Berita Hari Ini: BPJSTK Tambah Investasi Saham, Pemerintah Private Placement SUN
Bukalapak ekspansi ke luar negeri, BI sempurnakan ketentuan DNDF, pemerintah perbesar anggaran belanja modal
Bukalapak ekspansi ke luar negeri, BI sempurnakan ketentuan DNDF, pemerintah perbesar anggaran belanja modal
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 21 Mei 2019 :
BPJS Ketenagakerjaan
BPJS TK tengah bersiap merealisasikan rebalancing dan building portofolio investasi di tengah tren pelemahan kinerja pasar saham. Seperti dikutip Bisnis Indonesia, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menegaskan pihaknya siap untuk menambah penempatan dana kelolaan di instrumen saham.
Promo Terbaru di Bareksa
“It’s time to buy. Dengan kondisi koreksi pasar ini, justru sangat bagus untuk melakukan rebalancing dan building portofolio,” ujarnya.
Agus menjelaskan pihaknya bakal masuk ke emiten-emiten unggulan dengan kinerja yang baik. Di samping itu, pihaknya tetap akan mengendepankan prinsip kehati-hatian.
Saham-saham perusahaan pelat merah, jelas dia, tentu menjadi opsi bagi BPJS Ketenagakerjaan. Kendati begitu, Agus masih enggan merincikan sektor atau saham BUMN mana yang diincar.
“Ya, BUMN. Tapi, semuanya akan kami lihat. [Juga] emiten yang kapitalisasinya besar,” jelas dia.
SUN
Kementerian Keuangan telah melakukan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dengan cara private placement pada 20 Mei 2019, dengan jumlah total Rp1,3 triliun yang transaksinya telah dilakukan pada tanggal 15 Mei 2019. SUN yang diterbitkan merupakan jenis fixed rate (FR) seri FR0074 dengan status dapat diperdagangkan (tradable).
SUN tersebut menawarkan tingkat kupon 7,5 persen dengan yield 8,5 persen. Adapun tanggal Jatuh Tempo pada 15 Agustus 2032 dengan tanggal Setelmen 20 Mei 2019.
Bukalapak
Raksasa e-commerce, Bukalapak melebarkan sayapnya bisnis dengan berekspansi ke Asia Tenggara. Bukalapak meluncurkan BukaGlobal. Seperti dikutip CNBC Indonesia, dalam blog resmi perusahaan, pada peluncuran perdana, BukaGlobal tersedia untuk jasa pengiriman ke negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong dan Taiwan.
"BukaGlobal dirancang untuk mengatasi tantangan logistik di kawasan ini, seperti biaya tinggi dalam pengiriman pos dan kurir. Kami ingin mendobrak hambatan yang menghalangi pengusaha muda dan kecil untuk bersaing di lapangan bermain global, terutama dalam hal akses, infrastruktur, dan konektivitas, " ujar presiden Bukalapak Fajrin Rasyid seperti dikutip dari e27.
Singapura jadi negara pertama yang dilayani oleh BukaGlobal. Bukalapak akan menawarkan produk-produk dari UMKM Indonesia. Guna mempersiapkan diri untuk bergabung dalam perkiraan tren, pemerintah Indonesia membantu delapan juta UKM Indonesia untuk mengubah model bisnis mereka dengan mendukung BukaGlobal.
Bank Indonesia
Sebagaimana keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2019, Bank Indonesia (BI) memperluas kebijakan yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik, salah satunya dengan mendorong sisi supply transaksi domestic non deliverable forward (DNDF), khususnya melalui penyederhanaan ketentuan kewajiban underlying transaksi.
Untuk itu, Bank Indonesia menyempurnakan ketentuan DNDF melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.21/7/PBI/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/10/PBI/2018 tentang Transaksi Domestic Non Deliverable Forward.
Penerbitan PBI bertujuan untuk memberikan fleksibilitas melalui penyesuaian underlying transaksi untuk penjualan valuta asing terhadap rupiah melalui transaksi DNDF yang dilakukan oleh nasabah atau pihak asing.
Penyempurnaan ketentuan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pelaku pasar untuk melakukan lindung nilai atas risiko nilai tukar melalui penjualan valuta asing terhadap rupiah melalui transaksi DNDF.
APBN
Pemerintah bakal memperbesar anggaran belanja modal tahun depan. Rencana ini ini sesuai dengan tema kebijakan fiskal tahun 2020, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk akselerasi daya saing, melalui inovasi dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemeritah berencana meningkatkan alokasi anggaran belanja modal tahun depan agar kembali melampaui Rp200 triliun.
Target ini sesuai pembahasan bersama Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu. Meski belum merinci nilai persisnya, Menkeu menyebut kenaikan alokasi belanja modal itu untuk memenuhi fokus pemerintah, dalam program pembangunan SDM.
"Apakah itu untuk pendidikan, kesehatan, atau untuk jaring pengaman sosial yang komprehensif," kata Menkeu seperti dikutip Kontan.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
Perlahan tapi pasti, proses restrukturisasi di tubuh perseroan terus berjalan. Pekan ini, emiten ini dan anak usahanya menghadapi hasil beberapa pemungutan suara atas permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Salah satunya Poly Meditra Indonesia (PMI), anak usaha AISA yang memproduksi permen merek Gulas.
Kemarin, proses PKPU PMI berakhir damai di Pengadilan Niaga Semarang. "PKPU TPS-PMI lolos, proposal perdamaian disetujui kreditur secara aklamasi," kata Hengky Koeswanto, Dirut AISA, kepada KONTAN, Senin (20/5).
Hengky menyebut, pasca putusan ini, manajemen baru AISA akan memproses pengambilalihan anak-anak usaha yang masih di bawah manajemen lama.
"Setelah itu stabilisasi perseroan, baru bicara growth lagi," tutur dia.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.