 yang sebesar US$101,60 juta. TPIA saat ini memang sedang getol mengerek kapasitas produksi. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini berniat menambah kapasitas produksi polietilena sekitar 400 kilo ton per tahun lagi. Saat ini, kapasitas produksi baru mencapai 336 kilo ton per tahun. Dengan begitu, total kapasitas akan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 736 kilo ton per tahun.

Persaingan Dana Murah

Perbankan semakin berlomba menggenjot dana murah alias giro dan tabungan guna menekan biaya dana alias cost of fund (CoF). Alhasil, persaingan perebutan dana di pasar menjadi semakin sengit. Sejumlah bank mengakui kalau pada kuartal dua 2019 ini rasio biaya dana cenderung mengalami peningkatan dibandingkan awal tahun.

Seperti dikutip Kontan, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim), menyebutkan per April 2019 posisi biaya dana meningkat sebesar 5,96 persen dibandingkan April 2018. Kendati biaya dana meningkat, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menerangkan, rasio dana murah alias current account saving account (CASA) pada bulan April 2019 meningkat. "CASA per April 2019 menjadi 70,88 persen dibandingkan dengan April 2018 sebesar 70,33 persen," kata dia, pekan lalu.

Wuling Finance

Wuling Finance sudah meneken pendanaan dari Standard Chartered Bank Indonesia. Wuling mendapatkan pendanaan sekitar Rp600 miliar di akhir Mei lalu. "Sebagai anggota baru di industri multifinance, kami berharap dukungan Standard Chartered Indonesia menjadikan kami bisa mengembangkan bisnis lebih cepat," kata Nathan Sun, Direktur Utama Wuling Finance, belum lama ini.

Pendanaan dari Stanchart ini menjadi yang pertama bagi Wuling Finance sejak perusahaan pembiayaan tersebut resmi beroperasi. "Standard Chartered Bank Indonesia sepenuhnya memahami betapa pentingnya keberhasilan bisnis dan bertujuan membantu Wuling Finance memaksimalkan kesempatan untuk menyelaraskan keuangan yang kompleks," kata Haryanto Suganda, Country Global Banking Head of Standard Chartered Bank Indonesia.

Fintech

Penyaluran pinjaman financial technology (fintech) peer to peer lending semakin menanjak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga April 2019 jumlah pinjaman yang disalurkan oleh fintech sebesar Rp37,01 triliun. Nilai ini tumbuh 63,33 persen dibandingkan dengan akhir tahun lalu atau year to date sebesar Rp22,66 triliun. Dari data OJK itu juga terlihat fintech mampu menjaga kualitas pinjaman. Terlihat dari rasio tingkat keberhasilan 90 hari (TKB 90) di level 98,37 persen. Artinya pinjaman yang tidak dikembalikan oleh borrower kepada lender dalam kurung 90 hari atau tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) hanya 1,63 persen.

Rasio TWP 90 hari pada April 2019 ini membaik dibandingkan posisi Maret 2019 di level 2,62 persen. Namun masih tinggi ketimbang akhir tahun 2018 pada level 1,45 persen. PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku mencatat, hingga April sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp6,4 triliun. "Kebanyakan pinjaman untuk trade finance dan ecommerce loan. Pinjaman di Indonesia hingga pertengahan Mei 2019 sebesar Rp 4 triliun," ujar Co Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya. Adapun default atau gagal bayar peminjam di Modalku di level 0,99 persen.

(hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua